Tak Disangka Ini Sosok Pengintai Kacab Bank Sebelum Diculik dan Dibunuh, Polisi: Peran Krusial

Polisi berhasil menangkap RS, pelaku pengintaian dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN di Pasar Rebo. Perannya krusial

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnews.com/Reynas Abdila
PENGINTAI- Tim Gabungan Jatanras Polda Metro Jaya dan Resmob Polrestabes Semarang menangkap pelaku pengintai inisial RS terhadap Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta (37). RS ditangkap di Jalan Handayani, Sendangrejo, Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). 

"Kok bisa tahu korban pada saat itu keluar dari kantor, berada di (supermarket). Kemudian bisa dibuntuti. Ini pasti yang sudah ada membuntuti dan memantau keberadaan korban," ungkap Susno dalam tayangan Kompas TV, dikutip Tribun-medan.com dari TribunnewsBogor.com, Selasa (26/8/2025).

Susno menegaskan, isu kredit fiktif maupun utang piutang sulit dijadikan alasan pembunuhan.

"(Dugaan motif karena adanya penggelapan kredit fiktif?) bagaimana mau gitu karena kan tidak bisa hilang, semuanya kan catatan elektronik, jadi tidak bisa dihilangkan. Kecuali kalau korban memainkan duit negara, tapi bukan caranya dengan menculik kayak gitu, itu tidak mungkin," jelasnya.

Ia juga menepis isu bahwa korban memiliki utang.

"Apakah yang punya utang adalah korban? Kalau yang punya utang orang lain kepada bank, kan tidak bisa menghapus utangnya dengan membunuh korban, itu kan bodoh sekali," kata Susno.

Menurutnya, empat orang penculik yang sudah ditangkap kemungkinan besar bukanlah otak pembunuhan.

"Para penculik ini saya yakin, kecil sekali kemungkinan, bukan mereka dalangnya. Pasti ada dalangnya. Motivasinya apa sih? ini yang harus diungkap, jangan dibelokkan ke utang piutang, kecil kalau utang piutang," tegasnya.

Alih-alih soal kredit, Susno lebih yakin pembunuhan ini dilatarbelakangi dendam atau sakit hati.

"Ada orang yang diculik, dibunuh, penyebabnya karena dendam pribadi, persaingan, sakit hati, ada juga masalah utang piutang bukan pada negara," ungkapnya.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Dwi Hartono sakit hati karena upayanya mengajukan kredit fiktif Rp13 miliar digagalkan Ilham Pradipta.

Ilham diketahui mencoret klausul peminjaman tersebut hingga membuat Dwi diduga merencanakan aksi balas dendam.

Respons BRI

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Hery Gunardi, juga angkat bicara dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI.

Ia menyampaikan keprihatinannya atas kematian salah satu Kacab BRI.

"Karyawan yang meninggal itu kita sedang melakukan pendalaman, kita juga prihatin, sepertinya diculik, saya lihat di videonya itu dimasukin mobil, terus dibawa, tahu-tahu meninggal tadi pagi," kata Hery.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved