Bripka Iwan juga menjabarkan apa saja yang ia alami selama lebih dari 30 jam berada dalam sandera.
"Saya disekap, diikat, saya berpikir persentase saya 99 persen mati 1 persennya hidup, nah satu persen itulah Allah kasih kepada saya. Allah yang pandai membolak-balikan hati seseorang," jelasnya.
Baca: Subhanallah, DJ Katty Butterfly Serius Jadi Mualaf, Begini Kiasah Perjuangannya Jalani Ibadah Puasa
Selama dalam penyanderaan, ia mengatakan kalau dirinya tak pernah putus berdzikir dan berdoa.
"Saya pikir kalau memang ini takdir saya harus mati, di sinilah saya mati, tapi kalau memang takdir saya masih hidup, berarti Allah menghendaki saya hidup dan tetap mengabdi kepada Polri," katanya.
Bripka Iwan juga mengatakan jika dirinya dilepas saat para napi tersebut meminta makanan, disaat itu pula dirinya dibebaskan.
Ia lalu memberikan pesan pada akhir video tersebut.
Baca: Kesempatan Berkarir! PT KAI Buka Lowongan untuk Lulusan SLTA
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya teman terbaik saya, tim saya, rekan-rekan saya sudah memperjuangkan negara ini hingga titik darah penghabisan saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya sangat menyesal sekali, saya juga berterimakasih pada pimpinan memperjuangkan nasib anak buahnya walaupun saya disandera hingga dilepaskan kembali. Pesan untuk teman-teman kita harus semangat untuk memberantas teroris dan kekejamannya," pungkas Bripka Iwan. (*)
Simak videonya di sini:
Ini Yang Membuat Napi Teroris di Mako Brimob Habisi 5 Nyawa Polisi Secara Sadis
Insiden kerusuhan yang dilakukan Napi Teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Cimanggis, Depok menyisakan duka mendalam.
Enam orang anggota polisi disandra oleh napi teroris yang bertingkah sadis meski di dalam tahanan.
Lima orang polisi tews dibunuh secara sadis oleh napi teroris di Mako Brimob.
Kelima korban angota polisi yang tewas di Mako Brimob dalam insiden kerususah terjadi pada Selasa (8/5/2018) lalu yakni Ipda Rospuji Siswanto, Bripka Denny Setiadi, Brigadir Fandy Setyo Nugroho, Bripda Syukron Fahdli Idensos dan Bripda Wahyu Catur Pamungkas.
Namun, seorang polisi yakni Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera hampir 30 jam oleh napi teroris berhasil selamat.
Meski demikian, Bripka Iwan harus menjalani perawatan lantaran tubuhnya terdapat luka yang dilakukan oleh napi teroris.