Profil Tokoh

Prestasi Prof Heri Hermansyah Lambungkan UI ke 200 Besar Dunia

Heri Hermansyah dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam memajukan dunia keinsinyuran dan pendidikan tinggi.

Editor: Fitriadi
KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY
RAIH PENGHARGAAN AFEO - Rektor Universitas Indonesia 2024-2029 Heri Hermansyah di Balai Purnomo Prawiro UI, Rabu (4/12/2024). Prof Heri meraih AFEO Honorary Fellow, penghargaan bergengsi kepada tokoh-tokoh di kawasan Asia Tenggara yang dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam memajukan dunia keinsinyuran dan pendidikan tinggi. 
Ringkasan Berita:
  • Rektor UI Prof. Heri Hermansyah mendapat anugerah penghargaan AFEO Honorary Fellow.
  • Prof Heri dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam memajukan dunia keinsinyuran dan pendidikan tinggi.
  • UI di bawah kepemimpinan Prof. Heri menorehkan prestasi akademik dan mengukir sejarah baru dalam pengakuan global.

BANGKAPOS.COM - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., meraih gelar AFEO Honorary Fellow dari ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) pada Jumat (31/10/2025).

Heri Hermansyah dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam memajukan dunia keinsinyuran dan pendidikan tinggi.

AFEO atau Federasi Organisasi Teknik ASEAN adalah sebuah badan non-pemerintah.

Apa Itu Program Dana Abadi, yang Bikin Rektor UI Prof Heri Hermansyah Diteriaki Zionis

Anggotanya adalah lembaga dan organisasi teknik negara-negara ASEAN dengan tujuan utama untuk meningkatkan niat baik dan saling pengertian.

Selain itu, menetapkan dan mengembangkan standar dasar ASEAN untuk profesi teknik dengan tujuan memfasilitasi mobilitas insinyur di negara-negara ASEAN.

‎Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada tokoh-tokoh di kawasan Asia Tenggara yang berdedikasi di bidang tersebut.

Baca juga: Purbaya dan Jaksa Agung Bongkar Ada Oknum Pegawai Pajak-Bea Cukai Kebal Hukum, Siapa Sosoknya?

Prof Heri, yang merupakan alumnus Tohoku University Jepang, bergabung dalam jajaran elite insinyur dan akademisi yang telah memberikan dampak nyata di tingkat regional.

‎‎Prof. Heri menjadi salah satu dari sedikit tokoh Indonesia yang menerima penghargaan kehormatan ini.

Prestasi Prof Heri Hermansyah

Penganugerahan diberikan kepada Prof Heri dalam Conference of ASEAN Federation of Engineering Organisations (CAFEO) yang tahun ini digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (30/10/2025).

‎‎“Penghargaan ini saya dedikasikan untuk seluruh civitas akademika Universitas Indonesia. Karena keberhasilan ini bukan hasil kerja individu, melainkan kolaborasi semua pihak di UI yang terus menjaga integritas, inovasi, dan keunggulan,” ujar Prof. Heri melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (31/11/2025), dikutip Bangkapos.com dari Tribunnews.com.

Heri mengatakan pengakuan ini sekaligus menjadi tanggung jawab untuk memperkuat peran UI sebagai universitas riset unggulan yang berkontribusi pada pembangunan nasional dan regional.

‎"Capaian ini menegaskan reputasi kampus sebagai pusat keunggulan di bidang pendidikan teknik dan keinsinyuran," jelas Heri.

‎Di bawah kepemimpinan Prof. Heri, UI tidak hanya menorehkan prestasi akademik, tetapi juga mengukir sejarah baru dalam pengakuan global.

Tahun ini, UI berhasil menembus peringkat 200 besar dunia versi QS World University Rankings 2025, sekaligus menduduki posisi tertinggi di Indonesia.

‎Langkah-langkah strategis yang dijalankan Prof. Heri, mulai dari reformasi tata kelola akademik, penguatan riset kolaboratif lintas fakultas, hingga percepatan publikasi ilmiah, menjadi fondasi yang membawa UI ke level baru.

Dalam dua tahun terakhir, jumlah publikasi internasional UI melonjak signifikan, sementara reputasi akademik kampus semakin disegani di tingkat global.

‎‎Dijelaskan Prof Heri, AFEO Honorary Fellow ini menjadi simbol kepercayaan bahwa kepemimpinan akademik yang visioner dapat berjalan seiring dengan kontribusi profesional yang berdampak luas.

Gelar ini juga mencerminkan semangat kolaborasi lintas negara dalam membangun ekosistem keinsinyuran yang berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi pada masa depan.

‎“Semoga penghargaan ini menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas akademika untuk terus berinovasi, bekerja dengan hati, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Kita ingin UI menjadi rumah besar bagi ide-ide besar, yang menyalakan obor kemajuan bangsa,” tutur Prof. Heri.

‎Selain dikenal sebagai akademisi dan peneliti, Prof. Heri juga merupakan insinyur profesional dengan rekam jejak panjang di bidang bioprocess engineering. