BANGKAPOS.COM- Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa. Karena Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang paling diberkahi dalam setahun, maka siapa pun yang melewatinya pasti telah melewatkan banyak kebaikan.
Banyak ulama menekankan bahwa selain menghindari dosa, mengabaikan waktu pada malam yang berharga ini juga harus dihindari.
Bagi seorang mukmin yang ingin taat kepada Tuhannya dan meningkatkan amal baiknya, usaha harus dilakukan untuk mengisi malam ini dengan ibadah dan ketaatan. Jika ini dilakukan dengan tekun, maka pengampunan atas dosa-dosa masa lalu dapat diraih.
Lailatul Qadar memberikan kesempatan yang luar biasa untuk berdoa demi mewujudkan impian-impian terbaik dan menghindari bencana dan kesialan.
Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa. Karena Lailatul Qadar merupakan malam yang paling diberkahi dalam setahun, maka barangsiapa yang melewatkannya tentu telah meninggalkan banyak sekali kebaikan.
Banyak ulama yang menyebutkan bahwa yang harus dihindari selain dosa adalah menyia-nyiakan waktu pada malam yang berharga ini.
Kita harus ingat bahwa malam secara teknis dimulai pada saat Maghrib, dan memperhatikan bagaimana waktu dihabiskan sejak saat itu dan seterusnya. Jika seorang mukmin ingin menaati Tuhannya dan memperbanyak amal shaleh dalam catatannya, maka ia harus berusaha untuk menghabiskan malam ini dengan ibadah dan ketaatan. Jika hal ini dimudahkan baginya, maka akan diampuni semua dosa-dosanya yang telah lalu.
Lailatul Qadar memberikan kesempatan yang sempurna untuk berdoa demi terwujudnya mimpi-mimpi terbaik, dan mencegah mimpi-mimpi terburuk.
Pada malam ini terdapat doa khusus, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahuma 'iinak eufuun karim tuhibu aleafw faef eaniy
“Ya Allah! Engkau Maha Pengampun, dan Engkau suka mengampuni. Jadi maafkanlah aku.”
Nabi Saw memerintahkan kita untuk memanggil Allah dengan menggunakan nama Ilahi al-‘Afuww (Yang Maha Pengampun) pada malam ini, dan ini memiliki hubungan khusus dengan Qadar.
Makna linguistik dari Nama Ilahi ini dijelaskan dengan memperhatikan bahwa akar kata ‘afuw (pengampunan) secara linguistik berkonotasi dengan penghapusan (al-mahuw) dan pemindahan (al-tams) (Lisan al-`Arab, 4/3019).
Dengan demikian, doa-doa kita kepada Allah pada malam ini secara eksplisit berhubungan dengan permohonan kepada-Nya untuk menghapus konsekuensi dari kesalahan kita. Al-Qur’an menyatakan bahwa ‘afuw Allah melindungi kita dari bencana yang ditakdirkan bagi kita sebagai akibat dari dosa-dosa kita: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30).