Tak jarang, praktik perjudian yang mereka jaga diendus oleh aparat gabungan hingga bentrokan pun tak terelakkan.
"Seringkali kan ada operasi gabungan, operasi gabungan itu melibatkan garnisun, polisi, Pol PP semua gabungan."
"Jadi, dia datang ramai-ramai, tiba-tiba razia senjata tajam atau senjata api," ceritanya.
Nicho yang kerap terlibat bentrokan dengan aparat membuat dirinya disegani oleh teman-temannya di sana.
Sebab, ia selalu di garda terdepan melawan aparat acapkali terjadi bentrokan.
"Kadang-kadang temen-temen juga salah kalau melihat-lihat saya. Mereka kan biasa bilang saya berani, sebetulnya bukan berani."
"Saya itu pingin mati, tapi enggak jadi mati. Karena saya tidak mendapatkan kasih saya orang tua, jadi saat perang saya selalu di depan. Enggak mikir banyak, tetap maju."
"Ternyata enggak mati di tangan polisi, enggak mati di tangan preman, ya hidup sampai sekarang. Jadi, kita harus hidup bermanfaat buat orang-orang (sekarang)," ujarnya.
Divonis Mati
Nico menegaskan bahwa tidak semua organisasi masyarakat (ormas) merupakan preman.
"Seperti Bang Hercules dibilang preman, saya sendiri mantan preman juga."
"Saya tahu persis beliau, sudah mualaf, berangkatkan orang umroh, kalau preman mana mau berangkatkan orang umroh, tiga kali berturut-turut," tuturnya.
Sehingga menurut dia, Hercules sudah tidak lagi menjadi preman.
"Hercules mantan preman cocoknya, saya mantan preman juga," kata dia.
Sudah meninggalkan dunia hitam, Nico mengaku alasannya saat itu yakni karena vonis mati yang disampaikan oleh dokter kepadanya.