Profil Pesantren Lirboyo Kediri di Tengah Viral Boikot Trans7 karena Program Xpose Uncensored
Pesantren Lirboyo adalah ponpes di Kediri yang didirikan pada 1910 M oleh K.H. Abdul Karim dan kini dipimpin cucunya, K.H. M. Anwar Manshur
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Nama Pondok Pesantren Lirboyo kini sedang jadi sorotan setelah tagar #BoikotTrans7 viral di media sosial X.
Pesantren Lirboyo adalah ponpes di Kediri yang didirikan pada 1910 M oleh K.H. Abdul Karim dan kini dipimpin cucunya, K.H. M. Anwar Manshur
Adapun tayangan Trans7 yang yang menjadi pemicunya aksi boikot ini adalah program “Xpose Uncensored” Trans 7 yang dianggap menyinggung kehidupan kiai dan santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Banyak netizen menyuarakan protes dan meminta Trans 7 bertanggung jawab atas tayangan yang mereka nilai kurang sensitif terhadap lembaga pendidikan Islam yang memiliki sejarah panjang tersebut.
Tayangan yang dimaksud muncul pada 13 Oktober 2025.
Dalam segmen tersebut, ada penyebutan dan penggambaran yang dianggap tidak pantas terhadap santri dan kiai di Pondok Pesantren Lirboyo.
Hal ini sontak memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama dari keluarga besar pesantren, para alumni, serta masyarakat Kediri yang memiliki ikatan kuat dengan pesantren legendaris tersebut.
Trans7 Minta Maaf
Menanggapi gelombang kritik dan aksi boikot, Trans 7 akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
Pernyataan resmi tersebut disampaikan melalui keterangan tertulis pada Selasa pagi (14/10/2025).
“Sehubungan dengan tayangan/pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program Xpose Uncensored Trans7, pada tanggal 13 Oktober 2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan Keluarga Besar PP. Lirboyo,” tulis pihak Trans 7 dalam pernyataannya.
Pihak Trans 7 menyatakan, mereka dengan kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan.
“TRANS7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Kyai dan Keluarga, para Pengasuh, Santri, serta Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat. Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” lanjut pernyataan tersebut.
Tak hanya itu, permintaan maaf juga telah secara langsung disampaikan kepada Gus Adib, salah satu putra KH. Anwar Mansyur.
Pihak Trans 7 berjanji akan mengirimkan surat permohonan maaf resmi kepada pengasuh pesantren pada Selasa pagi ini.
Sebagai informasi, Pondok Pesantren Lirboyo merupakan salah satu pesantren besar dan berpengaruh di Indonesia yang berdiri sejak 1910.
Profil Pesantren Lirboyo
Seperti disebut sebelumnya, Pesantren Lirboyo adalah ponpes di Kediri yang didirikan pada 1910 M oleh K.H. Abdul Karim yang saat ini berada di bawah pimpinan salah satu cucunya, K.H. M. Anwar Manshur.
Pondok pesantren yang berlokasi di Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini berafiliasi kuat kepada organisasi Nahdlatul Ulama dan berdiri sebagai pesantren berbasis salaf, yakni pesantren yang menekankan pada kemampuan membaca dan mengkaji kitab salaf (kitab kuning).
Dikutip dari Wikipedia, Pesantren ini menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.
Bahkan di peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pesantren Lirboyo selalu terlibat dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang, seperti Pertempuran 10 November di Surabaya.
]Awalnya Pondok Pesantren Lirboyo hanya memakai sistem seperti sorogan dan bandongan, namun sejak tahun 1925 M terpaut 15 tahun setelah berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo, Pondok Pesantren Lirboyo-pun mengadopsi sebuah sistem pendidikan ber-kelas (sistem madrasah) yang dinamakan Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien yang tetap eksis hingga saat ini.[3]
Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh K.H. Abdul Karim yang pada mulanya bertempat tinggal di Desa Lirboyo (sekarang Kelurahan Lirboyo) pada tahun 1910 M.
Sebelum menetap di Desa Lirboyo, ia mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng asuhan K.H. M. Hasyim Asy'ari yang juga menjadi teman sebaya ketika berguru di Syaikhona Kholil Bangkalan, lalu K.H. Abdul Karim menikah dengan Nyai Khodijah binti K.H. Sholeh dari Banjarmlati, Kediri.
Sejak pernikahan itulah K.H. Abdul Karim menetap di Desa Lirboyo. Berpindahnya K.H. Abdul Karim dari Tebuireng ke Desa Lirboyo disebabkan oleh adanya dorongan dari mertuanya (K.H. Sholeh) dengan harapan agar syi'ar dan dakwah Islam menjadi lebih luas
Kemudian atas keinginan dan inisiatif dari K.H. Abdul Karim, dengan didukung oleh mertuanya, maka K.H. Abdul Karim mendirikan sebuah pondok untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam kepada siapapun yang ingin mencari ilmu.
Santri pertamanya bernama Umar dari Madiun, lalu Yusuf, Sahil, dan Somad dari Magelang, dan Syamsudin dari Gurah, Kediri. Hari demi hari hingga bertahun-tahun, Pondok Pesantren Lirboyo semakin banyak memiliki santri dan mulai dikenal oleh warga baik di Kediri maupun dari luar Kediri.
Pada tahun 1913, K.H. Abdul karim membangun sebuah masjid di dalam wilayah pondok dengan tujuan sebagai sarana beribadah. Hingga saat ini, masjid tersebut masih ada dengan tetap bernama Masjid Lawang Songo, sebab jumlah pintu (lawang) masjid itu berjumlah sembilan.
Hingga saat ini, keberadaan Pondok Pesantren Lirboyo sangat berkembang pesat menjadi pusat studi Islam klasik ala pesantren yang usianya sudah menginjak lebih dari satu abad.
Dalam peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia, Pondok Pesantren Lirboyo selalu terlibat dan ikut andil dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa Pertempuran 10 November di Surabaya.[4]
Sebagai salah satu pusat pendidikan agama Islam, Pesantren Lirboyo selalu mencetak kader-kader generasi agama dan bangsa yang mumpuni dalam berbagai bidang di dalam disiplin ilmu agama.
Selain itu Pondok Pesantren Lirboyo juga tetap berpegang teguh pada pendidikan salaf (tradisional) dengan mengharmonisasikan antara budaya yang mampu mengisi modernisasi, serta telah terbukti bahwa Pondok Pesantren Lirboyo sudah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang salih dalam bidang keagamaan, sekaligus salih dalam bidang intelektual. (Tribunnews/ Wikipedia/ Bangkapos.com)
Sosok Chairul Tanjung Pemilik Trans7 Ramai Seruan Boikot, Dulu Pedagang Kaus Kini Hartanya Fantastis |
![]() |
---|
Sosok Iptu Pulung Anggara Surya Putra yang Aniaya Bawahan Gegara Telat Apel MotoGP Mandalika |
![]() |
---|
Nasib Iptu Pulung Anggara, Kapolsek Kediri yang Siram Anak Buah dengan Miras, Diperiksa Propam |
![]() |
---|
Minta Maaf Berujung Tragis, Sosok Brigadir MNS Telat Apel MotoGP Malah Disiram Tuak Kapolsek Pulung |
![]() |
---|
Profil Iptu Pulung Anggara, Kapolsek Kediri Diduga Siram Miras ke Anak Buah Gegara Telat Apel MotoGP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.