Sri Mulyani Menangis Kecewa Merasa Tak Dilindungi dan Disamakan dengan Ahmad Sahroni
Sri Mulyani sempat menelepon Seskab Teddy Indra Wijaya tapi tidak diangkat, lalu menelpon Menhan tapi hanya dikirim 20 personel TNI.
BANGKAPOS.COM - Ada fakta menarik di balik penjarahan rumah Sri Mulyani yang di-reshuffle dari jabatan Menteri Keuangan.
Sebelum rumahnya didatangi massa penjarah, Sri Mulyani ternyata sempat menelepon Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dan Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin
Intinya, Sri Mulyani ingin meminta perlindungan setelah dirinya menduga akan terjadi penjarahan di rumahnya.
Baca juga: Biodata Tonny Sumartono Suami Sri Mulyani, Mantan Pegawai Bank, Peluk Istri saat Pamit dari Kemenkeu
Dugaan Sri Mulyani itu setelah mengetahui rumah empat anggota DPR RI Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya dan Nafa Urbah didatangi penjarah.
Dan akhirnya kekhawatiran Sri Mulyani terjadi, bahkan aksi penjarahan di rumahnya terjadi dua kali dalam waktu berselang sekitar dua jam.
Sri Mulyani kecewa karena merasa tidak ada perlindungan sebagai pejabat negara.
Baca juga: Kisah Sri Mulyani, Menkeu Dicopot 1 Jam Sebelum Reshuffle Diumumkan, Ditelepon Saat Pimpin Rapat
Fakta itu dibeberkan oleh wartawan senior Harian Kompas, Suhartono saat menjadi narasumber di BUSINESS TALK Kompas TV.
Suhartono menceritakan beberapa jam sebelum rumah Sri Mulyani dijarah pada Minggu (31/8/2025), wanita kelahiran Lampung tersebut sempat menelepon Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, tapi tidak diangkat.
Tak menyerah, Sri Mulyani yang menduga rumahnya juga akan dijarah lalu menelepon Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.
Dugaan Sri Mulyani bukan tanpa alasan, pasalnya di Sabtu (30/8/2025) rumah sejumlah pejabat seperti Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Nafa Urbach, dan Uya Kuya dijarah dan dihancurkan massa.
Baca juga: Sosok Tiga Anak Sri Mulyani yang Jarang Terekspose, Dewinta Borong Beasiswa, Adwin Dokter Spesialis
Tujuan Sri Mulyani menelopon Sjafrie Sjamsoeddin adalah untuk meminta perlindungan.
Sayangnya kala itu, Sjafrie Sjamsoeddin hanya mengirim 20 anggota TNI untuk menjaga rumah Sri Mulyani.
Alhasil, penjarahan dan perusakan rumah Sri Mulyani tak bisa dihindari.
"Siang hari sebelum terjadi penjarahan Ibu Sri sudah datang ke sana, kelihatannya sudah mendapatkan info (soal penjarahan di rumah pejabat), kemudian beliau pulang lalu terjadi penjarahan," ucap Suhartono.
"Dia sempat telepon Seskab Teddy, tapi tidak diangkat,"
"Lalu Bu Sri Mulyani menelepon Sjafrie Sjamsoeddin, meminta pengamanan,dikirim cuma 20 tantara,"
"Sehingga tidak bisa menahan ratusan massa," imbuhnya.
Sri Mulyani lantas merasa sangat kecewa.
"Ibu Sri Mulyani ini baru asset, bagaimana jika dia ada di rumah? Jadi itu yang membuat Bu Sri down," kata Suhartono.
"Ketika bertahan tiba-tiba dia harus ganti," imbuhnya.
Ada Tangis Kecewa
Keterangan Suhartono senada dengan Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD.
Mahdfud MD mengatakan Sri Mulyani kecewa karena negara tak hadir melindunginya secara maksimal saat rumahnya dijarah.
Perihal penjarahan, Sri Mulyani tetap berpikiran positif.
Namun saat menyadari bahwa tak banyak aparat yang datang menjaga rumahnya saat penjarahan terjadi, Sri Mulyani kecewa berat.
"Beliau (Sri Mulyani) sangat kecewa saya dengar 'kenapa rumah saya sampai dijarah seperti itu, negara tidak memberikan perlindungan yang cukup'. Kalau negara bisa mengatakan 'itu kan terjadi tiba-tiba'. Tapi semestinya diantisipasi kan, kalau sudah terjadi di rumah Sahroni, meskinya di tempat pejabat itu dijaga," kata Mahfud MD di YouTube Leon Hartono.
Diceritakan Mahfud MD, rumah Sri Mulyani baru dijaga ketat aparat setelah terjadi penjarahan kedua.
"Di rumah dia (Sri Mulyani) itu ketika terjadi penjarahan pertama, dia telepon ke pejabat berwenang, dikirim TNI tapi sedikit. Dua jam kemudian datang lagi penjarahan. Baru dikirim (TNI) agak banyak, tapi udah terlanjur dijarah juga," pungkas Mahfud.
Lalu Sri Mulyani mengaku sedih karena ia bak disamakan dengan sosok Ahmad Sahroni.
Sri Mulyani tak terima kenapa rumahnya ikut dijarah sama seperti yang terjadi pada anggota DPR Sahroni.
"Yang saya dengar sih keluhannya (Sri Mulyani) 'saya sih enggak apa-apa orang menjarah mungkin karena butuh. Tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang'. Yang kedua 'saya disamakan dengan Sahroni'. Disamakan dengan Sahroni itu kan enggak enak. Dia nangis di situ, katanya. Kalau katanya ini artinya dari sumber-sumber yang pernah bertemu langsung dengan bu Sri Mulyani dan bisa dipercaya," ujar Mahfud MD.
Perihal penyebab rumah Sri Mulyani tak dijaga ketat sebelum penjarahan, Mahfud MD mengurai analisanya.
"Saya kira alasannya sederhana, mungkin orang tidak menduga sehingga penjagaannya biasa saja. Mungkin karena bu Sri Mulyani dianggap bersih, enggak akan ada apa-apa. Tapi kok tiba-tiba datang, baru minta bantuan. Tapi sudah itu datang banyak lagi, baru datang pengamanan sesudah penjarahan terjadi," imbuh Mahfud MD.
Atas penggantian jabatan Menteri Keuangan dari Sri Mulyani, Mahfud MD tampak kecewa.
Sebab kata Mahfud, Sri Mulyani nyatanya memenuhi syarat penting seorang pejabat yang baik.
"Bu Sri Mulyani itu memenuhi tiga syarat yang diperlukan untuk menjabat. Satu, profesionalisme dia sangat kompeten. Kedua, track record luar biasa di nasional sampai internasional. Integritasnya juga bagus, saya kenal dan dia bagus," kata Mahfud.
Cerita Sri Mulyani Soal Lukisannya Dijarah
Hingga kini Sri Mulyani tidak mengungkap apakah dirinya sempat meminta pengunduran diri dari jabatan Menkeu hingga akhirnya Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pergantian jabatan Menkeu.
Namun sebelum di-reshuffle, Sri Mulyani sempat curhat tentang aksi penjarahan di rumahnya. Curhat diceritakan mantan Menkeu itu di akun Instagram miliknya.
Ada cerita di balik lukisan di rumah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang dijarah warga.
Sejumlah barang mewah di kediamannya di kawasan Mandar, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten tak tereleakan dari aksi penjarahan, Minggu (31/8/2025) dini hari.
Satu di antaranya adalah lukisan bunga.
Melalui unggahan Instagram, Sri Mulyani membagikan foto seseorang berjaket merah dan berhelm hitam yang memanggul kanvas beserta papannya.
Sri Mulyani bercerita, lukisan tersebut ia buat sendiri pada 17 tahun lalu.
"Laki-laki berjaket merah memakai helm hitam tampak memanggul lukisan cat minyak bunga di atas kanvas ukuran cukup besar," tulis Sri Mulyani dalam unggahannya, Rabu (3/9/2025).
"Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari minggu akhir Agustus 2025 dini hari," sambung Sri Mulyani.
Bagi Sri Mulyani, lukisan tersebut memiliki arti mendalam tersendiri. Ia mengibaratkannya dengan rumah tempat anak-anaknya tumbuh dan bermain.
"Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekedar seperti lembaran uang," tutur Sri Mulyani.
"Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya," lanjutnya.
Dengan raibnya lukisan bunga itu, kata Sri Mulyani, ia merasa bahwa rasa amannya pun lenyap.
"Lukisan Bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia," ungkap Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani merasa pilu dengan penjarahan yang menargetkan rumahnya tersebut.
"Bagi penjarah, rumah dan barang-barang tersebut hanyalah sekedar target operasi," papar Sri Mulyani.
"Para penjarah seperti berpesta, bahkan diwawancara reporter media: 'dapat barang apa mas?' - dijawab ringan, dengan nada sedikit bangga tanpa rasa bersalah: 'lukisan'," imbuhnya.
Alumnus Universitas Indonesia itu juga menyayangkan penjarahan yang terekam dibagikan secara sensasional.
"Liputan penjarahan dimuat di media sosial dan diviralkan secara sensasional. Menimbulkan histeria intimidatif yang kejam," beber Sri Mulyani.
"Hilang hukum, hilang akal sehat dan hilang peradaban dan kepantasan, runtuh rasa perikemanusiaan. Tak peduli rasa luka yang tergores dan harga diri yang dikoyak yang ditinggalkan. Absurd…!" lanjut dia.
Singgung korban yang meninggal
Sri Mulyani menambahkan, ada kehilangan jauh lebih besar dari sekadar lukisan pribadi, yakni nyawa manusia yang melayang.
"Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekedar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan," tutur Sri Mulyani.
"Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Sumari. Menimbulkan duka pedih yang mendalam bagi keluarga. Tragedi kelam Indonesia," sambungnya.
Menurut Sri Mulyani, kerusuhan tidak akan pernah mengeluarkan pemenang. Tetapi, justru menghilangkan akal sehat.
"Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya pondasi berbangsa dan bernegara kita, negara hukum yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab," kata Sri Mulyani.
Terakhir, Sri Mulyani berpesan agar bisa menjaga Indonesia bersama-sama tanpa lelah dan amarah.
"Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu," ujar Sri Mulyani.
"Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah dan tanpa keluh kesah serta tanpa putus asa," tutupnya.
Sri Mulyani masuk dalam jajaran menteri yang di-reshuffle Presiden Prabowo Subianto. Sri Mulyani digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa di posisi Menteri Keuangan, pada Selasa (9/9/2025).
Beberapa hari sebelum di-reshuffle rumah Sri Mulyani dijarah massa saat terjadi demo besar-besaran di Jakarta.
Sri Mulyani pertama kali menjabat sebagai Menteri Keuangan di tahun 2005 sampai 2010 era Presiden SBY.
Setelah tak lagi menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani pun diamanahkan posisi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia tahun 2010.
Hingga akhirnya di tahun 2016, Sri Mulyani dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Keuangannya.
Jabatan sebagai Menteri Keuangan itu diemban Sri Mulyani hingga tahun 2024.
Lalu di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani kembali mengemban amanah yang sama yakni menjadi Menteri Keuangan.
Namun belum setahun menjabat, Sri Mulyani digantikan dengan Purbaya Yudhi Sadewa sejak 8 September 2025.
(TribunJakarta.com/Tribunjabar.id)
Sebabian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Telepon Sri Mulyani ke Seskab Teddy dan Menhan Sjafrie Sebelum Rumah Dijarah, Berujung Kecewa Berat
ReplyForward
Add reaction
Biodata Tonny Sumartono Suami Sri Mulyani, Mantan Pegawai Bank, Peluk Istri saat Pamit dari Kemenkeu |
![]() |
---|
Alasan Sri Mulyani Minta Mundur hingga 2 Kali dari Menkeu, Kini Diganti Purbaya Yudhi Sadewa |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bela Yudo Sadewa yang Diduga Sindir Sri Mulyani Agen CIA: Dia Ga Ngerti, Masih Kecil |
![]() |
---|
Sosok Rahma Pemulung yang Temukan Sekarung Rongsokan Milik Uya Kuya, Masih Dicap Maling |
![]() |
---|
Kisah Sri Mulyani, Menkeu Dicopot 1 Jam Sebelum Reshuffle Diumumkan, Ditelepon Saat Pimpin Rapat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.