Ibu Vina Menangis Haru Ceritakan Nasib Melda Safitri Diceraikan Suami PPPK: Cantikkan Badanmu
Kisah nyata Melda Safitri, perempuan Aceh yang diceraikan suaminya hanya dua hari sebelum pelantikan sebagai PPPK Satpol PP Aceh Singkil
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Melda Safitri, warga Aceh Selatan, diceraikan suami dua hari sebelum sang suami dilantik sebagai PPPK.
- Kisahnya viral setelah Ibu Vina, tetangga yang menemaninya pulang kampung, tak kuasa menangis menceritakan penderitaan Safitri.
- Dikenal gigih berjuang, Safitri tetap tegar membesarkan dua anaknya dari hasil jualan gorengan.
BANGKAPOS.COM--Kisah pilu yang menimpa Melda Safitri, seorang wanita asal Aceh Singkil, terus menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
Ia diceraikan oleh suaminya, Jakfar Sidik, hanya dua hari sebelum pelantikan sang suami sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Satpol PP Aceh Singkil.
Namun, di balik kisah sedih Melda, ada sosok lain yang tak kalah menyentuh hati publik Ibu Vina, tetangga yang dengan tulus mengantarkan Melda pulang kampung ke Aceh Selatan.
Video tangisan Ibu Vina saat melepas kepergian Melda menjadi viral di berbagai media sosial, membuat banyak orang terenyuh dengan ketulusan dan empatinya.
Viral Tangisan Ibu Vina: “Cantikkan badanmu, tanpa dia kau tetap hidup”
Dalam video yang viral itu, Ibu Vina terlihat mengenakan hijab berwarna hijau.
Dengan mata berkaca-kaca dan suara bergetar, ia menatap Melda sambil berkata penuh emosi,
“Cantikkan badanmu, tanpa dia (Jakfar), kau itu hidup.”
Kata-kata sederhana itu seolah menjadi simbol kekuatan perempuan yang terluka namun tetap memilih untuk bangkit.
Bagi banyak netizen, tangisan Ibu Vina adalah bentuk solidaritas sesama perempuan bukan sekadar tetangga, tapi sosok ibu yang ikut merasakan penderitaan.
Baru-baru ini, Melda Safitri diundang ke podcast Denny Sumargo (Densu) untuk menceritakan kisah hidupnya yang viral. Di tengah perbincangan, Denny pun menghubungi Ibu Vina lewat video call.
Begitu wajah Ibu Vina muncul di layar, suasana studio berubah haru. Ia langsung menangis ketika melihat Melda.
“Kasian sama si Melda, gak tahan aku, nak,” ucapnya sambil menyeka air mata.
Kisah yang Berawal dari Nurani
Dalam kesempatan itu, Ibu Vina menjelaskan alasan mengapa dirinya begitu emosional saat mengantar Melda.
“Dari hati nurani, nak. Saya wanita, seandainya saya digitukan, bagaimana perasaan saya,” katanya.
Tangisnya bukan hanya karena iba, tetapi juga karena marah terhadap ketidakadilan yang dialami Melda.
Ia merasa tidak terima melihat seorang perempuan yang berjuang keras demi suami justru ditinggalkan di tengah jalan.
“Marah sama suaminya. Aku bilang ke dia, cantikkan badanmu, tanpa dia kau itu hidup,” kenang Ibu Vina lagi.
Ia menegaskan bahwa kalimat itu keluar secara spontan, tanpa rencana.
“Spontan itu, nak. Padahal gak aku rencanain. Keluar begitu saja dari mulut,” tambahnya.
Perjuangan Melda Melunasi Utang dan Pulang Kampung
Menurut Ibu Vina, Melda diceraikan pada Jumat, 15 Agustus 2025, hanya dua hari sebelum pelantikan PPPK pada 17 Agustus.
Meski hatinya hancur, Melda masih sempat berjualan untuk melunasi utang-utangnya sebelum akhirnya pulang ke kampung halaman di Aceh Selatan.
“Hari Minggu kami masih jualan di lapangan. Selesai jualan, dia bayar-bayar utangnya sedikit-sedikit,” tutur Ibu Vina.
Sebelum meninggalkan Aceh Singkil, Melda sempat menjual motor dan kulkasnya untuk melunasi semua utangnya.
“Aku bilang, pulanglah kamu Melda. Tapi dia jawab, ‘nggak mau aku pulang, utangku masih banyak di sini’. Akhirnya dijual motornya, kulkasnya, semua barang berharga supaya bersih utangnya,” cerita Ibu Vina.
Ibu Vina juga masih mengingat momen haru saat Melda datang ke rumahnya meminta makan karena tak punya uang.
“Habis bayar utang, dia ketok-ketok rumahku minta makan, ya aku kasih. Ya namanya manusia, masa gak dikasih makan. Anak kucing aja aku kasih, apalagi manusia,” katanya dengan nada tegas tapi penuh kasih.
Masalah Ekonomi Jadi Pemicu Perceraian
Ibu Vina menduga bahwa akar masalah rumah tangga Melda dan suaminya adalah ekonomi.
Menurutnya, tekanan hidup yang sulit kerap menjadi pemicu retaknya hubungan.
“Keadaan ekonomi itu mestinya bisa diselesaikan dengan baik-baik. Mengapa harus ditinggalkan?” ujarnya.
Ia juga mengungkap bahwa Jakfar sempat meninggalkan Melda dan anak-anaknya selama tiga bulan tanpa nafkah.
“Dia pergi ke rumah orang tuanya, ditinggalkan anak istrinya tiga bulan lebih,” kenangnya.
Melda: Diceraikan Karena Jabatan, Bukan Pertengkaran
Dalam pengakuannya, Melda Safitri menceritakan awal mula rumah tangganya retak.
Tiga hari sebelum pelantikan PPPK, suaminya pulang kerja dan marah karena tidak menemukan lauk di rumah.
“Hari itu tanggal 14 Agustus, dia marah-marah karena gak ada kawan nasi di meja. Saya bilang, mau masak pakai apa, uang belanja pun gak ada,” kata Melda dengan suara lirih.
Pertengkaran itu berlanjut, dan malamnya sang suami pergi keluar rumah.
Esok paginya, setelah cekcok kembali terjadi, suaminya langsung mengucapkan kata cerai.
“Dia bilang ke saya, ‘kamu Fitri, saya ceraikan satu, dua, tiga’, lalu pergi bawa bajunya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Tiga hari kemudian, Jakfar dilantik menjadi PPPK.
Bagi Melda, perceraian itu bukan karena masalah rumah tangga semata, tapi karena sang suami mengutamakan jabatan.
“Dia ceraikan saya karena mau jabatan. Padahal kami dulu berjuang bersama dari nol,” ucapnya penuh kecewa.
Perempuan yang Berjuang dari Nol
Melda mengaku telah banyak berkorban demi suaminya. Dari membantu biaya hidup hingga membeli atribut pelantikan PPPK, semua ia lakukan dengan uang hasil jualan sayur dan cabai.
“Baju pelantikan itu saya yang belikan. Dia pesan di Shopee, tapi saya yang bayar pakai uang jual gorengan,” katanya.
Namun, semua perjuangannya seolah tak berarti ketika sang suami meninggalkannya begitu saja.
“Begitu dikasih Allah rezeki, dia malah ceraikan saya. Kalau mau cerai, kenapa tidak dari dulu?” ujarnya getir.
Restu yang Tak Pernah Didapat
Melda juga mengungkapkan bahwa pernikahannya sejak awal memang tidak direstui oleh ibu mertua.
“Dari dulu mertua ikut campur. Suami saya bantu saya cuci piring aja dibicarakan ke orang-orang. Katanya anaknya dibudak-budak sama saya,” katanya.
Tekanan dari keluarga besar membuat hubungan mereka semakin renggang.
Namun, Melda tetap bertahan demi anak-anaknya hingga akhirnya perceraian terjadi.
