Breaking News

Profil Tokoh

Profil Yudhiawan Wibisono, Akpol 1991 yang Bongkar Kasus Uang Palsu UIN Kini Jadi Komjen

Yudhiawan merupakan lulusan Akpol 1991 dan berpengalaman dalam bidang reserse.

TRIBUN MAKASSAR
MUTASI DAN PECAH BINTANG - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan Wibisono. Dalam STR terbaru Kapolri, Yudhiawan dimutasi ke Kemenkes RI atau akan pecah bintang tiga. 

BANGKAPOS.COM -- Inilah profil Yudhiawan Wibisono yang resmi menyandang pangkat bintang tiga.

Pangkat baru itu resmi membuat sang mantan Kapolda Sulsel menjadi Komisaris Jenderal Polisi alias komjen.

Upacara kenaikan pangkat digelar di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/10/2025) malam.

Baca juga: Rekam Jejak Halim Kalla, Adik Jusuf Kalla Jadi Tersangka Korupsi Proyek PLTU 1 Kalbar

Dengan pangkat barunya, Yudhiawan kini sejajar dengan Komjen Wahyu Widada, rekan seangkatannya sekaligus peraih Bintang Adhi Makayasa Akpol 1991.

Dikenal sebagai jenderal berlatar penyidik, Yudhiawan memiliki perjalanan karier panjang di berbagai instansi penegak hukum. Selain lama berkiprah di Polri, ia juga pernah bertugas sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan, dan kini dipercaya mengemban tugas di pemerintahan.

Nama Yudhiawan sempat menjadi perhatian publik pada akhir 2024 lalu, setelah berhasil membongkar pabrik uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar. Dalam operasi itu, ia menangkap dosen sekaligus Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr. Andi Ibrahim.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho menegaskan bahwa kenaikan pangkat ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan integritas Yudhiawan selama bertugas.

“Kenaikan pangkat ini bukan sekadar simbol kehormatan, tapi juga amanah untuk terus meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Irjen Sandi dalam keterangannya.

“Ini adalah hasil dari kerja keras dan komitmen dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” tambahnya.

Setelah resmi menyandang pangkat Komjen, Yudhiawan Wibisono kini dipercaya sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Profil Komjen Yudhiawan Wibisono 

Mengutip Tribun Timur, Komjen Yudhiawan Wibisono merupakan pria kelahiran 19 Oktober 1967.

Ia merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak 7 Desember 2023 mengemban amanat sebagai Staf Ahli Sosial Politik Kapolri.

Yudhiawan merupakan lulusan Akpol 1991 dan berpengalaman dalam bidang reserse.

Selama berkarir di kepolisian, Irjen Yudhiawan Wibisono sudah menempati berbagai jabatan strategis termasuk di luar struktur kepolisian.

Irjen Yudhiawan Wibisono merupakan pria kelahiran 19 Oktober 1967.

Ia merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak 7 Desember 2023 mengemban amanat sebagai Staf Ahli Sosial Politik Kapolri.

Yudhiawan merupakan lulusan Akpol 1991 dan berpengalaman dalam bidang reserse.

Selama berkarir di kepolisian, Irjen Yudhiawan Wibisono sudah menempati berbagai jabatan strategis termasuk di luar struktur kepolisian.

Bongkar kasus uang palsu

Dulu Bongkar Uang Palsu UIN Alauddin

Irjen Yudhiawan Wibisono dimutasi ke Mabes Polri.

Mutasi kapolda itu tertuang dalam Surat Telegram Rahasia yang diterbitkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo nomor 488/III/2025 tanggal 12 Maret 2025.

Irjen Yudhiawan Wibisono ditugaskan ke Bareskrim Polri.

Adapun kursi Kapolda Sulsel akan diisi oleh Irjen Rusdi Hartono mantan Kapolrestabes Makassar lulusan Akpol 1991.

Sejumlah kasus besar pernah ditangani Irjen Yudhiawan Wibisono selama 6 bulan menjabat Kapolda Sulsel.

Salah satunya membongkar pabrik uang palsu di dalam kampus UIN Alauddin Makassar.

Pabrik uang palsu itu melibatkan dosen Dr Andi Ibrahim sebagai pelaku.

Irjen Yudhiawan Wibisono berhasil menyelamatkan warga Sulsel dari peredaran uang palsu.

Alumnus Akpol 1991 itu menjabat Kapolda Sulsel sejak Sabtu (28/9/2024).

Kamis (13/3/2025), Irjen Yudhiawan Wibisono dimutasi ke Mabes Polri.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menugaskan Irjen Yudhiawan Wibisono ke Badan Reserse Kriminal Polri.

Adapun jabatan Kapolda Sulsel akan dijabat Irjen Rusdi Hartono lulusan Akpol 1991.

Selain uang palsu, salah satu kasus besar yang jadi perhatian publik yakni penembakan misterius di Kabupaten Bone pada malam tahun baru.

Korban penembakan misterius yakni seorang pengacara ternama.

Kasus lainnya yakni bisnis skincare berbahaya.

Bongkar Pabrik Uang Palsu

Saat menjadi Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun mencetak uang palsu.

Uang palsu buatan Andi Ibrahim dan Annar Sampetodin sangat mirip dengan uang asli buatan Bank Indonesia.

Masyarakat awam dikhawatirkan jadi korban uang palsu tersebut.

Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sangat mirip dengan uang asli produk Bank Indonesia.

Oleh karena itu, kata Yudhi, Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim sudah dua tahun lebih mengedar uang palsu di wilayah Makassar.

"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," kata Irjen Yudhiawan Wibisono di Polda Sulsel Senin (30/12/2024) lalu.

Irjen Yudhiawan Wibisono melanjutkan, bagi masyarakat awam mudah terkecoh dengan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim.

"Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu," ujar Irjen Yudhiawan Wibisono

Polda Sulsel turun memback up Polres Gowa mengusut tuntas kasus uang palsu produksi Perpustakaan UIN Alauddin Makassar itu.

Terungkap otak dan sponsor pabrik uang palsu seharga Rp600 juta di kampus UIN Alauddin Makassar.

Sponsor mesin pabrik uang palsu itu bukan dosen UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim.

Ternyata mesin pabrik uang palsu itu disponsori oleh pengusaha Andi Salahuddin Sampetoding (ASS).

Andi Salahuddin Sampetoding pulalah yang memberi ide kepada Andi Ibrahim untuk mencetak uang palsu.

Padahal Andi Ibrahim sejatinya sudah mapan dan sejahtera sebagai dosen PNS Kementerian Agama.

Andi Ibrahim punya gaji per bulan senilai Rp10 juta sebagai dosen PNS Kemenag.

Namun Andi Ibrahim tergiur dengan pabrik uang palsu.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi mengatakan ASS adalah otak di balik uang palsu tersebut.

"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu," kata Kombes Pol Dedi saat rilis Akhir Tahun di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (30/12/2024).

"Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, perintah-perintah dan itu aja intinya," sambungnya.

Diketahui ASS kini berada di RS Bhayangkara Makassar pasca ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Gowa.

Ia mengeluh sakit, jelang penyidik akan melakukan penahanan.

(Bangkapos.com/Tribun Medan/Tribun Timur)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved