Bahkan, Neni mengungkapkan Satryo memintanya pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Ya saya disuruh ke Dikdasmen pokoknya, keluar ke Dikdasmen. Bawa barang-barang kamu," ungkap Neni.
Pemecatan itu, kata Neni, bahkan diungkapkan oleh Satryo di depan para staf Kemendiktisaintek dan magang.
"Cuma maksudnya sudah keterlaluan saja di depan anak magang, di depan staf-staf saya," ucapnya.
Neni juga merasa takut dan bingung bagaimana ia harus bersikap di kantor apakah harus bekerja ke kantor atau tidak.
Proses pemecatan tersebut, menurut Neni, dilakukan di depan staf lain dan bahkan anak magang, yang ia anggap sangat tidak manusiawi.
“Saya dipanggil dan dibilang kalau saya melakukan kesalahan lagi, saya akan dipecat. Pemecatan itu diumumkan di depan staf dan anak magang. Saya merasa diperlakukan tidak adil,” ujarnya.
Neni menambahkan, ia berharap kejadian ini tidak terulang kepada pegawai lain.
“Saya tidak ingin ada Neni-Neni lain yang diperlakukan seperti ini. Teman-teman bekerja dalam suasana ketakutan,” pungkasnya.
Demonstrasi Pegawai Kemendikti Saintek
Puluhan pegawai Kemendikti Saintek menggelar aksi protes di depan kantor kementerian pada Senin (20/1/2025).
"Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri," tulis spanduk aksi tersebut.
Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Suwitno, mengatakan selama ini prosedur mutasi jabatan di Kemendiktisaintek dilakukan secara tidak sesuai prosedur.
"Perubahan kementerian kalau soal pergantian jabatan pimpinan itu hal yang biasa. Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur," ujar Suwitno.
Salah satu puncak dari kekecewaan mereka adalah pemecatan salah satu pegawai di bagian rumah tangga Kemendiktisaintek.