Ia bahkan kini tak memiliki ternak sapi, melainkan hanya bantu-bantu kasih makan sapi orang.
Tak hanya itu, Fadil juga mengaku takut untuk pulang ke kampung halamannya.
"Sekarang saya gak punya apa-apa, saya cuma jadi bantu-bantu kasih makan sapi orang," terangnya.
"Saya jadi gak punya apa-apa lagi, pulang kampung aja gak berani," sambungnya.
Kendati begitu, Fadil berharap uang sapinya agar bisa dikembalikan.
"Saya cuma minta uang saya dikembalikan sesuai dengan harga itu," kata Fadil.
Mendengar kisah Fadil, Uya Kuya punya berusaha akan membantu menyelesaikan kasus tersebut.
"Nanti saya coba bantu selesaikan, kasih nama lurahnya," tandasnya.
Perangkat Desa Angkat Bicara
Perangkat Desa Mander membenarkan terkait persoalan sang Kades yang diduga belum melunasi pembayaran sapi tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Staf Desa Mander bernama Hedi.
"Saya hanya tahu secara garis kecil, bahwa memang benar Pak Kades sedang menghadapi persoalan pembelian sapi," ujarnya.
Hedi menuturkan, pihak penjual yang bersangkutan sempat mendatangi kediaman Kades Edo untuk menagih sisa pembayaran,
Namun, kata dia, penjual tersebut tidak sempat bertemu dengan Kades Edo lantaran sedang keluar rumah.
"Karena mungkin tidak bertemu, akhirnya persoalan ini menjadi besar dan jadi sorotan di media sosial," ucapnya.
Dikatakan Hedi, Kepala Desa Edo Saefudin hingga kini masih aktif menjabat dan kerap menghadiri kegiatan di desa dan kecamatan.
"Beberapa waktu kayanya sempat berkomunikasi , entah itu secara langsung atau lewat telepon tapi detailnya tidak begitu tahu," pungkasnya.
(Bangkapos.com/Tribun-Sumsel.com/Tribun-Medan.com)