Profil Tokoh
Profil Simon Aloysius Dirut Pertamina Dipuji Purbaya karena Terima Kritik, Segini Harta & Gajinya
Simon Aloysius Mantiri lahir di Kamasi, Tomohon, Sulawesi Utara, yang menjabat sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
Ringkasan Berita:
- Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri baru-baru ini mendapat pujian Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
- Simon merespon kritik terkait kilang minyak.
- Simon diketahui mengunjungi kantor Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di kawasan Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/10/2025) siang.
BANGKAPOS.COM -- Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri baru-baru ini mendapat pujian Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Hal itu lantaran Simon merespon kritik terkait kilang minyak.
Simon diketahui mengunjungi kantor Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di kawasan Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/10/2025) siang.
Baca juga: Eks Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata Gelar Sayembara Tangkap Maling Kabel, di LHKPN Punya Utang
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari kritik terbuka yang diterima Simon saat rapat kerja di DPR RI beberapa waktu lalu.
Purbaya sendiri mengonfirmasi pertemuan tersebut dan menyatakan bahwa diskusi yang terjadi lebih banyak membahas upaya penguatan sektor minyak dan gas (migas), khususnya dalam hal pembangunan kilang baru dan pengembangan eksplorasi di hulu.
"Dia datang untuk membahas kritik yang saya sampaikan di DPR, dia malah menganggapnya positif. Sekarang dia ingin lebih fokus pada pembangunan kilang ke depan, dan berencana untuk lebih banyak membangun kilang lagi," ujar Purbaya saat ditemui di kantornya, Kamis malam, seperti yang dilaporkan Kompas.com.
Purbaya menilai Simon menunjukkan sikap yang terbuka terhadap kritik yang diberikan, bahkan menganggapnya sebagai masukan yang konstruktif.
Dia merasa pendekatan Simon lebih positif dibandingkan dengan beberapa pendahulunya yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina.
“Diskusi-diskusi yang kita lakukan sangat terbuka, dan menurut saya, Simon lebih positif daripada Direktur Utama yang sebelumnya. Dia menerima kritik dengan baik dan menangani masalah dengan cara yang sama seperti saya,” tambah Purbaya.
Selain membahas pembangunan kilang, pertemuan tersebut juga menyinggung tantangan dalam eksplorasi hulu migas. Purbaya menegaskan pentingnya menemukan sumber daya baru untuk mencegah penurunan produksi minyak nasional.
“Kita perlu mendorong kemajuan di sektor perminyakan Indonesia, terutama di hulu. Saya sudah mengkritik kelemahan di hulu, dan dia mengungkapkan rencana untuk mengembangkan sektor ini lebih lanjut,” kata Purbaya.
Purbaya juga menegaskan bahwa tanpa penemuan ladang minyak baru, peningkatan produksi migas akan sangat sulit tercapai.
“Produksi minyak tidak bisa terus naik jika tidak ada penemuan ladang minyak baru. Setelah ladang minyak diproduksi, produksinya pasti menurun, dan jika kita hanya mengandalkan yang ada, produksinya tetap akan menurun,” jelasnya.
Walaupun belum ada waktu pasti untuk pembangunan kilang baru, Purbaya memperkirakan program tersebut akan menjadi bagian dari rencana jangka menengah Pertamina.
Ia juga menilai respons cepat Simon terhadap kritik dan kesediaannya untuk berdialog adalah pertanda baik bagi arah kebijakan energi nasional.
“Jadi, untuk sektor hulu, harus ada eksplorasi yang lebih dalam. Dia bilang mau fokus ke sana, tapi kita lihat saja apakah mampu atau tidak. (Apakah kilang baru akan dibangun tahun depan?) Belum tentu, mungkin dalam jangka menengah. Tapi saya rasa dia berusaha untuk masuk ke sektor hulu juga,” tutup Purbaya.
Sosok Simon Aloysius Mantiri
Simon ditunjuk menjadi Dirut Pertamina berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Pertamina (Persero) SK-259/MBU/11/2024 tanggal 04 November 2024.
Dikutip dari Kompas.com (4/11/2024), Simon Aloysius Mantiri lahir di Kamasi, Tomohon, Sulawesi Utara, yang menjabat sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra.
Sebelum ditunjuk menjadi Dirut Pertamina, Simon merupakan Komisaris Utama dan Independen Pertamina sejak 10 Juni 2024.
