Viral Meteor Melintas di Langit Cirebon, Segini Harga Batu Meteor Jika Dijual, Bisa Capai Miliaran

Viral meteor di Cirebon! Fenomena langit ini mengingatkan pada batu meteor Tapanuli yang pernah terjual Rp26 miliar ke kolektor Amerika

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
ist
Bentuk Batu meteor jatuh _ Batu meteor Joshua dari luar angkasa yang ditemukan Agustus 2020 lalu dijual senilai senilai 1,5 juta euro atau setara dengan Rp 25 miliar atau Rpp26 miliar. 

Fenomena jatuhnya meteor memang bukan hanya menjadi tontonan langit, tetapi juga berkaitan dengan nilai ekonomi dan ilmiah yang tinggi.

Di berbagai belahan dunia, batu meteor bahkan menjadi incaran kolektor dengan harga mencapai miliaran rupiah.

Salah satu batu meteor termahal di dunia adalah Meteorit Fukang, yang ditemukan di dekat Kota Fukang, Tiongkok, pada tahun 2000.

Meteorit berjenis pallasite ini memiliki kristal olivin berwarna emas kehijauan yang tertanam dalam matriks logam besi-nikel, menciptakan tampilan seperti karya seni alami dari luar angkasa.

Bobotnya mencapai 1.003 kilogram dengan usia sekitar 4,5 miliar tahun, menjadikannya salah satu batuan tertua di tata surya.

Karena keindahan dan kelangkaannya, harga Meteorit Fukang diperkirakan mencapai Rp28 hingga Rp31,8 miliar, setara jutaan dolar Amerika.

Bagi para ilmuwan, batu ini bukan sekadar benda koleksi, tetapi jendela waktu untuk memahami proses pembentukan awal tata surya.

Kisah Batu Meteor dari Tapanuli yang Terjual Rp26 Miliar

Fenomena meteor juga pernah mengguncang Indonesia pada Agustus 2020, ketika sebuah batu meteor menimpa rumah Josua Hutaglung (33), warga Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Kala itu, Josua tengah membuat peti mati pesanan di rumahnya saat mendengar dentuman keras dan menemukan batu panas seberat 2,2 kilogram tertanam di tanah.

Batu tersebut kemudian viral dan menarik perhatian dunia internasional.

Setelah dilakukan analisis ilmiah, batu itu diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, jenis meteorit langka yang mengandung bahan kimia pembentuk kehidupan pada masa awal tata surya.

Karena nilai ilmiah dan kelangkaannya, batu tersebut akhirnya dibeli oleh kolektor asal Amerika Serikat, Jay Piatek, dengan harga fantastis mencapai Rp26 miliar.

Proses Penjualan yang Tak Disangka

Transaksi batu meteor Tapanuli ini dimediasi oleh Jared Collins, seorang ahli meteorit asal Amerika yang tinggal di Bali.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved