Aice Es Krim Asal Singapura yang Bermitra dengan Toko Kelontong

Penulis: Ardhina Trisila Sakti
Editor: Hendra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Freezer Aice di Kantor Pemasaran Aice di Jalan Manunggal Beluluk Pangkalan Baru, Bangka Tengah

Laporan wartawan Bangka Pos, Ardhina Trisila Sakti

BANGKAPOS.COM, BANGKA- Belum lama ini freezer es krim berwarna biru kerap terpajang di toko dan counter handphone seputar wilayah Kota Pangkalpinang.

Freezer es krim ini bernama Aice yang memiliki dua belas varian rasa.

Supervisor Aice Kota Pangkalpinang Andri Damopoli saat ditemui Bangka Pos di kantor pemasaran Aice yang berlokasi di Jalan Manunggal Beluluk Pangkalan Baru, Bangka Tengah mengatakan es krim yang berasal dari Singapura ini dijual dengan harga terjangkau berkisar Rp.2.000 sampai Rp.10.000.

Hadir sejak Januari 2017, Aice memfokuskan pemasaran es krim di daerah permukiman padat penduduk. Tak salah bila Aice sering ditemukan di toko-toko

"Langkah awal kami menuju pangsa pasar ke toko kelontong belum ke swalayan dikarenakan target kami juga anak-anak yang sekarang uang sakunya terbatas. Toko kelontong dekat dengan pemukiman penduduk, masyarakat jadi tidak terlalu jauh untuk menikmati Aice," ujar Andre kepada Bangka Pos, Sabtu (3/6).

Aice mengusung tagline "Have an Aice day" yang berarti es krim ini dapat dinikmati setiap hari karena harganya yang murah. \

Harga murah ini dimaksudkan tak hanya menarik minat konsumen namun juga pedagang toko kelontong untuk bermitra dengan distributor Aice di Pulau Bangka PT Youyou Glory Industri.

Hingga saat ini pemasaran Aice sudah meliputi tiga kota di Pulau Bangka seperti Pangkalpinang sebanyak 193 mitra, Sungailiat sebanyak dua puluh lima mitra dan Koba sebanyak empat mitra.

Toko yang hendak bermitra akan mengeluarkan modal senilai Rp.1,5 juta dengan fasilitas gratis peminjaman freezer Aice yang berbobot 73,5 kg dan berkapasitas menyimpan 800 pcs es krim.

"Mereka (pedagang) tertarik menjual karena harga Aice terjangkau dan rasanya kayak es krim lain yang sudah lama beredar. Jadi mereka melihat peluangnya besar. Cara pemasarannya kami pinjamkan satu feezer, dengan modal Rp.1,5 pedagang mendapatkan dua belas varian rasa sebanyak dua puluh jumlah box yang berisi 800 pcs. Mitra juga dapat keuntungan 25 persen dari penjualan per bungkus Aice," terangnya.

Meski demikian pemasaran Aice bukan tanpa kendala, sebab masih banyak rumah tangga yang menggunakan daya listrik sebesar 900 watt dapat berdampak pada pengurangan penggunaan listrik pada barang elektronik lainnya.

Per hari freezer Aice membutuhkan daya sebesar 253 watt dan diperkirakan dalam sehari freezer ini memakan tarif listrik sebesar Rp.5000 per hari.

"Kendalanya kebanyakan masyarakat menggunakan daya listrik 900 watt. Bisa saja kita pasang freezer namun penggunaan listrik untuk freezer lain tak bisa digunakan," saran Andre.

Ia pun mengingatkan bagi mitra yang melanggar MOU dengan distributor maka dapat dikenakan sanksi pencabutan barang.

Selama lima bulan Aice beredar, delapan mitra terpaksa diputuskan karena menjual Aice diatas harga yang telah ditentukan dan memasukkan produk atau merk makanan lain ke dalam freezer Aice.

Berita Terkini