Berita Viral

Sosok Komjen Yusuf dan AKBP Edy Sabhara, Ayah dan Anak Kompak Jadi Polisi, Berkarier Moncer

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AYAH ANAK POLISI - Kolase foto Komjen Purn Jusuf Manggarabani dan AKBP Eddy Sabhara. Komjen Jusuf merupakan eks Wakapolri, sementara sang anak yakni AKBP Edy Sabhara baru saja menjadi Kapolres Pinrang.

Ketika sudah tiba berada di lokasi, Sukri menembak terlebih dahulu ke arah dada Jusuf yang sudah melepas kancing bajunya.

Ajaibnya, semua peluru yang dilesatkan oleh Sukri berjatuhan di depan kaki Jusuf.

Lalu, giliran Jusuf yang menembak ke arah Sukri.

Dengan sekali tembakan, Jusuf membuat Sukri tak berdaya karena lengannya ditembus peluru.

Sosok dan perjalanan karier AKBP Edy Sabhara

Melansir Tribun Pinrang, AKBP Edy Sabhara adalah Kapolres Pinrang yang membongkar kasus kematian Feni Ere.

Selama ini, Edy bertugas di Polda Sulsel. 

Ia sempat menjadi Kanit Resmob Polda Sulsel. 

Edy adalah alumnus akademi kepolisian. 

Edy Sabhara teryata adalah Putra mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Jusuf Manggabarani,

Meski berstatus sebagai anak mantan Wakapolri, namun, dia punya prestasi mentereng. 

Saat masih menjabat sebagai Kanit Resmob Polrestabes Makassar, berhasil mengungkap identitas Amir Aco, gembong narkoba internasional, buronan dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (17/1/2015) dini hari.

Awalnya Amir Aco bersikukuh bernama Ardi Daeng Nai.

Nama itu memang yang dia pakai selama buron di Makassar.

Di empat tempat kos mewah di Makassar, tempat dia menginap selama buron, juga dikenal dengan nama Ardi Daeng Nai.

Edy mulai curiga ketika dia ditawari "uang damai" Rp 500 juta oleh Ardi.

Dalam benak AKP Edy, "Wah, pasti dia punya jaringan besar, tidak mungkin orang biasa punya uang sebanyak itu."

Diam-diam Edy, melakukan penelusuran di internet. Dia membuka file Youtube yang ada dalam iPhone 6 miliknya untuk mencocokkan data yang dia peroleh dari Balikpapan.

"Apa benar ini kamu?" kata Edy memperlihatkan video dan foto itu ke Ardi.

Ardi pun terperangkap. Dia tak bisa mengelak lagi ketika diperlihatkan foto dan videonya.

Ardi akhirnya mengaku bahwa dialah Amir Aco yang ada dalam video dan foto tersebut, gembong yang jadi buronan itu.

Raut polisi tiba-tiba heboh saat mengetahui, ternyata yang ditangkap adalah gembong narkoba jaringan internasional. Dialah Amir Aco

"Woww... gembong besar.... Dialah orangnya," teriak sejumlah anggota Resmob Polrestabes Makassar.

Tembak 5 Perampok 

Edy Sabhara yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Resmob Polrestabes Makassar, menembak lima perampok. 

Salah seorang di antara perampok yang ditembak itu tewas. 

Awalnya, unit Resmob Polrestabes Makassar yang dipimpin Edy melakukan penangkapan dua tersangka perampok di Jalan AP Pettarani, Senin (9/11/2015) sore.

Dua tersangka yang ditangkap adalah Ismail alias Mail (21) dan Syahrul (20), warga Jalan Moncong-moncong, Desa Pattalassang, Kabupaten Gowa. 

Dari pengakuan kedua tersangka itu, ada beberapa tersangka lain dalam komplotan perampok yang kerap beraksi di Kota Makassar. 

Polisi kemudian langsung melakukan pengembangan dan mengejar tersangka lainnya hingga Selasa (10/11/2015) dini hari. 

Alhasil, polisi menangkap empat tersangka lainnya, yaitu Ahmad alias Hamma (31), warga Kecamatan Manggala, Kota Makassar; Gau alias Daeng Ngerang (27); Fredy alias Dedy (27); dan Arfandi alias Supu (23). 

Tiga pelaku terakhir adalah warga Desa Maccinang, Kabupaten Gowa. Dari pengakuan keenam tersangka, mereka telah melakukan perampokan puluhan TKP di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Saat dibawa menunjukkan TKP, lima orang tersangka melawan polisi dan berusaha kabur. 

"Dari lima tersangka yang ditembak, seorang di antaranya meninggal dunia karena kehabisan darah. Kelima tersangka ditembak kakinya. Namun, saat dibawa ke RS Bhayangkara, tersangka Ahmad alias Hamma mengalami pendarahan dan meninggal dunia," kata Komisaris Polisi (Kompol) Andi Husnaeni, Selasa (10/11/2015). 

Andi Husnaeni yang adalah Kasubag Humas Polrestabes Makassar mengatakan, lima tersangka lain yang masih hidup dibawa ke Mapolrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut. Andi Husnaeni mengungkapkan, masing-masing tersangka mempunyai peran dalam menjalankan aksinya. 

"Jelas komplotan ini tidak segan-segan melukai korbannya. Di mana mereka melakukan aksinya selalu membawa senjata tajam berupa parang, badik, dan panah. Dari pengungkapan kasus ini, polisi sudah menyita barang bukti dari tersangka," kata dia.

(Bangkapos.com/Tribunnews/Tribun Pinrang)

Berita Terkini