Kematian Mahasiswa Unud
Sosok Calista Amore, Calon Dokter Unud Ledek Kematian Timothy yang Akhiri Hidup: Gaberasa lt 2 mah
Sosok Calista Amore Manurung, seorang calon dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud), Bali disorot.
Ringkasan Berita:
- Sosok Calista Amore Manurung, seorang calon dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud), Bali disorot
- Namanya ikut terseret dalam kematian Timothy Anugerah Saputra (TAS), seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) usai diduga akhiri hidup
- Banyak yang mendesak pihak universitas untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tindakan yang dinilai mencoreng nama baik institusi
BANGKAPOS.COM - Sosok Calista Amore Manurung, seorang calon dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud), Bali disorot.
Nama Calista Amore Manurung juga ikut terseret dalam kematian Timothy Anugerah Saputra (TAS), seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang mengembuskan napas terakhirnya setelah diduga melompat dari lantai empat Gedung FISIP.
Bukan karena masuk dalam daftar pelaku yang ikut membully korban, namun Calista Amore Manurung diduga termasuk dari sejumlah mahasiswa yang ikut melecehkan kematian rekannya sendiri.
Baca juga: Kisah Timothy Anugerah Mahasiswa Unud Bali Akhiri Hidup Gegara di-Bully, 6 Pelaku Mahasiswa Disanksi
Kisah berawal dari kabar duka yang datang pada Rabu, 15 Oktober 2025. Timothy Anugerah Saputra, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mengembuskan napas terakhirnya setelah diduga melompat dari lantai empat Gedung FISIP.
Kejadian tragis ini mengguncang banyak pihak, namun yang terjadi setelahnya justru menambah luka bagi keluarga dan kerabat korban.
Alih-alih menunjukkan rasa empati dan duka cita, sejumlah mahasiswa dari berbagai fakultas di UNUD justru memperlihatkan respons yang menyakitkan.
Mereka ramai-ramai meledek peristiwa kematian Timothy melalui media sosial.
Foto-foto korban yang tersebar dijadikan bahan olok-olokan.
Bahkan, ada yang membandingkan momen nahas tersebut dengan sosok selebgram Kekeyi, sebuah perbandingan yang tidak hanya tidak pantas, tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap nyawa manusia.
Lebih mengejutkan lagi, tindakan perundungan ini tidak hanya datang dari lingkungan FISIP, fakultas tempat Timothy menempuh pendidikan.
Beberapa mahasiswa dari fakultas lain juga ikut terlibat, termasuk dari Fakultas Kedokteran.
Fakta ini membuat publik geram, terlebih karena para pelaku berasal dari institusi yang seharusnya mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan etika profesional.
Diketahui, setidaknya enam mahasiswa yang terlibat dalam perundungan telah menyampaikan permintaan maaf dan mengeluarkan klarifikasi di media sosial mereka masing-masing.
Namun, dari jajaran mahasiswa Fakultas Kedokteran, hingga saat ini belum ada satu pun yang secara terbuka menyatakan penyesalan atau memberikan klarifikasi atas tindakan mereka.
Ketiadaan permintaan maaf dari mahasiswa kedokteran, termasuk Calista Amore Manurung, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan publik.
Bagaimana bisa calon tenaga medis yang kelak bertugas menyelamatkan nyawa, menunjukkan perilaku yang justru bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan?
Kasus ini kini menjadi bahan perbincangan luas, baik di kalangan civitas akademika maupun masyarakat umum.
Banyak yang mendesak pihak universitas untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku, termasuk meninjau sanksi akademik sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tindakan yang dinilai mencoreng nama baik institusi.
Kematian Timothy Anugerah di Grup Chatting
Tak hanya itu, dibocorkan juga bahwa salah satu perundung masih bisa tertawa setelah viral di media sosial.
Perundungan yang dilakukan calon dokter itu diviralkan oleh kakak angkatannya, dr Guco di akun Instagram @gu_coci.
Ia memposting screen shoot perbincangan di grup chatting.
Terlihat ada seseorang yang membagikan foto Timothy.
"Percobaan bunuh diri di kamsud lompat dri lt 2," tulisnya.
Kemudian akun bernama Calista Amora malah meledek korban.
"Gaberasa lt 2 mah," tulisnya.
Bahkan ada temannya yang berna Erick Gonata menanyakan kondisi korban dengan kalimat kasar.
"Mati ga," tulisnya.
Tak hanya itu, Calista pun mengajak rekan-rekannya untuk visit.
"Visit yu," tulisnya.
Kemudian ada yang menginformasikan kalau mayat korban masih di UGD.
"Oh mati?," tulis Erick lagi.
Lalu akun bernama James Halim ikut berkomentar.
"Oalah mati ya," tulisnya.
"Mati?," tanya Calista.
"Ya," jawab seseorang yang memberi informasi.
"Anjir," balas Calista.
"Baguslah," tulis James.
Akun @gu_coci mengatakan kalau ketiga calon dokter itu tak pantas jadi tenaga kesehatan.
"Gausah jadi dokter kalau ga punya hati," tulisnya.
Ia mengatakan kalau ketiga calon dokter itu sedang koas di RS Ngoerah Bali.
"Sadar ga, yang kalian gunjingkan itu pasien, yang kedepannya akan jadi lahan pekerjaan kalian, dan tugas kalian sebagai dokter tidak perlu dijelaskan lagi /?/," tulisnya.
Sang dokter pun menyarankan kepada para perundung itu untuk segera mengundurkan diri.
"Layak kah untuk lanjut koas? mending berhenti aja, malu. Malu-maluin diri sendiri, keluarga, kampus," tulisnya.
Ia pun sengaja memviralkan kelakuan tak pantas adik tingkatnya karena menilai perbuatan mereka sangat tidak pantas.
Sebab menurut dia, profesi dokter bukanlah tugas yang mudah.
Baca juga: Sosok 6 Mahasiswa Pembully Timothy Anugerah yang Akhiri Hidup, Ada Wakil Ketua BEM, Disanksi Nilai D
"Bayangkan beban kerja yang harus ditanggung. Apalagi calon dokter dengan nir empati yang harus bekerja di lapangan yang sama dengan saya. Gila. Lebih baik saya melanggar arti teman sejawat, untungnya sejawat itu masih selangkah lagi mereka gapai, atau mungkin sebaiknya tidak perlu saja," tulisnya.
Tak seperti rekan-rekan Timothy, Calista dan dua rekannya yang sama-sama calon dokter tampaknya belum membuat video minta maaf.
Bahkan kini akun Instagram Calista dan keluarganya hilang.
Meski begitu, foto Calista saat wisuda tersebar di media sosial.
Ia tampak cantik dengan kebaya peach dan toga di kepalanya.
Calista juga berpose dengan kedua orangtuanya.
"Bikin orangtua makin bangga
Ngasih foto wisuda ke orang tua itu tuh pricesless banget.
Senyum mereka = worth it!," tulisnya.
Rektor Unud Buka Suara
Sementara itu, Rektor Universitas Udayana, Prof I Ketut Sudarsana menanggapi adanya perundungan di lingkungan kampus.
Ia menyatakan bahwa kampus harus menjadi ruang aman, berempati, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal.
“Kami berduka atas kepergian salah satu mahasiswa terbaik kami. Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk memperkuat empati dan rasa peduli antar sesama sivitas akademika,” katanya dikutip dari Instagram Universitas Udayana.
Universitas Udayana menegaskan akan menindak tegas segala bentuk tindakan nir-empati, perundungan, maupun kekerasan digital, serta terus memperkuat pendampingan psikologis dan literasi digital di lingkungan kampus.
Baca juga: Skenario Briptu Rizka & Keluarga Bunuh Brigadir Esco, Pura-pura Pingsan, Ayah Modus Cari Ayam Hilang
Sosok 6 Mahasiswa Terlibat Perundungan
Enam mahasiswa yang diduga melakukan perundungan terhadap mendiang TAS di percakapan grup WA itu, berbeda-beda angkatan.
1. Leonardo Jonathan Handika Putra, Mahasiswa sekaligus Wakil Ketua BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana angkatan 2022.
2. Maria Victoria Viyata Mayos, Mahasiswa FISIP angkatan 2023 sekaligus Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra.
3. Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Mahasiswa FISIP Unud sekaligus Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis dan Pendidikan Himapol FISIP Unud
4. Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, Mahasiswa FISIP 2025 sekaligus Wakil Kepala Departemen Minat dan Bakat Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra
5. Vito Simanungkalit, Mahasiswa FISIP Unud 2025 sekaligus Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra
6. Putu Ryan Abel Perdana Tirta, Mahasiswa FISIP angkatan 2023 sekaligus Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP Udayana
Sanksi 6 Mahasiswa
Pihak UNUD menanggapi beredarnya informasi percakapan di media sosial terkait dugaan ucapan nir-empati terhadap almarhum TAS.
Ketua Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi FISIP, dapat dipastikan isi percakapan terjadi setelah almarhum meninggal dunia, bukan sebelum peristiwa yang menimpa almarhum.
“Dengan demikian, ucapan nir-empati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri dari lantai atas gedung FISIP,” jelas Dewi Pascarani, Jumat.
Sejumlah mahasiswa yang melakukan perundungan itu, akan direkomendasikan untuk memberikan nilai D atau tidak lulus pada semua mata kuliah semester berjalan.
“Dari fakultas kemarin telah merekomendasi Prodi untuk memberikan nilai D (tidak lulus) pada semua mata kuliah semester berjalan, karena soft skill merupakan salah satu komponen penilaian dalam perkuliahan. Tapi sanksi akhir nanti akan diputuskan berdasarkan rekomendasi Satgas PPK setelah pendalaman kasus oleh Satgas,” jelasnya.
Sejumlah mahasiswa yang akan diberikan sanksi nilai D itu, masih menanti pendalaman dari Satgas PPK.
Sementara itu, Rektor Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana, menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa yang menimpa almarhum.
“Kami sangat berduka atas kepergian salah satu mahasiswa terbaik kami. Universitas Udayana turut merasakan kesedihan yang mendalam bersama keluarga dan seluruh civitas akademika,” ucapnya.
Ia menegaskan, pihak kampus harus menjadi ruang aman, berempati, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Universitas pun akan menindak tegas setiap pelanggaran yang mencederai nilai- nilai kemanusiaan dan kehormatan akademik.
Di sisi lain, Unud mengajak seluruh civitas akademika untuk menjadikan peristiwa ini sebagai refleksi dan pembelajaran.
Masih mengutip Tribun Bali, Unud juga memberikan pendampingan psikologis bagi rekan-rekan mahasiswa dan civitas akademika yang terdampak, serta berkomitmen memperkuat program kesehatan mental dan literasi digital di lingkungan kampus.
(TribunBali.com/TribunNewsmaker/Tribunnews/TribunBogor.com, Bangkapos.com)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.