Dedi Mulyadi Dituduh Palak Pelajar Imbas Donasi Rp 1.000 per Hari, Begini Jawaban Gubernur Jabar

Bahkan anak sekolah lu mau pintain Rp 1.000 per orang kali berapa juta jiwa. Semua dari kalangan masyarakat sampai bocah mau lu pungutin," katanya.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Rusaidah
Kolase tangkapan layar YouTube Kang Dedi Mulyadi | TikTok rakyat.jelata803
DONASI DEDI MULYADI -- (kiri) Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi / (kanan) Ibu-ibu kritik kebijakan Dedi Mulyadi soal donasi Rp 1.000 per hari | Kritikan ibu tersebut disampaikan lewat sebuah video yang diunggah dalam akun rakyat.jelata803. Ia menuding gerakan tersebut hanya program akal-akalan Dedi Mulyadi belaka. 

BANGKAPOS.COM -- Kebijakan terbaru Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi, mendapat kecaman dari warganya sendiri.

Seorang ibu-ibu menyampaikan kritik terhadap kebijakan Dedi Mulyadi soal donasi Rp 1.000 per hari.

Kebijakan tersebut tidak hanya berlaku bagi warga Jawa Barat dan ASN saja, namun diberlakukan juga bagi pelajar.

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Minta Donasi Rp 1.000 per Hari dari Warga Jabar, Begini Kata Menkeu Purbaya

Hal tersebut kemudian membuat berang seorang ibu-ibu hingga menuduh Dedi Mulyadi palak pelajar.

Kritikan ibu tersebut disampaikan lewat sebuah video yang diunggah dalam akun rakyat.jelata803.

"Disuruh atasannya lu bikin program mengatasnamakan rakyat, bantu desa lah, sampai anak sekolah buruh segala macam. Bahkan anak sekolah lu mau pintain Rp 1.000 per orang kali berapa juta jiwa. Semua dari kalangan masyarakat sampai bocah mau lu pungutin," katanya.

Ia menuding gerakan tersebut hanya program akal-akalan Dedi Mulyadi belaka.

"Heh otak lu jangan mengatasnamanakan rakyat. Udah kelaperan lu ye ? udah gak bisa nge-up anggaran, udah gak bisa korupsi dari berbagai sisi," katanya.

Baca juga: Dibela Dedi Mulyadi, Ketua RW Kuliti Aib Yai Mim, Sahara Sebut Korban Bukan Dirinya Saja

Video itu menjadi pembuka dari video Youtube Dedi Mulyadi terbaru. Ia memposting ulang full video tersebut.

Dedi Mulyadi menanggapinya dengan mendengar banyak keluhan masalah warga yang datang ke Lembur Pakuan.

Sampai ada seorang ibu yang membawa masalah tunggakan BPJS ke Dedi Mulyadi.

KDM menjadikan ibu tersebut sebagai contoh dari tujuan Gerakan Rereongan Poe Ibu.

"Rereongan warga yang Rp 1.000 dikumpul itu tujuannya tolong seperti ini. Dikumpulinnya di RT, di RW, atau di desa, terserah," kata Dedi.

Uang tersebut bisa saja digunakan untuk warga yang mengalami kesulitan.

"Kalau di desa tidak mampu bayar segitu mampunya Rp 200 ribu nanti tinggal WA ke pengaduan kabupaten. Kalau di kabupatennya tidak mampu, nanti gubernur, jadi tidak tiap hari numpuk di Gubernur," katanya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved