BANGKAPOS.COM, BANGKA — Universitas Bangka Belitung (UBB) bersama Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, didukung Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Pemerintah Provinsi Bangka Belitung serta PT Timah Tbk, menggelar rangkaian program pengabdian masyarakat di Desa Air Abik dan Desa Permis.
Kegiatan ini juga menghadirkan pakar internasional dari Reutlingen University, Jerman, Prof. Dr. Hazel Gruenewald, serta terlaksana dengan dukungan penuh dari NORHED Project yang diinisiasi oleh Norwegian Agency for Development Cooperation.
Kegiatan ini mengusung tema “Penguatan UMKM dan Pengelolaan Sumber Daya Desa untuk Peningkatan Ekonomi dan Lingkungan di Bangka Belitung” dengan tujuan memperkuat potensi desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Kolaborasi Jangka Panjang
Ketua Jurusan Manajemen dan Bisnis FEB UBB, Mursyid Hasan Basri menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar terciptanya tujuan yang nyata dan berkontribusi secara berkelanjutan.
“UBB melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, tetapi memang nampaknya tidak bisa sekali tuntas. Maka dari itu, kolaborasi perlu dilakukan. Alhamdulillah ada pihak dari SBM ITB, Dinas KUKM dan PT Timah yang menyambut upaya ini dengan baik,” ujarnya.
Hari Pertama - Seminar Internasional
Rangkaian kegiatan dibuka dengan Seminar Internasional bertema “Transformational Leadership for Island-Based Entrepreneurship: Lessons from Global Practices” yang digelar di Universitas Bangka Belitung pada Rabu (13/08/25).
Seminar ini menghadirkan pakar dari Reutlingen University, Jerman, Prof. Dr. Hazel Gruenewald, yang mengajak peserta, khususnya mahasiswa FEB UBB, untuk mengeksplorasi kepemimpinan transformasional sebagai pendekatan dalam mengembangkan kewirausahaan di wilayah kepulauan yang sering menghadapi tantangan geografis, keterbatasan sumber daya, dan pasar lokal yang kecil.
“Gaya kepemimpinan transformasional dapat menjadi salah satu pendekatan yang tepat untuk mengembangkan kewirausahaan di wilayah kepulauan, yang sering kali menghadapi tantangan geografis, keterbatasan sumber daya, dan pasar lokal yang kecil,” ujarnya.
Selain itu, untuk memastikan keberhasilan pengembangan kewirausahaan di daerah kepulauan, Prof. Hazel menyebutkan bahwa manajemen perubahan yang baik harus juga dipertimbangkan.
Hari Kedua - Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Program berlanjut di Desa Rajik pada hari Kamis (14/08/25) dengan sesi mengenai pengelolaan limbah terpadu.
Materi disampaikan oleh Noorhan Firdaus Pambudi yang memperkenalkan konsep TPST 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta strategi praktis bagi masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga dan limbah plastik.
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru melalui pengelolaan sampah yang bernilai.