Dialog Ruang Tengah

Cerita Naziarto, Mantan Sekda Babel dengan Program dan Niat Tulus Bangun Kabupaten Bangka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Calon Bupati Bangka nomor urut 2, Naziarto, menyampaikan niat baiknya mencalonkan diri pada Pilkada Ulang 2025 Kabupaten Bangka.

Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu memaparkan visi, misi, dan program kerja dalam Dialog Ruang Tengah Bangka Pos, Jumat (22/8/2025).

Dalam perbincangan eksklusif bersama Pemimpin Redaksi Bangka Pos Grup, Ade Mayasanto, Naziarto mengungkapkan alasan dirinya baru tampil menjelang akhir masa pendaftaran. Berikut hasil petikan wawancaranya:

T: Apa yang membuat anda hadir dan muncul sebagai paslon Pilkada Ulang Bangka di akhir-akhir pendataran?
J: Ini mungkin takdir ilahi ya. Karena di awal-awal saya tidak pernah pasang baliho, saat tidak pernah menyatakan diri sebagai Calon Bupati Kabupaten Bangka atau, termasuk membuat statmen di media masa.

Semua figur-figur calon yang lain saya lihat mereka pasang baliho dimana-mana sampai ke desa-desa. Saya melihat dulu, itu salah satu strategi yang saya pakai. Saya tanpa baliho, kira-kira masyarakat kenal tidak dengan saya, kira-kira elektabilitas saya ada enggak di masyarakat, kira-kira masyarakat Bangka mau enggak pilih saya.

Dengan tiga hal tersebut, saya ingin pancing suara dari arus bawah. Makanya saya tidak mau pasang baliho sampai dengan selesainya pendaftaran. Setelah pendaftaran, baru saya pasang baliho, dan itupun langsung bersama-sama dengan pasangan saya, pak Drs. H. Usnen.

Saya buka saja, saya sebenarnya dapat partai itu sudah di awal-awal, bulan Juni saya sudah dapat partai, tapi saya simpan. Kalau enggak itu tanggal 24 Juni saya sudah dapat satu partai, saya dapat dari Partai Amanat Nasional (PAN) dulu.

Waktu itu saya ke Jakarta, saya ketemu teman lama saya di DPR RI. Dia cerita demokrasi di Bangka Belitung hebat karena kotak kosong menang di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang.

Ketika dia bilang demokrasi di Bangka dan Pangkalpinang ini hidup, terbesit dalam hati saya untuk membesarkan demokrasi tersebut.

Kemudian singkat cerita, dia nanya ke saya mau nyalon atau tidak. Saya bilang saya enggak punya modal, saya bukan orang partai, mana mungkin partai mau dukung saya.

Lalu saya langsung ditawarin aja untuk ambil Partai Amanat Nasional (PAN). Dari situ, malamnya saya langsung diajak ke ruangan pak Zulhas (Zulkifli Hasan, Ketum PAN) dan setelah itu besoknya saya langsung ngambil B1.KWK dan langsung saya bawa pulang.

Tapi saat itu enggak saya tunjukan kepada siapapun, enggak kepada pers, kepada teman-teman pun juga enggak. Saya simpan aja itu, sebagai bukti kalau sudah diusung satu partai.

Dalam perjalanannya, saya lihat partai-partai yang lain dan salah satunya yang saya lirik adalah partai Demokrat. Karena saya pikir kalau partai-partai besar yang lain sudah punya figur partainya masing-masing. 

Saya juga sudah muter-muter ke partai lain, tapi belum ketemu endingnya. Jadi akhirnya saya concern ke demokrat dan beberapa kali ketemu sama petinggi-petinggi demokrat dan ada kecocokan.

Alhamdulillah setelah saya silahturahmi ke DPC dan DPD, saya disambut dengan baik. Pucuk dicinta ulam pun tiba, saya pun diusung dan diproses di Demokrat dan dapat lah saya (dukungan).

Halaman
123

Berita Terkini