CNN tidak dapat memverifikasi temuan Amnesty International secara independen.
Laporan tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa Amnesty International mengatakan para ahli senjata dan "analis penginderaan jarak jauh" memeriksa citra satelit dan foto rumah-rumah.
Dan tampak pecahan persenjataan yang ditemukan dari puing-puing yang hancur.
Akibat dua serangan ini, 19 anak-anak, 14 perempuan, dan 10 laki-laki tewas, klaim laporan tersebut.
Amnesty International menguraikan tidak menemukan indikasi apa pun soal sasaran militer yang berada di lokasi serangan udara tersebut.
Dalam laporan yang dibagikan organisasi hak asasi manusia menekankan bahwa penggunaan senjata AS untuk serangan semacam itu harus menjadi peringatan mendesak bagi pemerintahan Presiden Joe Biden.
Pada Rabu (6/12/2023), Juru bicara Amnesty International, Matt Miller mengatakan Departemen Luar Negeri AS sedang meninjau laporan tersebut.
"Kami telah menjelaskan dalam diskusi kami dengan para pemimpin Israel bahwa kami sangat prihatin terhadap perlindungan warga sipil dalam konflik ini," kata Miller.
"Kami berharap Israel hanya menargetkan sasaran yang sah dan mematuhi hukum konflik bersenjata," lanjutnya.
IDF: Laporan Bias
Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut laporan tersebut "cacat, bias dan prematur, berdasarkan asumsi tidak berdasar mengenai operasi IDF".
IDF mengaku menyesalkan segala kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil atau properti sipil sebagai akibat dari operasinya.
Tentara Israel juga akan mengkaji seluruh operasinya agar menjadi lebih baik.
Dilansir dari Al Monitor, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari 80 persen warga Palestina di Gaza menjadi pengungsi akibat pemboman Isreal.
Israel pun mendesak orang-orang untuk meninggalkan sisi utara Gaza ke selatan agar tidak terkena serangan.
Di tengah serangan yang sedang berlangsung oleh faksi-faksi yang didukung Iran di wilayah tersebut, sistem pertahanan Arrow Israel mencegat rudal yang ditembakkan oleh pemberontak Houthi di Yaman, IDF melaporkan, dikutip dari Reuters.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Garudea prabawati)