Sosok Alya da Felda 2 Siswi SMAN 2 Cilacap Buat Alat Pendeteksi Keracunan MBG: 'Ompreng Cerdas'

Inovasi Ompreng Pendeteksi Keracunan MBG karya Alya dan Felda dari SMAN 2 Cilacap sukses menorehkan prestasi di AHM Best Student 2025.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
(cilacapkab.go.id)
PENDETEKSI KERACUNAN MBG-- Alya Meisya Nazwa dan Felda Triana Wati, siswi SMAN 2 Cilacap, berhasil merancang sebuah alat sederhana pendeteksi keracunan MBG. (cilacapkab.go.id) 

BANGKAPOS.COM--Di tengah maraknya kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyita perhatian publik, dua siswi dari Cilacap, Jawa Tengah, menghadirkan secercah harapan.

Mereka adalah Alya Meisya Nazwa dan Felda Triana Wati, pelajar SMAN 2 Cilacap, yang berhasil menciptakan inovasi sederhana namun revolusioner: “Ompreng Pendeteksi Keracunan MBG.”

Temuan ini lahir dari keprihatinan mendalam mereka terhadap banyaknya siswa yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG.

Meski hanya berstatus pelajar SMA, keduanya membuktikan bahwa kepedulian sosial bisa diwujudkan dalam bentuk karya nyata yang memberi dampak besar.

Ompreng Cerdas: Menggabungkan Tradisi dan Teknologi

“Ompreng” yang biasanya dikenal sebagai wadah makan tradisional, kini diubah Alya dan Felda menjadi alat modern berbasis Internet of Things (IoT).

Fungsinya tidak lagi sekadar tempat makan, melainkan sistem cerdas yang mampu mendeteksi apakah makanan dalam kondisi basi, tidak matang, atau berpotensi menyebabkan keracunan.

Dengan rancangan ini, siswa bisa lebih terlindungi dari risiko keracunan massal, sementara sekolah dan penyedia makanan juga memiliki sarana deteksi dini sebelum makanan dibagikan.

Inovasi ini pun langsung mencuri perhatian dalam ajang Astra Honda Motor Best Student (AHMBS) 2025, sebuah kompetisi bergengsi bagi pelajar SMA sederajat di seluruh Indonesia.

Prestasi di Ajang AHM Best Student 2025

Kompetisi AHMBS 2025 digelar secara daring di AHM Yogyakarta pada 11–23 September 2025, dengan diikuti 61 tim dari Jawa Tengah dan DIY.

Dalam ajang ketat ini, karya Alya dan Felda mendapat pujian tinggi dari dewan juri.

Mereka menilai bahwa inovasi ini bukan hanya soal teknologi, melainkan juga bukti nyata kepedulian generasi muda terhadap isu sosial yang sedang hangat.

Hasilnya, Alya dan Felda berhasil meraih Juara 2 tingkat regional.

Pencapaian ini tak hanya mengharumkan nama SMAN 2 Cilacap, tetapi juga memperlihatkan bahwa remaja Indonesia mampu menghadirkan solusi bagi masalah nyata di masyarakat.

Kepala SMAN 2 Cilacap, Dra. Masripah, M.M.Pd., mengungkapkan kebanggaannya.

“Semoga menjadi penyemangat bagi siswa-siswi lainnya untuk menguatkan program Sekolah Riset di SMA Negeri 2 Cilacap sekaligus mengharumkan nama Kabupaten Cilacap di tingkat regional, nasional, maupun internasional," ujarnya.

Dukungan dan Prestasi Lain dari SMAN 2 Cilacap

Prestasi Alya dan Felda bukanlah satu-satunya kabar membanggakan dari SMAN 2 Cilacap tahun ini.

Tim lain yang beranggotakan Zahrana Nur Azizah dan Sabrina Fitri Matalin juga berhasil masuk babak final dengan karya “SHAZA BREKECEK”.

Mereka mengembangkan kuliner khas Cilacap, Brekecek, menjadi makanan kaleng dan keripik modern dalam kemasan ramah lingkungan.

Selain itu, guru pembimbing Agus Darwanto turut menorehkan prestasi dengan dinobatkan sebagai Pembimbing Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Terbaik dalam ajang yang sama.

Kebersamaan antara siswa dan guru ini menjadi bukti nyata bahwa sekolah dapat menjadi pusat inovasi, bahkan di tengah isu pelik seputar MBG.

Sosok Alya Meisya Nazwa, Visioner dan Peduli Kesehatan

Alya Meisya Nazwa dikenal sebagai siswi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu sosial, terutama masalah kesehatan pelajar.

Kepeduliannya tumbuh dari rasa prihatin melihat banyak teman sebaya yang menjadi korban keracunan makanan.

Ia kemudian menuangkan keresahan itu dalam bentuk karya ilmiah yang diperlombakan di AHMBS 2025.

Berkat ide briliannya, Alya berhasil mengangkat nama sekolah sekaligus membuktikan bahwa kepedulian bisa diwujudkan menjadi inovasi.

Bagi Alya, prestasi bukanlah tujuan akhir. Lebih dari itu, ia ingin memberi dampak nyata bagi lingkungan sekitarnya.

Sosoknya mencerminkan generasi muda visioner: kritis, peduli, dan solutif.

Sosok Felda Triana Wati, Tekun, Inovatif, dan Kolaboratif

Felda Triana Wati adalah rekan seide sekaligus kolaborator Alya dalam merancang ompreng pendeteksi keracunan.

Ia menunjukkan ketekunan luar biasa dalam merakit teknologi berbasis IoT sehingga alat ini bisa berfungsi secara efektif.

Bagi Felda, inovasi bukan hanya tentang kecanggihan, melainkan juga tentang kebermanfaatan.

Kehadirannya membuktikan bahwa generasi muda Cilacap memiliki daya saing dan mampu berkontribusi bagi perubahan positif.

Tekad dan kerja kerasnya berbuah manis saat keduanya meraih penghargaan bergengsi di AHMBS 2025.

Prestasi ini menegaskan bahwa Felda dan Alya adalah bukti nyata remaja yang tidak hanya berprestasi untuk diri sendiri, tetapi juga memberi inspirasi luas bagi masyarakat.

 “Ompreng Pendeteksi Keracunan MBG” bukan sekadar karya lomba, melainkan simbol perlawanan terhadap ketidakamanan pangan di sekolah.

Di balik bentuknya yang sederhana, tersimpan pesan besar: bahwa generasi muda mampu menghadirkan solusi nyata bagi persoalan bangsa.

Inovasi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa bisa lahir dari keberanian remaja untuk berpikir berbeda, peduli terhadap lingkungannya, dan berani mengambil langkah nyata.

Dari Cilacap, nama Alya Meisya Nazwa dan Felda Triana Wati kini menggaung hingga kancah regional.

Siapa sangka, sebuah ompreng sederhana bisa menjadi senjata melawan ancaman keracunan massal.

Dan siapa tahu, suatu hari nanti, karya mereka bisa menjadi inspirasi nasional bahkan internasional untuk menjamin keamanan pangan di sekolah-sekolah.

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Sosok Alya dan Felda, Siswi SMA Bikin Alat Pendeteksi Keracunan MBG, Dari Keresahan Jadi Inovasi, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved