Tribunners

Sungai Upang: Potensi Wisata Berbasis Konservasi yang Perlu Dukungan Semua Pihak 

Editor: suhendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marissa Pusparini – Dosen Prodi Pariwisata Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Kedua, pendekatan pariwisata berkelanjutan harus diterapkan. Infrastruktur wisata yang ramah lingkungan, seperti penggunaan panel surya untuk energi dan material alami untuk jalur tapak, dapat menjadi solusi. Selain itu, pengelola perlu menetapkan kapasitas daya dukung wisatawan guna menghindari tekanan berlebih pada lingkungan.

Ketiga, masyarakat lokal harus dilibatkan secara aktif. Pariwisata berbasis komunitas (community-based tourism) terbukti sukses di berbagai tempat, seperti di Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta (Jamalina & Wardani, 2017). Pelibatan masyarakat Sungai Upang dalam pengelolaan destinasi wisata akan menciptakan rasa memiliki, sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung bagi mereka.

Keempat, promosi wisata yang lebih luas. Media sosial dan kampanye digital dengan melibatkan influencer dan content creator dapat membantu memperkenalkan keunikan Sungai Upang ke pasar yang lebih luas.

Kelima, langkah mitigasi bencana harus ditingkatkan. Sosialisasi pencegahan kebakaran dan pengelolaan kawasan dari ancaman pembalakan liar menjadi prioritas. Selain itu, pengelola kawasan perlu menyediakan fasilitas keselamatan yang memadai bagi wisatawan untuk memastikan keamanan selama beraktivitas.

Sungai Upang adalah potensi besar yang menanti untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, kawasan ini tidak hanya dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Bangka Belitung, tetapi juga model nasional untuk pariwisata berbasis edukasi lingkungan. Semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat lokal, hingga sektor swasta, harus bersinergi untuk melindungi dan memaksimalkan potensi kawasan ini. (*)

Berita Terkini