BANGKAPOS.COM, BANGKA - Bila sebelumnya orang beranggapan para tukang cukur hanya bermodalkan cermin, gunting, dan sisir, itu salah.
Saat ini, kebanyakan dari tukang pangkas rambut sudah memiliki sertifikat keahlian.
Sertifikat ini adalah bentuk kesungguhan untuk memberi kenyamanan dan pelayanan terbaik bagi pelanggan agar bisa mendapat layanan yang nyaman dan gaya rambut yang lebih kekinian.
Satu di antarnya pemilik salon Wafa yang kurang lebih telah 10 tahun berdiri, Toyo.
Dia mengungkapkan, sebelum membuka usaha salon, dirinya mengikuti kursus atau sekolah mengenai pelatihan keterampilan salon.
"sebelumnya memang sekolah kursus salon dan saya belajar dari nol di satu salon ternama di Jakarta, " kata Toyo
Lebih lanjut lagi, ia mengungkapkan, sekolah kursus salon ini sistemnya hampir sama dengan kuliah di perguruan tinggi.
Bahkan biayanya pun dengan nominal yang cukup besar.
"Sistem belajar di sini hampir sama prosedur dan biayanya dengan kuliah. kita juga ada ujiannya, misalnya dalam ujian tersebut hasil yang kita peroleh 80 persen artinya kita dikatakan lolos ujian. Namun, jika dibawah maka harus belajar lagi dan bayar biaya kursus untuk mendapatkan sertifikat," ujar Toyo bangkapos.com, Senin (10/2/2020).
Ia mengatakan, untuk pelatihan keterampilan salon ada tiga tingkatan, yaitu basic, akademi dan profesional.
"Basic itu merupakan tahap awal yang dimulai dari nol, yang pelatihannya lebih ke bagiannya creambath," ucap Toyo
"Saya juga berawal dari basic dan akhirnya terus belajar lagi secara bertahap hingga sampai ke tingkatan profesional hairstyles," ujar Toyo.
Ia mengatakan, untuk memperlajari salon ini tidak bisa ditentukan berapa lama.
Lama tidaknya seseorang menguasai teknik memangkas rambut sesuai dengan bakat atau keterampilannya masing-masing.
"Bakat dan keterampilan merupakan hal yang sangat mendukung. Oleh karena itu, tidak bisa dipastikan berapa lama untuk kursusnya. Kalau memang punya keterampilan dan bakat, untuk tahap basic dua bulan juga bisa selesai, " tutur Toyo