Sosok Marsinah Aktivis Buruh Dibunuh pada Masa Orba, Diusulkan Pahlawan Nasional, Prabowo Dukung

Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungannya terhadap usulan agar Marsinah, aktivis buruh...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Rusaidah
Kolase TribunJatim.com/Danendra Kusuma
MARSINAH -- Sosok Marsinah Aktivis Buruh Dibunuh pada Masa Orba, Diusulkan jadi Pahlwan Nasional, Prabowo Dukung 

BANGKAPOS.COM -- Sosok Marsinah, seorang aktivis buruh diusulkan jadi pahlawan nasional.

Usulan tersebut mendapatkan dukungan dari Presiden Prabowo Subianto.

Dukungan tersebut disampaikan Prabowo saat momen peringatan Hari Buruh 2025, di Jakarta.

Baca juga: Sosok Gilang Suami Cindy Desta Nanda, Belum Sadar Istri Telah Meninggal Dunia: Cindy di Mana?

Marsinah merupakan aktivis buruh yang menjadi simbol perjuangan kelas pekerja di Indonesia.

Sosok Marsinah

Marsinah adalah buruh wanita asal Nganjuk, Jawa Timur.

Dia bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Diberitakan Harian Kompas, 28 Juni 2000, Marsinah lahir pada 10 April 1969.

Baca juga: Sosok Tarman Kakek 74 Tahun Nikahi Wanita Muda Mahar Rp 3 Miliar, Kini Dikabarkan Kabur

Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, Marsini kakaknya dan Wijiati adiknya.

Marsinah merupakan anak dari pasangan Astin dan Sumini di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.

Ibu Marsinah meninggal saat dia berusia tiga tahun.

Dia kemudian diasuh dan dibesarkan oleh neneknya, Paerah, yang tinggal bersama paman dan bibinya, pasangan Suraji-Sini. 

Beranjak dewasa, pada tahun 1989, Marsinah hijrah ke Surabaya untuk mencari pekerjaan.

Dia sempat menumpang di rumah kakaknya, Marsini.

Dia pertama kali bekerja di pabrik plastik SKW kawasan industri Rungkut.

Tetapi, gajinya jauh dari cukup sehingga untuk memperoleh tambahan penghasilan, Marsinah juga berjualan nasi bungkus di sekitar pabrik seharga Rp 150 per bungkus.

Hingga akhirnya, Marsinah pindah bekerja di sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, bernama PT Catur Putra Surya (CPS).

Marsinah Dibunuh

Saat bekerja di PT CPS itu, Marsinah terkenal vokal terkait kesejahteraan buruh.

Dia bahkan terkenal sebagai aktivis dalam organisasi buruh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.

Suaranya yang vokal memperjuangkan nasib buruh membuat Marsinah harus kehilangan nyawanya.

Pada 9 Mei 1993, jasad Marsinah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk di Dusun Jegong, Nganjuk, Jawa Timur.

Hasil forensik menyatakan Marsinah sudah tewas sehari sebelumnya.

Kematian Marsinah langsung dikaitkan dengan sikapnya yang vokal untuk menyuarakan nasib para buruh.

Dikutip dari Harian Kompas, 10 November 1993, Marsinah memimpin unjuk rasa kenaikan gaji Rp 1.700 menjadi Rp 2.250 pada 4 Mei 1993.

Namun, karena negosiasi dengan perusahaan tidak menemui titik terang, Marsinah dan kawan-kawannya menempuh cara yang lazim dalam gerakan buruh, yakni mogok kerja.

Hingga pada 5 Mei 1993 malam, Marsinah diculik dan disiksa oleh lima orang "algojo" PT CPS.

Selama empat hari Marsinah menghilang, tiba-tiba jasadnya ditemukan pada 9 Mei 1993 dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk, sekitar 200 meter dari tempatnya bekerja.

Hasil visum menunjukkan bahwa Marsinah disiksa dan diperkosa sebelum dibunuh.

Sementara itu, menurut Abdul Mun’im Idries, dokter dari Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kematian Marsinah karena tembakan senjata api.

Kematian Marsinah yang tidak wajar itu mendapat reaksi keras dari para aktivis dan masyarakat luas.

Mereka menuntut pihak aparat keamanan untuk menyelidiki dan mengadili para pelakunya.

Semenjak saat itu, Marsinah menjadi simbol perjuangan bagi para buruh di Indonesia.

Prabowo Dukung Usulan Marsinah jadi Pahlawan Nasional

Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungannya terhadap usulan agar Marsinah, aktivis buruh yang gugur saat memperjuangkan hak-hak pekerja, diangkat menjadi pahlawan nasional.

Dukungan tersebut disampaikan langsung Prabowo dalam pidatonya di peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (1/5/2025).

Prabowo mengatakan, usulan tersebut datang langsung dari sejumlah pimpinan serikat buruh yang menemuinya.

“Atas usul pimpinan, tokoh-tokoh buruh, mereka sampaikan ke saya, ‘Kenapa sih pahlawan nasional enggak ada dari kaum buruh?’” kata Prabowo dalam orasinya di hadapan ratusan ribu buruh yang memadati Monas.

Ia pun meminta para pimpinan buruh untuk bermusyawarah dan mengajukan nama yang dianggap layak menjadi simbol perjuangan kaum pekerja Indonesia.

“Saya tanya, kalian ada saran enggak? Coba kalian berembuk, usulkan pahlawan dari kaum buruh,” ujarnya.

Prabowo menyebut, nama Marsinah kemudian muncul sebagai sosok yang dianggap mewakili semangat perjuangan buruh.

“Dan mereka sampaikan, ‘Pak, bagaimana kalau Marsinah, Pak?’ Marsinah jadi pahlawan nasional,” tuturnya, yang langsung disambut tepuk tangan massa buruh.

Presiden pun menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh usulan tersebut, asalkan mendapat kesepakatan luas dari kalangan serikat buruh.

“Asal seluruh pimpinan buruh, mewakili kaum buruh, sepakat, saya akan mendukung Marsinah jadi pahlawan nasional,” tegas Prabowo.

Marsinah adalah aktivis buruh perempuan yang tewas secara tragis pada 1993 setelah memperjuangkan kenaikan upah di Sidoarjo, Jawa Timur.

Kasus kematiannya menjadi simbol perjuangan buruh di Indonesia dan masih menyisakan tanda tanya hingga kini.

(Bangkapos.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved