Pembunuhan Dirut Media Online

Kisah Pilu Adityawarman, Minta Pelaku Hasan Abadikan Momen dengan Pihak Hotel Sebelum Tewas Dibunuh

Kasus kematian Adityawarman  seorang Dirut sekaligus Dewan Redaksi Media Online di Kota Pangkalpinang menyisakan kisah pilu.

|
Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Istimewa. Bangkapos.com/Adi Saputra
MINTA ABADIKAN MOMEN - Korban Adityawarman sempat meminta tersangka Hasan mengabadikan momen antara korban dengan manajemen hotel. Kemudian, korban dan tersangka Hasan mengobrol di TKP sebelum tewas dibunuh. (Kanan) Reka adegan tersangka Hasan saat rekonstruksi pembunuhan. 

"Tega (kamu) Hasan, bersandiwara dan membuat Martin jadi tersangka," ucapnya.

Kedua tersangka setelah melakukan rekonstruksi, langsung digelandang ke Mapolda Babel dengan pengawalan ketat anggota. 

Martin Berdalih di Rumah Saat Peristiwa Tragis

Martin, satu di antara tersangka pembunuhan Adityawarman, Dirut sekaligus Dewan Redaksi Media Online di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdalih dan membantah tidak menghabisi korban.

Adityawarman ditemukan tewas di kawasan Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (7/8/2025) lalu. 

Duet maut Martin dan Hasan ditetapkan sebagai tersangka dalam pembunuhan yang menewaskan Adityawarman.

Reka adegan rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap korban Adityawarman pada Kamis (9/10/2025) pagi yang dilakukan Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bangka Belitung (Babel).

Proses rekonstruksi cukup memakan waktu lama, dimulai dari tersangka tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar pukul 09.36 WI dan dilaksanakan mulai pukul 09.45 WIB sampai dengan pukul 11.40 WIB.

Kegiatan rekonstruksi sendiri bukan hanya dilakukan satu TKP saja, akan tetapi dua lokasi yaitu di rumah tersangka Martin yang lokasinya tidak jauh dari TKP pembunuhan.

Raut wajah yang pucat dan terlihat lemas, terpancar dari wajah tersangka Martin yang merupakan salah satu tersangka pembunuhan terhadap Adityawarman, ketika menjalani rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Kamis (9/10/2025) siang.

Adegan demi adegan ia lakukan bersama tersangka Hasan, dengan dikawal ketat pihak Kepolisian Polda Bangka Belitung (Babel) dengan disaksikan oleh pihak keluarga korban maupun tersangka.

Menariknya lagi, saat di adegan ke-11 tersangka Martin sempat mengelak dan berdalih tidak mengakui perbuatannya dan berada di lokasi kejadian saat terjadinya pembunuhan.

"Demi Allah pak, saya berada di rumah waktu itu. Benar pak, demi Allah saya di rumah," ucap Martin sembari dijaga anggota.

"Woy, kamu itu mengakulah jangan banyak tingkah dan bohong. Kamu tega bunuh korban, salah tempat kamu kalau mau bohong," kata salah satu pihak keluarga.

"Benaran pak, demi Allah saya tidak ada disini dan saya berada di rumah," sambung Martin.

Melihat kondisi mulai tidak kondusif, akhirnya pihak Kepolisian mengganti tersangka Martin dengan pemeran pengganti untuk melanjutkan rekonstruksi.

Dengan kondisi tangan diborgol dan mengenakan pakaian tahanan, tersangka Martin hanya menyaksikan jalannya rekonstruksi dari dalam pondok.

Sementara, rekonstruksi dilakukan dengan peran pengganti khusus tersangka Martin dan tersangka Hasan menjalani rekonstruksi hingga selesai. 

Untuk diketahui, tersangka Martin dan Hasan merupakan tersangka pembunuhan terhadap Adityawarman di kawasan Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang, Kamis (7/8/2025) lalu.

Tersangka Saling Serang di TKP

Ketegangan sempat terjadi saat rekonstruksi pembunuhan Adityawarman di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan, Kamis (9/10/2025) pagi.

Dimana pihak Kepolisian Polda Bangka Belitung (Babel) terkejut di tengah-tengah jalannya rekonstruksi. Saat kedua tersangka Martin dan Hasan, dipertemukan di dalam pondok lantai bawah.

Keduanya sempat berkelahi, salah satu tersangka menonjok tersangka lain dan polisi pun sempat membentak kedua tersangka.

"Sudah-sudah jangan berkelahi, nanti rekonstruksinya tidak selesai-selesai," tegas salah seorang petugas.

"Biarlah pak, biar mereka merasakan apa yang kami rasakan dan keluarga kami sampai meninggal dunia," ucap seorang keluarga.

Setelah sempat terhenti, kegiatan rekonstruksi kembali dilanjutkan dengan setiap agenda. 

(Bangkapos.com/Adi Saputra)

 

 

 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved