Prof Bustami Rahman Berpulang
Profil Prof Bustami Rahman Rektor UBB Pertama Meninggal Dunia di Yogyakarta
Prof Bustami Rahman meninggal dunia di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitriadi
BANGKAPOS.COM -- Eks Rektor Universitas Bangka Belitung, Prof Dr Bustami Rahman meninggal dunia pada Senin, (17/11/2025) pukul 15.28 WIB.
Tokoh pendidikan dan tokoh masyarakat di Bangka Belitung ini meninggal dunia di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta.
Informasi wafatnya disampaikan pihak keluarga melalui grup-grup WhatsApp.
Baca juga: Breaking News: Tokoh Pendidikan Babel Prof Bustami Rahman Wafat di Yogyakarta
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Telah meninggal dunia ayahanda kami, Bustami Rahman rahimahullah. Allahumaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu. Mohon maafkan almarhum jika ada kesalahan baik dalam perkataan maupun perbuatan," demikian keterangan keluarga Prof Bustami di grup WA.
Profil Prof Bustami Rahman
Bustami Rahman adalah seorang ustadz, da'i, muballigh, enterpreneur, dan akademisi yang mendalami bidang dakwah dan sosiologi agama.
Baca juga: Sosok M Hatta Peternak Gugat Imbas Listrik Padam 3 Hari, 18 Ribu Ayam Mati, Rugi Rp 784 Juta
Bustami dilahirkan di Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 24 April 1951.
Ia merupakan anak dar pasangan H. Abdurrahman Ilyas dan Hj. Muzaimah.
Bustami mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun di Belinyu, lalu dilanjutkan dengan sekolah dasar di SD Budi Mulia di Pangkalpinang.
Bustami kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Budi Mulia, yang juga terletak di Pangkalpinang.
Di masa itu, beliau aktif dalam kegiatan Pramuka dan telah menunjukkan tanda-tanda berbakat sebagai pemimpin.
Di kesatuan pramuka, Bustami kecil sering memegang jabatan sebagai komandan regu. Di kelas dia selalu ditunjuk menjadi ketua kelas.
Lulus dari SMP, Bustami melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Pangkalpinang, dimana ia kembali menjadi ketua kelas.
Pada saat ini, ia sudah sangat aktif berorganisasi, terbukti dengan menjadi Komandan Brigade Ikhwan Ridwan Rais KAPPI Bangka (1967-1968) dan ketua OSIS SMA Negeri 1 Pangkalpinang (1969).
Baca juga: Sosok Cucun Achmad, Wakil Ketua DPR RI Sebut MBG Tak Perlu Ahli Gizi, Bisa Diganti Lulusan SMA
Setelah ia menyelesaikan pendidikan SMA, Bustami kemudian berangkat sendiri merantau ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu di Jurusan Sosiatri (Community Development) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Di kota pelajar ini ia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan sempat memegang beberapa posisi penting seperti Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas SOSPOL UGM (1972-1973) dan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Yogyakarta (1974-1975).
Selanjutnya ia ditunjuk untuk menjadi Ketua Dewan Pertimbangan HMI cabang Yogyakarta (1975).
Selain di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam, ia juga sempat dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa SOSPOL UGM (1972-1973) dan Ketua Umum Ikatan Siswa/Mahasiswa Bangka (ISBA) (1972-1973).
Bahkan di tingkat 2 beliau pernah menjabat sebagai ketua RT di kampung di mana dia bertempat tinggal sebagai anak kos di kota gudeg itu.
Bustami berhasil menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada tahun 1976, dan merupakan lulusan tercepat dan terbaik dari 6 jurusan di Sospol pada saat itu.
Karier
Bermodalkan nilai terbaik dan kelulusan tercepat, Bustami melamar untuk menjadi dosen di almamaternya sendiri setelah lulus sarjana.
Namun pada saat itu permintaannya ditolak secara halus oleh universitas.
Bustami kemudian sempat mencari peruntungan di ibu kota Jakarta, tetapi akhirnya Bustami sekeluarga mencoba kembali sejenak ke kampung halaman, Bangka Belitung.
Saat itu kalangan cendekiawan Muhammadiyah Bangka Belitung berencana untuk mendirikan SMA Muhammadiyah.
Pada awalnya ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah, tetapi karena kepala sekolah saat itu sibuk di UPTB (nama PT. Timah pada saat itu), Bustami ditunjuk untuk mengambil alih tugas kepala sekolah SMA Muhammadiyah.
Dua tahun menjabat Bustami mengundurkan diri seiring dengan tawaran yang datang sebagai dosen dari Universitas Jember.
Karier sebagai PNS Bustami pernah menjabat sebagai Kasi Kependudukan di Pemkab Bangka. Jabatan ini pada akhirnya ditinggalkan demi mengejar cita-citanya semula, menjadi seorang dosen.
Karier Bustami Rahman di dunia pendidikan dimulai beberapa tahun setelah ia menyelesaikan studi Strata 1.
Pada tahun 1979 datang 2 surat dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Jember.
Surat dari UNHAS mengabarkan bahwa lamarannya untuk menjadi dosen diterima, sedangkan surat dari Universitas Jember berisi tentang ajakan untuk bergabung sebagai dosen FISIP di Universitas Jember, Jawa Timur.
Pada akhirnya Bustami memutuskan untuk meniti karier di Universitas Jember.
Di universitas ini, jenjang kariernya meningkat menjadi Asisten Ahli Muda (1982), Asisten Ahli Madya (1986), Lektor Muda (1990), Lektor Madya (1996), dan Lektor Kepala (2001).
Bustami diangkat menjadi Guru Besar Sosiologi di Universitas Jember pada tahun 2009.
Selama mengabdi di Universitas Jember, Bustami pernah diangkat menjadi Ketua Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Chapter Jember pada tahun 1997, sekaligus menjadi Ketua Ikatan Cendikiawan Jember.
Baca juga: Sosok M Hatta Peternak Gugat Imbas Listrik Padam 3 Hari, 18 Ribu Ayam Mati, Rugi Rp 784 Juta
Jadi Rektor Pertama UBB
Setelah puluhan tahun mengabdi di Universitas Jember, Bustami diminta untuk kembali mengabdi di kampung halamannya di Bangka Belitung.
Pada saat itu Gubernur pertama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hudarni Rani meminta Bustami untuk menjadi ketua Yayasan Pendidikan Bangka Belitung, sekaligus ketua Tim Persiapan Pendirian Universitas Bangka Belitung.
Setelah banyak persiapan, pada tahun 2006 Universitas Bangka Belitung berdiri, meski masih berstatus swasta. Bustami ditunjuk oleh Gubernur untuk menjadi Rektor.
Selama bekerja sebagai Rektor Universitas Bangka Belitung, Bustami juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pakar KAHMI Bangka Belitung (2006), Ketua Dewan Pakar ICMI Bangka Belitung (2007), dan anggota Dewan Pakar Nasional KAHMI (2012).
Bersama-sama dengan rektor-rektor Perguruan Tinggi Negeri baru lain, beliau ditunjuk sebagai Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Baru (FPPTNB) tahun 2010 sampai akhir jabatannya di 2016.
Pada tahun 2010 Universitas Bangka Belitung secara resmi berubah status menjadi sebuah Universitas Negeri, dan Bustami melanjutkan pengabdian sebagai Rektor sampai akhir jabatannya pada tahun 2016.
Selama dua periode masa jabatan tersebut, Bustami berhasil meletakkan fondasi sistem universitas, bekerjasama dengan pemerintah menyatukan kampus dalam satu daerah terpadu,sekaligus mendapatkan kepastian untuk para pegawai Universitas Negeri baru di Bangka Belitung ini.
(Bangkapos.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20210603-ketua-dewan-pendidikan-provinsi-babel-bustami-rahman.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.