Mengenal Sosok DN Aidit, Putra Asal Belitung yang Punya Kaitan Erat dengan G30S PKI
Peringatan G30S PKI yang kembali digaungkan hari ini membuat publik menyoroti beberapa tokoh tak terkecuali DN Aidit.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
Sedari kecil, DN Aidit dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan pandai mengaji. Ia mengenyam pendidikan pertamanya di Hollandsche Inlandsch School (HIS).
Pada awal 1936, ia diminta oleh sang ayah untuk lanjut sekolah di Jakarta, di Middestand Handel School.
Selama tiga tahun, DN Aidit tinggal di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat, bersama kerabat ayahnya. Setelah itu, ia pindah ke Senen untuk tinggal dengan saudaranya, Murad, dan bersama-sama mencari pekerjaan untuk mendapat uang tambahan.
Pada masa ini, DN Aidit aktif dalam beberapa kelompok pergerakan, seperti Persatuan Timur Muda, di mana ia kemudian menjadi pemimpinnya.
Pada saat itulah, ia mengganti namanya dari Achmad Aidit menjadi Dipa Nusantara, atau disingkat DN Aidit.
Berkenalan dengan PKI
Selama pendudukan Jepang di Indonesia, DN Aidit bersama teman-temannya mendapat pelajaran seputar politik dari Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, dan Ki Hajar Dewantara di Asrama Menteng.
Pada awal September 1945, terbentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API), di mana Aidit ditunjuk menjadi ketua cabang Jakarta Raya.
Pada 5 November 1945, DN Aidit bersama anggota API diserang oleh Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) atau tentara Hindia Belanda dan ditangkap.
DN Aidit kemudian diasingkan ke Pulau Onrust selama tujuh bulan, sebelum akhirnya dibebaskan.
Pada 1948, DN Aidit, Lukman, dan Njoto ditugaskan untuk menjadi penerjemah Manifesto Komunis ke dalam bahasa Indonesia. Pada Agustus di tahun yang sama, ketiganya diangkat sebagai anggota komite sentral, masing-masing bertanggung jawab atas urusan pertanahan, agitasi, dan propaganda.
Mereka kemudian menjadi anggota Politbiro PKI baru yang dibentuk Musso pada 1 September 1948, di mana DN Aidit bertanggung jawab atas bagian perburuhan partai.
Membangun PKI
Pada 1948, terjadi peristiwa Pemberontakan PKI Madiun, yang membuat DN Aidit harus melindungi diri ke Tanjung Priok.
Setelah peristiwa PKI Madiun, empat anggota Politbiro, yaitu DN Aidit, Njoto, Lukman, dan Sudisman menggantikan posisi pemimpin lama pada Januari 1951.
Prabowo Tegaskan Usut Kepala Daerah Bermasalah, Termasuk dari Gerindra : Berengsek Saya Usut Kau |
![]() |
---|
Ketua DPRD Babel Didit Pastikan Rapat Penentuan Harga Timah Sore Ini |
![]() |
---|
Rekam Jejak Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono Kritik Program MBG: Sejak Awal Pemda Tak Dilibatkan |
![]() |
---|
Kukuhkan Dedi Yudistira sebagai Kepala BPKP Babel, Hidayat Berharap Bisa Mendukung Pembangunan |
![]() |
---|
Sosok dan Kisah AH Nasution, Jenderal Bintang 5 Selamat dari Peristiwa G30S PKI Berkat Sang Istri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.