Berita Viral

Mahfud MD Bongkar Curhatan Sri Mulyani Soal Rumahnya yang Dijarah: Negara Tidak Beri Perlindungan

Mahfud MD menyoroti bagaimana Sri Mulyani merasa disamakan dengan sejumlah figur publik lain yang rumahnya ikut dijarah,

KompasTV
SRI MULYANI -- Mahfud MD membocorkan bagaimana Sri Mulyani mengungkapkan kekecewaannya secara langsung. 

BANGKAPOS.COM - Eks Menko Polhukam Mahfud MD curhat eks Menkeu Sri Mulyani setelah rumahnya dijarah massa pada aksi demo berujung ricuh 

Mahfud menyampaikan bahwa Sri Mulyani merasa sangat kecewa dengan situasi tersebut.

Kekecewaan itu bukan hanya karena rumahnya digeruduk massa, tetapi juga lantaran negara dinilai tidak hadir untuk memberikan perlindungan.

Baca juga: Harta Kekayaan Kombes Mustofa, Kapolres Minta Maaf Ulah Anggotanya Lepaskan Maling

Ia juga menyoroti bagaimana Sri Mulyani merasa disamakan dengan sejumlah figur publik lain yang rumahnya ikut dijarah, seperti Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, hingga Nafa Urbach.

Bedanya, menurut Mahfud, para figur itu menjadi sasaran lantaran perkataan mereka yang dinilai merendahkan masyarakat.

Sementara Sri Mulyani, kata Mahfud, justru telah banyak mengabdi dan bekerja untuk negara.

Mahfud MD pun membocorkan bagaimana Sri Mulyani mengungkapkan kekecewaannya secara langsung.

“Beliau sangat kecewa saya dengar, 'kenapa rumah saya sampai dijarah seperti itu negara tidak memberi perlindungan yang cukup',” kata Mahfud MD dalam sebuah tayangan di Youtube Laeon Hartono.

Menurut Mahfud, aparat negara seharusnya bisa mengantisipasi potensi penjarahan tersebut.

“Tapi semestinya diantisipasi, kalau sudah terjadi di rumah Sahroni mestinya di tempat pejabat lain dijaga,” ujarnya.

Sri Mulyani, tambah Mahfud, merasa ironis bahwa dengan rekam jejak prestasi serta kontribusi besar untuk negara, justru tidak ada perlindungan yang memadai ketika rumahnya menjadi sasaran amuk massa.

Padahal kata Mahfud, sebelum massa datang, Sri Mulyadi sudah meminta bantuan.

"Tapi di rumah dia itu ketika terjadi penjarahan pertama dia telepon ke pejabat berwenang, dikirim TNI tapi sedikit," katanya.

Ternyata dua jam kemudian datang lagi massa yang menjarah rumah Sri Mulyani.

"2 jam kemudian datang lagi penjarahan, baru dikirim agak banyak, tapi sudah terlanjur dijarah juga," katanya.

Mahfud MD membocorkan curhatan soal hal yang membuat Sri Mulyadi sangat kecewa.

Kata Mahfud, Sri Mulyadi sangat kecewa karena disamakan dengan Ahmad Sahroni.

"Saya dengar keluhannya, 'ya saya ndak apa-apa sih itu orang menjarah mungkin karena butuh, tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang yang kedua saya disamakan dengan Sahroni'," katanya.

Ahmad Sahroni menjadi target amukan massa karena pernyataannya yang menyebut pihak yang membawa isu bubarkan DPR adalah tolol.

"Disamakan dengan Sahroni itu kan ndak enak. Dia nangis di situ, katanya. Dari sumber yang pernah bertemu langsung dengan bu Sri Mulyani," katanya.

Lewat akun Instagramnya pun Sri Mulyani menulis curhatan panjang.

"Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu.

Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur.

Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU.

Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan. 

Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU - dapat dilakukan Judicial Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi.

Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. 

Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna.

Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi.

Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. 

Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.

Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. 

Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia.

Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.

Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus.

Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia.
Jangan pernah lelah mencintai Indonesia   Jakarta, 31 Agustus 2025," tulis di akun Instagram Sri Mulyani.

(Bangkapos.com/Tribun Medan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved