Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Sosok & Kisah Dokter Aaron Amputasi Santri 10 Menit di Reruntuhan, Merayap Celah Beton 50 Cm        

Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang menjadi sorotan di tengah kepanikan dan duka mendalam akibat robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes).

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Kompas.com, TribunJatim/Yusron Naufal
SOSOK DOKTER AARON - Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang saat ditemui di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam. Dokter Aaron melakukan proses amputasi terhadap Ahmad, korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jatim. 

BANGKAPOS.COM - Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang menjadi sorotan di tengah kepanikan dan duka mendalam akibat robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Dokter Aaron muncul di antara korban dan namanya menjadi perbincangan.

Ia adalah seorang dokter dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlibat langsung dalam momen paling kritis penyelamatan korban reruntuhan.

Tragedi memilukan ini terjadi pada Senin, 29 September 2025, ketika bangunan musala Ponpes Al Khoziny tiba-tiba ambruk.

Kejadian ini menewaskan sedikitnya 14 orang.

Hingga Jumat malam, 3 Oktober 2025, data sementara mencatat bahwa sebanyak 117 korban telah ditemukan, dengan 103 orang di antaranya berhasil selamat dari timbunan puing.

Baca juga: Tangis Pecah Istri Praka Zaenal Mutaqim, Hamil 7 Bulan, Suami Gugur Terjun Payung & Kronologinya

Meski demikian, proses evakuasi masih terus dilakukan dengan harapan menemukan korban lainnya yang diduga masih tertimbun di balik reruntuhan.

Di tengah kerja keras tim penyelamat, terdapat sebuah momen dramatis yang menggugah hati siapa pun yang mendengarnya, kisah tentang penyelamatan Nur Ahmad, seorang santri muda berusia 16 tahun, yang menjadi korban selamat berkat tindakan cepat dan tegas tim medis.

Saat musala ambruk, Nur Ahmad terjebak di bawah bongkahan beton besar.

MUSALA PONPES AMBRUK - Sebuah bangunan musala di area Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur ambruk pada Senin (29/9/2025).
MUSALA PONPES AMBRUK - Sebuah bangunan musala di area Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur ambruk pada Senin (29/9/2025). (Kompas.com/Izzatun Najibah)

Tangannya tertindih puing beton dengan posisi yang sangat sulit untuk dievakuasi.

Tim penyelamat pun dihadapkan pada situasi genting yang memerlukan keputusan cepat.

Dua opsi yang ada tak mudah dipilih yakni menunggu alat berat untuk mengangkat beton, dengan risiko Nur Ahmad kehilangan terlalu banyak darah, atau melakukan amputasi di tempat, dengan segala keterbatasan kondisi dan risiko medis yang menyertainya.

Setelah melakukan pertimbangan matang dan diskusi dengan tim, keputusan berat pun diambil, amputasi harus dilakukan demi menyelamatkan nyawa Nur Ahmad.

Tindakan tersebut dilaksanakan oleh dr Aaron yang saat itu berada di lokasi untuk membantu penanganan darurat.

Dengan penuh ketenangan dan profesionalisme, dr Aaron melakukan prosedur amputasi di tengah situasi darurat dan penuh tekanan.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved