BANGKAPOS.COM - Semua orang sudah pasti mengetahui apa itu piramid, bangunan ribuan tahun yang lalu dengan konstruksi unik dan banyak terdapat di Mesir yang sejatinya adalah makam para penguasa dan raja di kala itu.
Namun banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana sebuah Piramid dibangun.
Firaun dalam membangun Piramid menggunakan sejumlah besar batu sampai dengan dua juta batu, banyak yang berpendapat bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengangkat jutaan batu yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram.
Sudah sekian lama para saintis kebingungan tentang bagaimana sebuah Piramid yang merupakan salah satu bangunan ajaib di dunia ini terbentuk. Terdapat berbagai teori yang dikemukakan untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam pembangunan Piramid ini kerana teknologi untuk mengangkat batu-batuan besar yang beratnya mencapai ribuan kilogram ke puncak bangunan belum memungkinkan di zamannya. Apakah rahasia dibalik pembangunan Piramid tersebut?
Para saintis mengatakan bahwa Firaun mahir dibidang ilmu kimia dalam memproses tanah liat sehingga menjadi batu normal.
Teknik yang mereka gunakan sangat misteri dilihat dari spesifikasi batu yang mereka tinggalkan. Profesor Gilles Hug. dan Dr Michel Barsoum menegaskan bahwa Piramid yang paling besar di Giza, dibuat dari dua jenis batuan yang terdiri dari batu asli dan batu-batu yang dibuat secara manual hasil dari olahan tanah liat.
Artikel kajian yang diterbitkan oleh majalah “Journal of the American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan tanah jenis slurry untuk membina monumen yang tinggi, termasuk Piramid. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram ke atas pucak bangunan. Sebaliknya pada dasar Piramid, Firaun menggunakan batu asli atau alam.
Profesor Davidovits telah mengambil sampel batu Piramid yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap batu tersebut.
Hasilnya, Davidovits menegaskan bahwa batu itu dibuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop elektron, ahli geologi belum mampu untuk membedakan antara batu alam dengan batu buatan manusia.
Menurutnya lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur yang dipanaskan dengan air garam dan ini akan menghasilkan terbentuknya campuran tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan ke dalam tempat yang disediakan di dinding Piramid.
Ringkasnya lumpur yang sudah diaduk menurut ukuran yang dikehendaki tersebut dibakar, lalu diletakkan di tempat yang sudah disediakan di dinding Piramid.
Akhirnya, misteri pembangunan Piramid pun terpecahkan dikalangan para ilmuan dan peneliti setelah bertahun-tahun lamanya melakukan riset yang mendalam.
Sedangkan, fakta yang menakjubkan mengenai hal ini terdapat dalam Al-Qur’an. Jika dikaji lebih mendalam, ternyata Al-Qur’an telah menjelaskan perkara ini 1400 tahun silam sebelum kajian saintifik dijalankan. Perhatikan ayat berikut:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir’aun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia dari orang-orang pendusta,” (QS. Al-Qashash’ 28:38).