Rapat Perdana Purbaya Sadewa Sebagai Menkeu di DPR, Langsung Kena Tegur: Boleh Koboi Asal Ada Isinya

Ia ditegur Komisi XI DPR dalam agenda Pengantar RKA Tahun 2026 pada Rabu (10/9/2025).

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Rusaidah
Kolase YouTube DPR RI | Kompas.com/Isna
MENKEU PURBAYA SADEWA -- (kiri) Purbaya Sadewa / (kanan) Rapat kerja Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (10/9/2025). 

BANGKAPOS.COM -- Rapat perdana Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) di DPR langsung kena tegur.

Ia ditegur Komisi XI DPR dalam agenda Pengantar RKA Tahun 2026 pada Rabu (10/9/2025).

Awalnya, Menkeu Purbaya menyatakan Raker ini menandakan kunjungan pertamanya sebagai Menteri Keuangan. 

Baca juga: Profil Dewinta Illinia Anak Sri Mulyani, Lulusan Luar Negeri Punya Profesi Mentereng, Ahli Ekonomi

Pada Raker ini juga ia akan menyampaikan paparan kerja dan anggaran Kemenkeu pagu anggaran tahun anggaran 2026.

"Ini pak, kunjungan saya sebagai menteri keuangan betul pak. Biasanya sebagai LPS," kata Purbaya.

Purbaya mengaku bahwa pada saat menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dia kerap bertingkah seperti Koboi.

Sikap Koboi layaknya karakter seseorang yang suka bertindak semaunya tanpa perhitungan matang.

"Kalau waktu LPS saya katanya ngomongnya kayak agak Koboi, sekarang enggak boleh. Saya baru merasakan dampaknya, rupanya beda," tutur Purbaya.

Baca juga: Sosok Litao Pembunuh jadi Anggota DPRD Wakatobi, 11 Tahun DPO Polisi Terbitkan SKCK

Namun, setelah masuk ke jajaran pemerintah sebagai Menteri Keuangan, sikap Koboi itu justru sangat berdampak. 

"Jadi sekarang saya akan stick ke pidato yang sudah saya siapkan oleh staf saya di sini pak. Jadi enggak ada session bebas lagi," ungkapnya.

Pada sesi ini, hampir sebagian anggota rapat tertawa merespons apa yang disampaikan Menkeu Purbaya.

Namun, salah satu anggota Komisi XI DPR RI menegur Menkeu Purbaya terkait sikap Koboi tersebut.

"Pak Menteri, boleh koboi tapi ada isinya," tegas anggota Komisi XI DPR RI.

"Siap," kata Purbaya.

Usai memberikan pemaparan, Purbaya pun mengaku bingung karena seolah dipaksa untuk bergaya koboi lagi.

"Jadi tadi saya enggak mau jadi koboy. Sekarang saya dipaksa jadi koboy lagi rupanya," katanya.

Ia pun buru-buru minta maaf jika ada perkataannya yang menyinggung sejumlah pihak.

"Tapi nanti begini kalau ada kesalahan saya mohon maaf sebelumnya. Enggak selip, tapi betul. Tapi gini, mungkin beberapa kalangan akan tersinggung dan saya minta maaf kalau ada yang tersinggung, tapi ini untung langkah untuk memperbaiki ekonomi kita seperti apa," beber dia.

Purbaya juga menyinggung soal program yang akan ia buat setelah menjadi Menteri Keuangan.

Ia pun menyinggung soal keputusan Prabowo yang menunjuk dirinya sebagai Menkeu.

"Tapi kalau emang ditanya program apa yang saya akan buat? Kenapa Pak Presiden Prabowo mau menunjuk saya? Apa dia salah tunjuk? Mungkin enggak," tuturnya.

Purbaya lalu meyakinkan para anggota DPR RI soal kinerjanya selama ini dalam membantu perekonomian di Indonesia.

"Jadi begini, saya ekonom cukup lama. Tahun 2000 jadi ekonom, pulang sekolah langsung kerja di financial sektor. Kemudian 2002 langsung membantu tim think tank Pak SBY di Brighton Institute, sering memberi masukan," tutur Purbaya.

Kemudian di tahun 2010, ia juga pernah menjadi staf khusus Hata Rajasa.

"2015 masuk ke KSP membantu Pak Luhut dan memberi masukan ke Pak Jokowi juga ketika sedang susah," jelasnya.

Dirinya pun mengaku sudah malang melintang dalam memanage ekonomi.

"Jadi bagaimana manage ekonomi itu bukan barang baru untuk saya. Ini jangan bilang sombong ya. Tapi kan Anda mesti tahu nanti saya harus meyakinkan Bapak-bapak kan," tutur dia.

Baru Sehari Jabat Menkeu, Purbaya Didesak Mundur

Purbaya Yudhi Sadewa diminta mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan.

Perminataan tersebut menyusul rasa kecewa masyarakat atas pernyataannya kemarin, Senin (8/9/20250).

Purbaya Yudhi Sadewa dinilai mengecilkan suara rakyat terkait tuntutan 17+8.

Dalam pernyataannya, Purbaya menyebut 17+8 Tuntutan Rakyat datang dari sebagian kecil warga yang merasa belum puas dengan kondisi ekonomi saat ini. 

"Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang," ujar Purbaya saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025) seperti dimuat Kompas.com. 

Baru sehari menduduki kursi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa sudah diminta mundur dari jabatannya tersebut.

Pernyataan itu meluncur dari mulut Purbaya Yudhi Sadewa Kepala Kajian Strategis BEM Universitas Indonesia (UI), Diallo Hujanbiru

Pemintaan itu dilayangkan Diallo saat aksi demo #RakyatTagihJanji yang diinisiasi mahasiswa UI dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di depan Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

Massa mahasiswa UI serta mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mulai tiba sekitar pukul 14.30 WIB di depan Gedung DPR RI.

Mereka menuntut agar DPR RI memenuhi tuntutan rakyat 17+8, yang mana sebagian poinnya sudah deadline sejak 5 September 2025.

Diallo secara tegas menyayangkan pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyebut bahwa 17+8 Tuntutan Rakyat hanya mewakili suara sebagian rakyat kecil.

"Baru satu hari menjabat, dia sudah mengeluarkan pernyataan yang sangat mengecewakan dan menyakitkan. Dia mengecilkan suara masyarakat dan penderitaan yang nyata," ungkap Diallo.

Ia menambahkan, suara masyarakat yang kini menuntut perubahan bukanlah muncul tanpa sebab. Keputusan untuk turun ke jalan adalah bentuk dari keputusasaan atas ketidakadilan struktural dan ketimpangan kesejahteraan.

"Mereka bobrok. Mereka membunuh saudara-saudara kami secara sistemik. Mereka tidak memberikan hak dasar rakyat. Jadi kalau Purbaya tidak paham, mending mundur saja," tukasnya.

(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved