Berita Viral

Ultimatum PBNU, Sikap Alumni Ponpes Lirboyo dan Permintaan Maaf Trans7 Usai Seruan Boikot Viral

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menilai tayangan tersebut telah melewati batas etika penyiaran dan merendahkan nilai-nilai pesantren.

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
TikTok
TAYANGAN DIBOIKOT -  Viral tayangan Xpose Uncensored di Trans7 baru-baru ini memantik emosi publik terkhusus PBNU dan alumni Ponpes Lirboyo Kediri. 
Ringkasan Berita:
  • Tayangan Xpose Uncensored di Trans7 dikecam publik terkhusus PBNU dan alumni Ponpes Lirboyo Kediri.
  • Menurut Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf isi program itu bukan hanya menyalahi prinsip jurnalisme, tapi juga bisa mengusik ketenangan masyarakat.
  • Trans7 mengakui adanya keteledoran dan berjanji tidak akan menayangkan konten serupa lagi.

 

BANGKAPOS.COM -- Viral tayangan Xpose Uncensored di Trans7 baru-baru ini memantik emosi publik terkhusus PBNU dan alumni Ponpes Lirboyo Kediri.

Betapa tidak, tayangan di acara tersebut menampilkan kehidupan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri yang dinarasikan seolah merendahkan nilai pesantren.

Tak sedikit juga warganet beranggapan hal tersebut sebagai penghinaan dan pelecehan terhadap kyai.

Baca juga: Keluarga Menkeu Purbaya Diteror Hal Mistis di Rumah, Yudo Sadewa: Barang Sering Berpindah Sendiri

Video itu pun menuai kecaman luas dari warga Nahdlatul Ulama (NU).

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menilai tayangan tersebut telah melewati batas etika penyiaran dan merendahkan nilai-nilai pesantren.

“Tayangan Trans7 itu jelas-jelas melecehkan bahkan menghina pesantren, para tokoh pesantren yang dimuliakan NU, serta nilai-nilai mulia yang dipegang dunia pesantren,”
ujar Gus Yahya, Selasa (14/10/2025).

Menurutnya, isi program itu bukan hanya menyalahi prinsip jurnalisme, tapi juga bisa mengusik ketenangan masyarakat.

“Kami menuntut agar Trans7 dan Trans Corporation menunjukkan tanggung jawabnya dengan melakukan perbaikan secara konkret,” tegasnya.

PBNU juga memberi mandat kepada Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) untuk mengambil langkah hukum bila diperlukan.

“Masalah ini harus diselesaikan dengan baik dan tegas,” tambahnya.

Kepada para kiai, santri, dan warga NU, Gus Yahya mengimbau agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing emosi.

“Masih ada pihak-pihak yang tidak menyukai pesantren dan NU, serta menentang nilai-nilai yang kami junjung. Tapi hal itu tidak boleh melemahkan semangat kita untuk terus berkhidmat demi kemaslahatan agama, masyarakat, bangsa, dan negara,” tuturnya.

Setelah tayangan itu viral, warganet ramai menggunakan tagar #BoikotTrans7.

Gelombang protes terutama datang dari kalangan santri dan masyarakat pesantren.

Pemicu kemarahan publik adalah potongan video dengan judul “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?” yang beredar luas di TikTok dan Instagram.

Cuplikan tersebut dianggap menyesatkan dan memperkuat stereotip negatif tentang kehidupan pesantren.
Banyak pihak berharap kasus ini jadi pelajaran agar media lebih berhati-hati dalam menggambarkan lembaga keagamaan.

5 poin dari Alumni Pondok Pesantren Lirboyo

Mengutip dari Surya.co.id, Alumni Ponpes Lirboyo juga menyampaikan pernyataan sikap resmi. Mereka menilai tayangan itu telah merendahkan martabat pesantren dan kiai.

Dalam pernyataannya, mereka menegaskan lima poin utama, yaitu:

  1. Mengecam keras tayangan yang dianggap meremehkan kiai, santri, dan pesantren.
  2. Menuntut Trans7 meminta maaf secara terbuka kepada para masayikh Lirboyo.
  3. Meminta seluruh tayangan terkait segera ditarik dari semua platform.
  4. Mendesak Trans7 menayangkan konten edukatif yang menggambarkan kehidupan pesantren secara utuh.
  5. Siap menempuh jalur hukum pidana maupun perdata jika tuntutan tidak dipenuhi.

Permintaan Maaf Resmi dari Trans7

Menanggapi kecaman tersebut, pihak Trans7 akhirnya menyampaikan surat permintaan maaf resmi.

Dalam surat yang beredar, Trans7 mengakui adanya keteledoran dan berjanji tidak akan menayangkan konten serupa lagi.

Isi surat itu menyebut:

Dengan hormat, Sehubungan dengan tayangan/pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program "Xpose Uncensored" TRANS7, pada tanggal 13 Oktober 2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan Keluarga Besar PP. Lirboyo dalam hal ini.
Dan dengan ini:

Kami dari TRANS7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Kyai dan Keluarga, para Pengasuh, Santri, serta Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat.

Kami menyadari bahwa tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami di TRANS7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan Ulama, Kyai, dan kehidupan Pesantren, khususnya yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program yang tidak relevan.

Kami juga berkomitmen untuk menghadirkan tayangan yang menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren di Indonesia, khususnya berkaitan dengan Pesantren Lirboyo.

Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga arwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren.

(Surya.co.id/Tribunnews/Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved