Bangka Pos Hari Ini
Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Petani Bangka Selatan Kembali Bergairah
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan, sektor pertanian kembali bergairah.
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Pemerintah resmi memangkas harga pupuk subsidi hingga 20 persen. Kebijakan ini telah berlangsung sejak pekan ketiga Oktober 2025. Langkah ini menjadi angin segar bagi petani yang selama ini tercekik biaya produksi tinggi.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan, sektor pertanian kembali bergairah.
Setelah keluarnya Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian yang merupakan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto mengenai harga pupuk subsidi resmi turun signifikan mulai 22 Oktober 2025.
Kebijakan ini diharapkan mampu mendongkrak pendapatan petani dan meningkatkan produktivitas pertanian di daerah.
Risvandika mengungkapkan, pihaknya telah menerima instruksi langsung dari Kementerian Pertanian untuk memastikan harga baru tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
"Sejak tanggal 22 Oktober 2025 pemerintah pusat resmi menurunkan harga pupuk subsidi sebesar 20 persen. Saat ini implementasinya sudah berlangsung di Kabupaten Bangka Selatan," kata Risvandika, Selasa (28/10).
Untuk pupuk Urea, harga sebelumnya adalah Rp2.250 per kilogram. Kini, harga tersebut turun menjadi Rp1.800 per kilogram. Sedangkan satu sak pupuk Urea dengan berat 50 kilogram yang semula dijual Rp112.500 kini menjadi Rp90.000.
Sementara itu, pupuk NPK juga mengalami penurunan harga yang signifikan. Harga NPK sebelumnya adalah Rp2.300 per kilogram. Setelah penyesuaian, harga per kilogramnya menjadi Rp1.840. Penurunan ini membuat harga per sak NPK 50 kilogram berubah dari Rp115.000 menjadi Rp92.000.
Adapun untuk pupuk NPK khusus kakao, harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp2.640 per kilogram dari semula Rp3.300 per kilogram. Pupuk ZA khusus tebu jadi Rp640 per kilogram.
"Saat ini semua distributor dan pengecer pupuk subsidi di Kabupaten Bangka Selatan sudah mulai menerapkan HET pupuk subsidi terbaru," jelas Risvandika.
Diakuinya, pupuk subsidi jenis Urea dan NPK saat ini hanya bisa digunakan untuk sembilan jenis komoditi yang diprioritaskan pemerintah.
Dimulai dari padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat. Prioritas ini ditetapkan karena komoditas tersebut dianggap utama dan strategis, serta memiliki dampak besar terhadap inflasi. Penurunan harga pupuk subsidi tak hanya menekan biaya produksi.
"Harapan kami petani bisa tersenyum. Kalau pupuk murah, panen meningkat, otomatis pendapatan juga naik," ujarnya.
Risvandika mengakui, pemantauan, pengawasan, dan pembinaan terus dilakukan pemerintah daerah melalui Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP).
Pengawasan ini mencakup seluruh kecamatan di Bangka Selatan, kecuali Kecamatan Pongok yang akan dijadwalkan menyusul.
Bahkan, uji sampel pupuk dan pestisida yang dicurigai bermasalah dari segi label maupun kemasan juga telah dikirim ke laboratorium untuk memastikan keamanannya. Sanksi tegas juga mengancam pihak yang bermain harga pupuk subsidi yang telah diturunkan. (u1)
| PAD 2026 Diestimasikan Cuma Rp216 Miliar, OPD Pemkot Pangkalpinang Diminta Lebih Inovatif |
|
|---|
| Kisah Dokter Ratna, Hadapi Kasus Dugaan Malapraktik, Pernah Ditakuti dengan Kejadian Mistis |
|
|---|
| Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid Minta Pejabat yang Dilantiknya Balas Budi |
|
|---|
| TB Kawan Kita XI Tenggelam di Perairan Belitung, Tujuh ABK Selamat, Satu Orang Meninggal |
|
|---|
| Gudang Columbus Hangus Terbakar, Perusahaan Rugi Miliaran Rupiah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.