Panggilan telepon dari orangtua Rivaldo lebih dari 30 kali.
Tak satupun panggilan ini mampu membangunkan Rivaldo dari tidur lelapnya, termasuk panggilan dari kedua orangtuanya.
Saat prosesi wisuda berlangsung, masing-masing wisudawan dipanggil maju.
Saat nama Rivaldo dipanggil pewara, tidak ada yang berdiri atau maju.
Pewara bahkan mencari-cari nama yang dipanggil dengan meninggikan badannya, tidak ada respons dari nama yang dipanggil.
Karena Rivaldo tidak muncul, pewara melanjutkan pemanggilan ke nama mahasiswa berikutnya.
“Saya baru tahu kedua orangtua saya marah dan kecewa saat nama saya dipanggil, saya tidak muncul.
Mereka tidak tahu saya sedang tertidur lelap di kamar kos,” kata Rivaldo.
Rivaldo mengaku sangat menyesal dan merasa berdosa kepada kedua orangtuanya yang hadir di komplek kampus IAIN Sultan Amai Kota Gorontalo.
Acara wisuda IAIN Sultan Amai ini disiarkan langsung di kanal Youtube kampus ini.
Pemanggilan nama Rivaldo yang memiliki nomor wisuda 214 ini tak kunjung dihadiri yang bersangkutan hingga akhir prosesi wisuda.
Sidang senat perguruan tinggi ini pun ditutup, rektor dan para anggota senat lainnya meninggalkan ruang sidang.
Sementara di tempat kos, Rivaldo mulai terasa panas dan pengap.
Ia langsung teringat harus segera ke kampus untuk menghadiri wisuda.
Dia melompat ke kamar mandi untuk membersihkan diri.