Terungkap, Pelaku Penembakan di OKI Bunuh Teman Sendiri Gara-Gara Rp100 Ribu, Asal Senjata Dari Sini

Motif di balik penembakan sadis di Sungai Jeruju. Pelaku nekat menembak temannya sendiri karena sakit hati ditolak pinjam uang Rp100 rib

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tribunsumsel.com/ Winando Davinchi
PELAKU PENEMBAKAN-- Pelaku penembakan Mahrani (34) saat digelandang ke Mapolres Ogan Komering Ilir pada Senin (6/10/2025). 

Ia juga menegaskan komitmen Polres OKI untuk terus menindak tegas pelaku kejahatan bersenjata serta menjaga keamanan warga.

“Kami hadir untuk memastikan rasa aman. Setiap tindak pidana akan kami ungkap,” ujarnya.

Serahkan Senjata Api Rakitan!

Kasus ini menjadi alarm keras bagi aparat kepolisian, karena kembali membuka fakta bahwa kepemilikan senjata api rakitan (senpira) masih marak di pedesaan OKI.

AKBP Eko Rubiyanto mengeluarkan ultimatum keras kepada masyarakat agar segera menyerahkan senjata api rakitan yang masih disimpan.

“Banyak warga berdalih senjata itu untuk melindungi diri dari hewan buas. Tapi kalau digunakan untuk tindak pidana, apalagi menghilangkan nyawa orang lain, tidak ada alasan pembenaran,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihak kepolisian bersama pemerintah daerah dan tokoh masyarakat terus melakukan pendekatan persuasif agar warga menyerahkan senjata tanpa paksaan.

Namun bila imbauan itu diabaikan, polisi tak segan mengambil langkah tegas.

“Kalau tidak diserahkan secara sukarela, kami akan melakukan tindakan represif. Razia senjata dan patroli jam rawan terus kami intensifkan,” tandasnya.

Kasus ini turut menarik perhatian Bupati Ogan Komering Ilir, Muchendi Mahzareki, yang langsung menyampaikan duka cita dan apresiasi atas kerja cepat aparat.

“Kami pemerintah daerah turut berduka atas peristiwa ini. Saya pribadi berempati kepada keluarga korban,” ucap Muchendi dalam konferensi pers bersama Kapolres OKI.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan kekerasan sebagai jalan keluar dari setiap persoalan.

“Kita semua punya masalah, tapi jangan menyelesaikannya dengan masalah baru. Mari biasakan menyelesaikan konflik melalui musyawarah,” pesannya.

Muchendi menegaskan bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab polisi, melainkan seluruh elemen masyarakat.

“Ketertiban dan keamanan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Pemerintah, aparat, dan masyarakat harus bersinergi menjaga Bumi Bende Seguguk,” tuturnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved