Sementara itu teori menyebutkan kawah ini dibakar dengan teknik pembakaran cara yang biasa dilakukan untuk menutup lubang gas alam karena surplus atau demi keamanan.
Akan tetapi bila pun strategi itu benar, laporan zaman Soviet tersebut diyakini para pakar akan tetap dirahasiakan.
Sejarawan Je ronim Perovic mengatakan misteri “Gerbang Neraka” ini cukup logis.
Kawah itu merupakan refleksi bagaimana berbagai hal dikerjakan pada masa Soviet.
Saat itu hanya keberhasilan yang dilaporkan, bukan kegagalan.
Jadi, bila ada orang daerah yang melakukan kesalahan, tak ada yang mau diketahui,” kata Perovic kepada BBC.
Karena lokasi kawah di daerah gurun terpencil, dampak yang diakibatkan juga minimal.
Apalagi karena Uni Soviet tidak pernah memiliki masalah dengan pasokan gas, saat itu dengan produksi 700.000 kubik meter setahun.
Jadi, terbakarnya lubang gas ini merupakan alternatif yang praktik, menurut Perovic.
“Membakar 15.000 atau 16.000 meter kubik per tahun atau sekitar empat kali yang digunakan Swiss setahun, bukan apa-apa bagi mereka.
Jadi, daripada menggunakannya dengan menyalurkan lewat pipa dan harus membangun infrastruktur, mereka memutuskan untuk membakarnya,” katanya lagi.
Di sisi lain, Stefan Green, seorang pakar mikrobiologi yang ikut dalam ekspedisi bersama Kourounis, mengatakan “melepaskan metana tanpa kendali merupakan satu hal buruk,” jadi membakarnya merupakan satu hal yang logis.
Membakar gas menghasilkan karbon dioksida, tapi membakar metana lebih bahaya lagi.
Praktik ini biasa dilakukan di negara-negara seperti Irak, Iran, atau Amerika Serikat.
Apa pun itu, kawah itu terus terbakar.