Berita Viral

Sosok Pratu Johari dan Praka Zaenal, Prajurit Tewas Jelang HUT TNI Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan prajurit yang tewas jelang puncak HUT ke-80 TNI kini mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Fitriadi
Facebook/Johari Alfarizi/Istimewa/Kompas.com
PRAJURIT TEWAS - Dua prajurit yang tewas jelang puncak HUT ke-80 TNI kini mendapat kenaikan pangkat luar biasa. 

BANGKAPOS.COM - Dua prajurit yang tewas jelang puncak HUT ke-80 TNI kini mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Keduanya adalah Pratu Johari Alfarizi dan Praka Zaenal.

Pratu Johari Alfarizi adalah prajurit Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) .

Baca juga: Tangis Pecah Istri Praka Zaenal Mutaqim, Hamil 7 Bulan, Suami Gugur Terjun Payung & Kronologinya

Ia meninggal dunia di Monas, Jakarta Pusat, pada Sabtu (4/10/2025) malam, atau tepat sebelum puncak HUT ke-80 TNI. 

Pratu Johari tewas dari atas tank Marder setinggi 4 meter dan mengalami patah leher.

Sementara Prajurit Kepala Marinir (Praka Mar) Zaenal Muttaqin tewas saat latihan terjung payung jelang HUT ke-80 TNI.

Keduanya kini mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB).

Hal itu sebagaimana yang disampaikan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Sjafrie memastikan dua prajurit TNI yang gugur saat latihan hari ulang tahun (HUT) ke-80 TNI mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB).

"(Dua prajurit yang gugur) dapat kenaikan pangkat luar biasa," kata Sjafrie saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

Selain itu, keluarga dua prajurit TNI yang gugur juga mendapatkan santunan masing-masing sebesar Rp 350 juta dari Asabri.

Lantas seperi apa sosok Pratu Johari dan Praka Zaenal?

Pratu Johari

Johari merupakan anak seorang guru Aswita yang bertugas di SMAN 2 Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara.

 Ia juga merupakan keponakan dari Rektor Universitas Gunung Leuser, Dr. Indra Utama, M.Pd.

Pangkostrad Letjen Mohammad Fadjar mengonfirmasi kabar meninggalnya Pratu Johari tersebut. 

"Betul. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun," ujar Fadjar, kepada wartawan, dilansir dari Kompas.com, Senin (6/10/2025).

Fadjar mengungkapkan Johari saat itu bertugas di atas tank Marder yang sedang diangkut transporter (ketinggian sekitar 4 meter).

Nahas, ia atuh dari atas tank dan mengalami patah leher.

"Almarhum Pratu Johari Alfarizi saat bertugas terjatuh dari atas tank Marder yang sedang diangkut transporter (ketinggian sekitar 4 meter) dan mengalami patah leher," ujar dia.

Jenazah Johari pun langsung di terbangkan ke Aceh Tenggara, pada Minggu (5/10/2025) malam.

Hari ini, Johari dimakamkan secara militer.

Panglima TNI, Pangkostrad, dan komandan dari Johari, disebut telah memberi santunan kepada keluarga. 

"Santunan sudah diberikan, dari Panglima TNI, Pangkostrad, dan komandan satuannya," imbuh Fadjar.

Melansir dari Facebook Pendim Agara, Kepala Staf Kodim 0108/ Agara Mayor Inf Ronny Mahendra memimpin pelaksanaan upacara Persemayaman dan Pemakaman Secara Militer Alm Pratu Johari Alfarizi, Tayan Komrad-2 Kom/MA Yonkav 1/BCC/1 Kostrad, bertempat di desa Pasir Penjengakan Kecamatan. Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggara, Senin (06/10/2025).

Upacara pemakaman ini digelar dengan hikmat dan penuh haru yang dihadiri Perwira, Bintara,Tamtama Kodim 0108/ Agara.serta perwakilan dari Yonkav 1/BCC/1 Kostrad.

Adapun saat itu, Pratu Johari Alfarizi bersama crew melaksanakan pergeseran materiil dari DP (pintu gerbang Monas depan istana) menuju DP (depan kantor Mahkamah Agung).

Pada sekira pukul 22.40 WIB, rangkaian Alutsista melintas jembatan penyeberangan depan Stasiun Gambir, korban berusaha menurunkan antena Ranpur Marder agar tidak terhalang oleh jembatan penyeberangan tersebut.

Saat hendak menurunkan antena Ranpur, Johari menghadap belakang kendaraan dan tidak mengetahui bahwa di depan kendaraan terdapat jembatan penyeberangan, sehingga mengakibatkan Johari terjatuh dari atas Tank Marder (±4 meter) dan tergilas ban belakang kendaraa

Sosok Praka Zaenal

Praka Zaenal mengalami kecelakaan saat latihan terjun payung di Teluk Jakarta, pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Ia meninggal dunia usai dua hari menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu (4/10/2025).

Peristiwa itu terjadi dalam rangkaian kegiatan Presidential Inspection memperingati HUT ke-80 TNI, di mana ia tergabung dalam operasi Rubber Duck Operations (RDO).

Kronologinya tewasnya Praka Zaenal pun disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Tunggul.

Ia menjelaskan bahwa kendala muncul ketika proses pembukaan parasut berlangsung di udara.

“Insiden tersebut terjadi tanggal 2 Oktober 2025 saat Praka Mar Zaenal Muttaqin mengalami kecelakaan di udara saat Processing Opening Parachute,” ungkap Tunggul, dikutip Minggu (5/10/2025).

Meski sempat mengalami gangguan, parasut yang digunakan tetap berhasil mengembang hingga mendarat di permukaan laut.

“Parasut tetap mengembang hingga mendarat di air. Tim pengaman di laut segera mendekati penerjun dan melaksanakan evakuasi menggunakan ambulance sea rider menuju posko kesehatan Kolinlamil,” jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

Usai dievakuasi dari lokasi kejadian, Praka Zaenal langsung dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto untuk menjalani perawatan medis secara intensif.

“Telah dilaksanakan perawatan di rumah sakit dan berbagai upaya medis untuk menyelamatkan yang bersangkutan selama dua hari.

Namun, Praka Mar Zaenal Muttaqin tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter pada hari Sabtu, 4 Oktober 2025 pukul 03.01 WIB di RSPAD Gatot Subroto,” tutur Tunggul.

(Bangkapos.com/Tribun Sumsel/Surya.co.id)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved