Siapa Salsa Erwina? Omeli Ahmad Sahroni Lalu Ditantang Debat Soal Penuntut DPR Bubar 'Tolol'

Salsa Erwina Hutagalung adalah influencer pendiri akun @jadidewasa. Ia disorot usai menantang debat Ahmad Sahroni, anggota DPR RI dari Partai NasDem.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
instagram @salsaer/kompas.com
DITANTANG DEBAT - Nama Salsa Erwina Hutagalung ikut jadi sorotan di tengah kontroversi anggota DPR RI Ahmad Sahroni yang bilang bahwa penuntut agar DPR Bubar dengan sebutan 'tolol'. Salsa Erwina Hutagalung adalah influencer pendiri akun @jadidewasa. Ia disorot usai menantang debat Ahmad Sahroni, anggota DPR RI dari Partai NasDem. Jadi Dewasa 101 (JDW 101) merupakan channel podcast yang membahas tips dan trik tumbuh menjadi dewasa. 

 Ia juga sempat mengunggah foto Salsa yang sedang berbicara di media televisi.

"Jauh yah ibu ini ... lg Lomba debat di denmark yah ?? selamat ya bu ssmoga debat nya menang dan terus menang... Ibu juara dan juaraa," tulisnya.

Sebelumnya diberitakan, Ahmad Sahroni mengatakan siapa saja boleh mengkritik DPR RI.

Namun tidak boleh mencaci maki berlebihan, karena bisa merusak mental.

"Mental manusia yang begitu adalah mental manusia tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia," kata Ahmad Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).

Klarifikasi Ahmad Sahroni Soal Penuntut DPR Bubar 'Tolol'

Sebelumnya, Ahmad Sahroni, anggota DPR RI dari Partai NasDem mengklarifikasi pernyataannya soal penuntut DPR Bubar dengan sebutan 'Tolol'.

Nama Salsa Erwina Hutagalung menjadi sorotan setelah menantang debat Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.

Ahmad Sahroni mengklarifikasi bahwa ia tidak pernah bermaksud merendahkan masyarakat penuntut agar DPR RI bubar dengan sebutan 'Tolol'

Ia mengeklaim, pernyataan "orang tolol sedunia" yang menuai kritik sesungguhnya bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan. 

“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/8/2025).   

“Tapi untuk spesifik yang gue sampaikan bahwa bahasa tolol itu bukan pada obyek, yang misalnya ‘itu masyarakat yang mengatakan bubar DPR adalah tolol’. Enggak ada itu bahasa gue,” imbuh dia. 

Menurut dia, ucapannya dipahami keliru sehingga kemudian digoreng seolah-olah ditujukan kepada masyarakat. 

Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota. 

“Iya, masalah ngomong bubarin pada pokok yang memang sebelumnya adalah ada problem tentang masalah gaji dan tunjangan. Nah, kan itu perlu dijelasin bagaimana itu tunjangan, bagaimana itu tunjangan rumah. Kan perlu penjelasan yang detail dan teknis,” tutur Sahroni. 

“Maka itu enggak make sense kalau pembubaran DPR, cuma gara-gara yang tidak dapat informasi lengkap tentang tunjangan-tunjangan itu,” ujar dia. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved