Gebong Mamarong hingga Masjid Apung: Siswa SMANSA Belajar Sejarah Langsung dari Sumbernya
Kegiatan Kokurikuler SMAN 1 Pangkalpinang yang dilaksanakan di Belinyu pada Rabu (12/11/2025)
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Pendidikan bukan sekadar kegiatan di ruang kelas. Untuk membentuk peserta didik yang berkarakter dan berwawasan luas, pembelajaran perlu dihubungkan dengan realitas kehidupan serta lingkungan sekitar.
Semangat inilah yang melatarbelakangi kegiatan Kokurikuler SMAN 1 Pangkalpinang bertema “Lestarikan Warisan Sejarah & Cintai Budaya Lokal” yang dilaksanakan pada Rabu (12/11/2025) dengan tujuan utama ke Belinyu.
Sebanyak 418 siswa kelas X bersama 50 orang pendidik, tenaga kependidikan dan karyawan sekolah mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Mereka menapaki jejak sejarah di Belinyu melalui kunjungan ke empat lokasi bersejarah, yakni Gebong Mamarong di Air Abik, Benteng Kuto Panji, Masjid Apung Tanjung Putat dan Klenteng Kwan Ti Miau.
Perjalanan dimulai dari Desa Air Abik, sebuah lokasi yang dikenal akan keasrian alam dan kearifan lokalnya. Di tempat ini siswa mendapatkan pengalaman langsung mengenai kehidupan masyarakat desa dan potensi sumber daya alam yang ada.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta lingkungan dan pemahaman tentang pentingnya menjaga warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Para siswa langsung dipandu oleh Muhammad Abdurrahman dan tim, Pemandu yang menjelaskan tentang Sejarah Rumah adat suku lom Gebong Mamarong, Air Abik.
Dalam kesempatan ini Kepala SMAN 1 Pangkalpinang, Jumani, M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan karakter peserta didik.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air melalui apresiasi terhadap peninggalan leluhur serta peningkatan pengetahuan terhadap sejarah daerah. Hal ini sejalan dengan moto sekolah kami: Cerdas Berpengetahuan, Luhur Berkarakter,” ujarnya.
Widia Lestari, Waka Kesiswaan menambahkan bahwa kegiatan lawatan sejarah ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar di luar kelas, tetapi juga memperkaya pemahaman siswa terhadap keragaman budaya lokal.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa bangga dan kepedulian peserta didik terhadap warisan budaya, serta mendorong mereka menjadi generasi penerus yang aktif melestarikannya,” tuturnya.
Sebagai Waka Kurikulum yang turut mendampingi kegiatan, Rosita Sihombing menilai bahwa lawatan ini memberikan pembelajaran kontekstual yang sangat bermakna.
“Siswa tidak hanya belajar teori sejarah di kelas, tetapi juga melihat langsung bukti-bukti fisik peninggalan masa lalu. Inilah wujud pembelajaran yang hidup dan berkesan,” ungkapnya.
Antusiasme serupa juga dirasakan para siswa. Fernita Joy, salah satu peserta dari kelas X, mengungkapkan kegembiraannya.
“Kami sangat senang dengan kegiatan ini, karena selain bisa refreshing kami jadi tahu ternyata di Pulau Bangka banyak situs sejarah yang menarik, tidak kalah dengan yang ada di daerah lain,” kata Fernita.
| Kronologi Lengkap Siswa SMPN 26 Palembang Tewas di Parit, Polisi Pastikan Murni Kecelakaan |
|
|---|
| Motif Peledakan di SMAN 72 Jakarta, Terungkap Fakta Baru tentang Pelaku |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Siapkan Pengacara untuk Guru yang Tampar Siswa Loncat Pagar dan Dimintai Ganti Rugi |
|
|---|
| Sosok Rana Saputra, Guru Tampar Siswa Diminta Ganti Rugi Visum Rp150 Ribu, Tak Takut Dilapor ke KDM |
|
|---|
| Resmi Dilantik Jadi Bupati Bangka, Gubernur Hidayat Minta Fery Insani Komitmen Bersinergi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251113-Belinyu.jpg)