Simon menggantikan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) yang mengundurkan diri karena ingin fokus memenangkan Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Di luar jabatan di BUMN dan partai, ia pernah ditunjuk menjadi Personal Assistant to the Chief Executive Officer di PT Nusantara Energy.
Jabatan lain yang pernah diemban Simon adalah Direktur PT Nusantara Energy dan Direktur Keuangan PT Agro Industri.
Dalam riwayat pendidikannya, setelah lulus SMA, Simon melanjutkan studinya ke Jurusan Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Setelah lulus dari ITB pada 2003, Simon bekerja sebagai engineer di dunia upstream oil and gas pada blok South East Sumatera China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).
Ia juga menyelesaikan pendidikan profesi keinsinyuran dan postgraduate dengan gelar Master of Business Administration (MBA).
Selain itu, Simon pernah mengikuti pendidikan short course executive education, salah satunya di Tsinghua University, China.
Gaji Simon Aloysius Mantiri
Dikutip dari Tribun Timur, jika mengacu pada laporan keuangan Pertamina pada tahun 2022, Simon Aloysius Mantiri diprakirakan menerima pendapatan yang terdiri dari gaji hingga bonus sekitar Rp36,9 miliar per tahun.
Itu artinya, Simon Aloysius Mantiri diperkirakan akan mendapatkan pendapatan berupa gaji, tunjangan hingga tantiem sekitar Rp3 miliar.
Angka itu mengalahkan total gaji dan tunjangan jabatan yang didapat Prabowo sebagai presiden sebesar Rp 62.740.000 per bulan.
Sebagai gambaran saja, beberapa tahun lalu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat buka-bukaan soal gaji yang diterimanya saat menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Dia mengaku sebagai komisaris utama di Pertamina, gajinya menyentuh angka Rp 170 juta per bulan.
"Rp170 juta lah kira-kira," ujar Ahok, kala itu sekira tahun 2020.
Ahok mengatakan, selain mendapat gaji juga mendapatkan bonus tantiem atau insentif kerja.
Berdasarkan informasi yang didengarnya, untuk level direktur utama bonus tantiemnya bisa tembus sampai Rp25 miliar.
"Katanya ya tantiem itu, dulu, dirut bisa dapat Rp25 miliar," ujar Ahok.
Harta Kekayaan Simon Aloysius
Saaat ini, harta kekayaan Simon Aloysius belum diketahui secarai detail.
Meski pejabat di BUMN diwajibkan membuat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), namun Simon Aloysius saat ini baru menjabat.
Namun demikian, Simon Aloysius diyakini memiliki harta kekayaan yang mumpuni.
Sebelum terjun ke politik, Simon tercatat pernah berkecimpung di sejumlah bisnis tambang.
Sebagian besar kekayaannya didapat dari penghasilannya saat menjabat sebagai Personal Assistant CEO hingga Direktur di PT Nusantara Energi yang merupakan salah satu anak usaha Nusantara Group milik Prabowo Subianto.
Selain itu, ia juga pernah menempati jabatan sebagai Direktur Keuangan PT Agro Industri Nasional (Agrinas).
Perusahaan ini menjalankan proyek Food Estate di Kalimantan Tengah.
Setelah menjabat sebagai Dirut Pertamina, Simon diyakini mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
Kompensasi manajemen kunci dan Dewan Komisaris Pertamina per 31 Desember 2022 tercatat USD23,90 juta atau sekitar Rp358,5 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya. (Tribun Jatim/Tribunnews/Bangkapos.com)
| Biodata dan Harta Kekayaan Damar Prasetyono, Wali Kota Magelang Copot Hamzah dari Jabatan Sekda |
|
|---|
| Rekam Jejak Hasan Nasbi, Kritik Menkeu Purbaya soal Etika, Karier Mentereng, Eks Jubir Kepresidenan |
|
|---|
| Profil Heru Pambudi, Pegawai Kemenkeu yang HP-nya Bikin Purbaya Minder, Hartanya Lebih Rp71 Miliar |
|
|---|
| Profil Elim Tyu Samba, Wakil Walkot Blitar Terjerat Utang Pengusaha Makassar, Buat Modal Pilkada? |
|
|---|
| Profil Bonnie Triyana, Sejarawan Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional & Alasannya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.