Video Viral dan Dukungan Publik
Kisah ini pertama kali viral setelah Rita Sugiarti Ricentil Panggabean, teman sekaligus tetangga Melda, mengunggah video saat Melda diantar pulang kampung dengan mobil L300, membawa barang-barang rumah tangganya.
Video itu memperlihatkan Ibu Vina dan warga sekitar yang menahan tangis saat melepas Melda.
Sejak diunggah, video tersebut banjir doa dan simpati dari ribuan warganet.
Melda pun membenarkan bahwa video itu diunggah dengan izinnya.
“Viral-nya video ini atas seizin Allah melalui orang-orang baik. Jangan salahkan siapa pun. Cukup saya yang merasakan ini, jangan sampai ke keluarga kalian,” tulis Melda di akun Facebook-nya, @Safitri Alshop Aceh.
Pesan Menyentuh dari Seorang Istri yang Terluka
Dalam unggahannya, Melda juga menuliskan pesan yang kini banyak dikutip warganet karena sarat makna dan ketegaran.
“Tidaklah harta, pangkat, jabatan dibawa mati. Tapi hargailah wanita yang menemanimu dari nol hingga ke jalan kesuksesan, walaupun dibalas dengan perceraian,” tulisnya.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak malu kembali ke rumah orang tua bersama dua anaknya di Meukek, Aceh Selatan.
Kini, ia menjalani hari-hari dengan berjualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumah.
“Tak pernah berpikir untuk malu, asalkan kebutuhan rumah terpenuhi. Walaupun seharusnya itu bukan kewajiban saya, namun saya ikhlas membantu pasangan saya. Tapi hasilnya, saya hanya dimanfaatkan,” tulisnya lagi.
Ibu Vina: “Cukup Dia Senang, Saya Sudah Bahagia”
Bagi Ibu Vina, kisah Melda bukan sekadar tragedi rumah tangga, tapi pelajaran tentang empati dan ketulusan.
Ia berharap Melda bisa terus kuat dan mendapat rezeki yang baik.
“Semoga murah rezekinya, sehat-sehat. Aku gak minta apa-apa, cukup dia senang, alhamdulillah,” ujar Ibu Vina dengan suara bergetar.
Kisah Melda Safitri kini menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia.
Ia menunjukkan bahwa kehilangan bukan akhir dari segalanya. Ketulusan, kerja keras, dan doa tetap bisa menjadi jalan untuk bangkit.
Banyak warganet yang membanjiri komentar dukungan, menyebut Melda sebagai “perempuan tangguh yang dicintai Allah”.
Beberapa juga mengirimkan bantuan kecil untuk mendukung dagangannya di Aceh Selatan.
Hidup memang tidak selalu adil. Kadang, orang yang paling kita bantu justru meninggalkan luka terdalam.
Namun, kisah Melda Safitri dan Ibu Vina mengajarkan bahwa ketulusan tidak pernah sia-sia.
Tangisan Ibu Vina bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kasih sayang sejati antarperempuan yang saling memahami rasa sakit satu sama lain.
Dan bagi Melda, perjuangan itu belum selesai. Ia kini terus melangkah, bukan dengan dendam, tapi dengan ketegaran dan doa.
“Saya yakin, Allah lihat semuanya. Saya hanya ingin hidup tenang dengan anak-anak saya,” tutup Melda lirih.
(Bangkapos.com/Tribunsumsel.com/
| Kekayaan Safriadi Oyon, Bupati Aceh Singkil Diminta Tangani Kasus Melda Safitri, Harta Tembus Rp33 M |
|
|---|
| Fakta Baru Kematian Ilham Kepala KCP Bank, Menolak Ajakan Pembobolan Bank oleh Para Pelaku |
|
|---|
| Klarifikasi Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Tak Niat Menjatuhkan: Mobil Saya Aqua Semua Isinya |
|
|---|
| Harta Kekayaan Yulius Selvanus Gubernur Sulut Tembus Rp 51 Miliar, Sebut Welly Titah Bupati Terkaya |
|
|---|
| Sosok Yulius Selvanus, Gubernur Sulut Sebut Welly Titah Bupati Terkaya, Eks Jenderal TNI AD |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.