Berita Viral
Sosok Charles Honoris, Anggota DPR Kaget Tahu Cucu Mahfud MD Kebagian MBG: Kan Orang Mampu
Menurut Charles, keluarga Mahfud MD termasuk dari kalangan orang mampu, sehingga bukan prioritas penerima manfaat, seperti di wilayah 3T
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM -- Anggota DPR RI Charles Honoris kaget mengetahui bahwa cucu Mahfud MD ikut keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia lebih kaget mengapa cucu eks Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (MenkoPolhukam) tersebut dapat MBG.
Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, keluarga Mahfud MD termasuk dari kalangan orang mampu, sehingga bukan prioritas penerima manfaat, seperti di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Baca juga: Dua Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG di Yogyakarta, Muntah-muntah dan Dirawat 4 Hari di RS
Prioritas utama penyaluran MBG adalah untuk wilayah 3T agar terdapat pemerataan gizi yang berkualitas bagi anak-anak karena program ini merupakan salah satu prioritas nasional dalam mendukung perbaikan gizi anak Indonesia.
Dipastikan setiap anak di wilayah 3T tersebut mendapatkan asupan makanan yang sehat dan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.
"Saya kaget sih kemarin tiba-tiba dapat berita cucunya Prof. Mahfud terkena keracunan juga, kan harusnya orang mampu ya, bukan menjadi prioritas penerima manfaat untuk program MBG," ungkapnya saat rapat kerja bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana hingga Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dikutip pada Kamis (2/10/2025) dari YouTube Kompas TV.
Sosok Charles Honoris
Mengutip Tribun Jatim, Charles Honoris, seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), telah mengukuhkan posisinya di kancah politik nasional.
Pria kelahiran Jakarta pada 23 Juli 1984 ini berhasil mempertahankan kursinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk ketiga kalinya.
Saat ini, Charles mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, yang memiliki fokus pada bidang kesehatan dan ketenagakerjaan.
Posisi ini berbeda dari periode sebelumnya, di mana ia bertugas di Komisi I yang menangani isu pertahanan, luar negeri, intelijen, serta komunikasi dan informasi.
Di luar parlemen, Charles juga aktif di dunia usaha dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, di mana ia mengawasi bidang perawatan kesehatan.
Karier politik Charles dimulai saat ia terpilih pertama kali dalam Pemilu 2014.
Sebagai Ketua Taruna Merah Putih DKI Jakarta, organisasi sayap pemuda PDI-P, ia berhasil meraih 96.842 suara dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta III, yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.
Perolehan suaranya saat itu bahkan melampaui sejumlah politisi senior.
Keberhasilannya berlanjut pada Pemilu 2019, di mana ia kembali terpilih dengan perolehan suara yang meningkat menjadi 102.408.
Pada Pemilu 2024, ia kembali dipercaya oleh masyarakat di dapil yang sama dan mengamankan kursinya untuk periode ketiga dengan raihan 97.016 suara.
Charles menempuh pendidikan tingginya di Jepang, tepatnya di International Christian University, Tokyo, di mana ia mendalami ilmu politik dan lulus pada tahun 2007.
Sejak masa kuliah, ia dikenal aktif menulis tentang berbagai isu politik, hak asasi manusia, dan hubungan internasional di berbagai media nasional.
Pendidikan dasarnya ditempuh di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, hingga jenjang sekolah menengah pada tahun 1999, sebelum melanjutkan ke Christ Church Grammar School di Australia dan lulus pada tahun 2001.
Ia merupakan putra dari Luntungan Honoris, seorang pengusaha ternama yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris di perusahaan properti PT. Modernland Realty Tbk.
Luntungan Honoris dikenal sebagai salah satu dari sembilan pengusaha Indonesia yang bersama Bill Gates menyumbangkan dana signifikan untuk Dana Kesehatan Indonesia. Charles Honoris menikah dengan Irene Bertina Irawan dan kini menetap di Jakarta Barat.
Sebelum sepenuhnya terjun ke dunia politik, Charles telah memiliki pengalaman di sektor swasta. Ia pernah berkarir sebagai rekanan di firma hukum Hanafiah Ponggawa & Partners dari tahun 2007 hingga 2009.
Selanjutnya, ia menjabat sebagai Direktur di PT. Foton Mobilindo pada tahun 2009 dan kemudian menduduki posisi Wakil Presiden di PT. Modernland Realty Tbk pada tahun 2012.
Sentil MBG makanan beracun
Sebelumnya Charles Honoris sempat menyentil MBG sebagai Makan Beracun Gratis.
Dalam rapat kerja bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Charles Honoris mengungkapkan bahwa kini ramai MBG dipelesetkan.
Di antaranya MBG menjadi “Makan Beracun Gratis” dan “Makan Belatung Gratis” menyusul temuan makanan tak layak konsumsi di lapangan.
Padahal MBG aslinya adalah singkatan dari Makan Bergizi Gratis.
MBG adalah program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak, ibu hamil, serta ibu menyusui di Indonesia untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.
Namun program ini belakangan menuai kritik, sebab ada ribuan anak mengalami keracunan, diduga setelah mengkonsumsi MBG.
“Kontennya banyak Pak, lucu-lucu. MBG sekarang dipelesetin jadi Makan Beracun Gratis, Makan Belatung Gratis, makanan berbahaya dan lain-lain,” kata Charles Honoris di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
“Fotonya banyak beredar. Ada teks Kepala BGN ‘ahli serangga’ karena bisa ada belatung di nasi MBG. Lucu-lucu, tapi menyedihkan,” ujarnya.
Charles Honoris menilai fenomena ini sebagai indikator hilangnya kepercayaan publik terhadap MBG.
Ia mendesak pembenahan mendasar agar program tidak terus menjadi sumber trauma.
“Saya sedih melihat ini. Harus ada langkah besar untuk mengembalikan kepercayaan publik,” tegasnya.
Sejak diluncurkan pada Januari 2025, program MBG telah mencatat 6.517 kasus keracunan makanan hingga akhir September menurut data BGN.
Kasus terbanyak terjadi di Pulau Jawa, termasuk lonjakan signifikan di Garut dan Bandung Barat.
Namun, data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi.
Per 27 September 2025, JPPI mencatat total 8.649 anak mengalami keracunan akibat konsumsi MBG, dengan 3.289 kasus baru hanya dalam dua pekan terakhir.
JPPI juga mengungkap temuan makanan basi, ulat, dan serangga dalam menu MBG di sejumlah daerah. Di Kabupaten Bandung Barat, lebih dari 1.000 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan massal, mulai dari muntah, diare, hingga pingsan di ruang kelas.
(Tribun Jatim/Tribunnews/Bangkapos.com)
Ingat Eks Dosen UIN Malang Viral Guling-guling di Tanah Hingga Diusir, Kini Tinggal di Guest House |
![]() |
---|
Profesi Moncer Ida Yulidina Istri Menkeu Purbaya Saat Muda Disorot, Pilih Tak Lanjutkan Karier |
![]() |
---|
Sosok Figha Lesmana, Tersangka Penghasut Aksi 'Bubarkan DPR' Masih Ditahan Padahal Sedang Menyusui |
![]() |
---|
Mengenal MDIS, Kampus Gibran di Singapura Pastikan Wapres Lulusan Sarjana: Mahasiswa dari 2007-2010 |
![]() |
---|
Mahfud MD Sebut 2 Cucunya Jadi Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Hingga Masuk RS: Jadi Isu Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.