Sudah 72 Jam Masih Ada Santri yang Terjebak Reruntuhan Ponpes, Tim SAR Tak Anjurkan Pakai Alat Berat

Tim SAR gabungan mendeteksi ada sekitar enam korban yang masih bertahan hidup di salah satu bagian reruntuhan.

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
Kompas.com/Izzatun Najibah
MUSALA PONPES AMBRUK - Sebuah bangunan musala di area Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur ambruk pada Senin (29/9/2025). 

Nanang menjelaskan proses evakuasi berjalan 24 jam. Personel gabungan dibagi menjadi beberapa tim dna setiap tim bekerja selama 3 jam, dengan terus bergantian. 

Nanang juga mengatakan kendala utama dalam proses evakuasi adalah kondisi struktur bangunan yang rapuh, serta tumpukan material beton yang menyulitkan pergerakan tim.

Meski demikian, operasi penyelamatan terus dilanjutkan dengan dukungan penuh berbagai unsur SAR.

Korban Hidup di Bawah Reruntuhan Bisa Bertahan 72 Jam Lebih
Sejauh ini ada sekitar 15 titik korban terdeteksi di bawah reruntuhan ponpes tersebut, dipastikan sebagian mereka masih hidup. 

Bahkan, beberapa korban terus bisa berkomunikasi dengan tim SAR yang berusaha menolongnya. Namun, belum bisa dievakuasi lantaran masih terjepit reruntuhan beton.  

Menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi, saat ini para korban dengan status kesadaran merah (korban yang masih bisa berkomunikasi) memungkinkan untuk bertahan lebih dari batas waktu krusial 72 jam setelah kejadian asalkan mendapatkan makan dan minum.

"Tim dapat mencapai korban melalui celah-celah di bawah reruntuhan. Selama mendapatkan suplai makan minum serta infus, maka memungkinkan korban dapat bertahan lebih lama alias lebih dari batas waktu krusial 72 jam," kata Syafii di sela memantau jalannya evakuasi, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Surya.co.id.

Kondisi para korban sejauh ini masih memberikan tanda-tanda kehidupan, serta mendapatkan suplai oksigen, makan minum, hingga infus dan vitamin serta obat-obatan dari petugas.

Dalam operasi SAR ini, Syafii mengatakan pihaknya akan terus memprioritaskan para korban dengan status kesadaran merah untuk terus mendapatkan suplai-suplai vital tersebut, sembari menanti upaya tim SAR gabungan untuk menembus reruntuhan.

Personel yang hadir dalam proses evakuasi kali ini berjumlah 379 personel yang berasal dari 65 instansi berbeda.

Menurut Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Freezer, sampai hari ketiga pencarian, tim penyelamatan gabungan menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan bangunan. 

Dari 15 titik tersebut, delapan korban di antaranya dalam tingkat kesadaran warna hitam alias tidak bisa berkomunikasi.

Sementara tujuh lainnya berada di tingkat kesadaran merah atau masih bisa berkomunikasi dengan petugas. 

Freezer menyebut bahwa hingga kini tim penyelamatan gabungan telah berhasil mengevakuasi 11 korban dari bawah reruntuhan. Dari 11 korban tersebut tiga diantaranya meninggal dunia. 

Kesaksian Rizky

pengakuan Rizky, korban selamat yang menyaksikan reruntuhan bangunan musala pondok pesantren (ponpes).

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved