Kisah tentang Prabowo Subianto

Kisah Prabowo Subianto Sering Pindah Sekolah ke Luar Negeri karena Pekerjaan Ayahnya

Penulis: Widodo
Editor: Evan Saputra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Prabowo Subianto sering pindah sekolah ke luar negeri karena pekerjaan ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo.

BANGKAPOS.COM -- Kisah Prabowo Subianto sering pindah sekolah ke luar negeri karena pekerjaan ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo.

Diketahui bahwa Prabowo hanya tinggal di Indonesia sampai usianya lima tahun.

Dia kemudian berpindah-pindah negara karena pekerjaan ayahnya.

Soemitro Djojohadikusumo memang bukan orang sembarangan di Indonesia.

Ayah Prabowo itu juga seorang politisi dari Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga pakar ekonomi.

Prabowo hanya sempat menempuh pendidikan TK ketika di Indonesia.

Pendidikan SD dia jalani di The Dean School, Singapura pada tahun 1957 sampai 1960.

Lalu pindah ke SD Glenealy Junior School di Hong Kong hingga lulus pada 1962.

Ketika SMP, Prabowo baru pindah ke Malaysia.

Dia bersekolah di SMP Victoria Institute, Kuala Lumpur, Malaysia hanya selama dua tahun.

Dia kembali pindah negara ke Swiss dan melanjutkan sekolah di SMP Zurich International School hingga lulus pada 1966.

Masa SMA Prabowo juga dihabiskan di Eropa. Dia bersekolah di SMA The American School in London, Inggris sampai lulus pada 1968.

Setelah itu, Prabowo baru kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Nasional atau AKABRI di Magelang.

Perjalanan Karir

Letnan Jenderal H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, atau akrab dengan Prabowo Subianto kariernya di dunia militer sangat cemerlang dan naik begitu pesat.

Dikutip dari Tribun Jabar, secara professional, kariernya dimulai pada sejak tahun 1974, saat ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Belum lama menjadi anggota Kopassus, Prabowo ditugaskan ke Timor Leste. Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Timor Leste, pada 1981 bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman.

Di sana mereka menjalani Pendidikan di Polisi Elit Jerman Barat, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9) untuk belajar tentang penanganan terorisme.

Pulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang.

Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983 sampai 1985.

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 sampai tahun 1987.

Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.

Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 asmpai 1998. Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Dalam operasi tersebut, Prabowo Bersama timnya berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Puncak kariernya terjadi pada 1998, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.

Saat itu, ia juga memegang peran penting di dalam TNI AD, dimana ia ditugaskan untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sedang kacau saat terjadi reformasi.

Saat itu, mahasiswa melakukan aksi besar-besaran untuk menuntut mundurnya Soeharto yang sudah menjadi presiden selama lebih dari tiga dasawarsa itu.

Sayangnya karier Prabowo juga merosot dengan pesat.

Pendidikan Formal

SD - Victoria Institution, Kuala Lumpur, Malaysia (1960-1963)

SMP - International School, Zurich, Swiss (1963-1964)

SMA - American School, London, Inggris (1964-1967)

Akademi – Akademi Militer Nasional, Magelang, Jawa Tengah (1970-1974)

Informal

The Army Special Forces Training Course, Fort Bragg, Amerika Serikat (1980)

The Army Special Forces Training Course, GSG-9, Jerman (1981)

The Advanced Infantry Officers Course, Fort Benning, Amerika Serikat (1985)

(Bangkapos.com/Tribunnewswiki.com/TribunJabar.id)

Berita Terkini