Noorhan mengungkapkan bahwa meski sampah di dalam negeri sangat banyak, sebagian besar tidak memiliki kualitas yang layak untuk diolah. Akibatnya, Indonesia masih mengimpor sampah tertentu untuk kebutuhan industri.
“Sayang sekali kita belum bisa memanfaatkannya dari kita sendiri. Itulah mengapa ‘reduce’ bukan sekadar mengurangi, tetapi juga harus menguntungkan,” jelasnya.
Hari Ketiga - Societal Mapping
Program ditutup pada hari Jumat (15/08/25) dengan kegiatan societal mapping di Desa Air Abik, yang dipimpin oleh Nur Budi Mulyono, Ketua Tim dari SBM ITB didampingi Prof. Hazel dan perwakilan dari PT Timah.
Melalui diskusi kelompok, wawancara dan observasi lapangan, kegiatan ini bertujuan memetakan potensi, kebutuhan, serta struktur sosial masyarakat desa sebagai dasar dalam merancang program pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
"Semakin banyak yang terlibat, kami harapkan bisa semakin baik, bisa semakin berkembang. Desa ini sudah menjadi tempat wisata, sudah banyak yang datang, dan diharapkan nanti nya akan memberikan dampak positif juga bagi masyarakat sekitar,” ujar Rahmat, perwakilan dari PT Timah.
Kegiatan ini menyoroti pentingnya kolaborasi dan komitmen bersama untuk menghadirkan pembangunan desa yang berkelanjutan, berdaya saing, dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Melalui kolaborasi UBB, ITB, PT Timah, Pemprov Bangka Belitung, serta dukungan NORHED Project, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan desa berbasis potensi lokal yang mampu memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat Bangka Belitung. (*/E4)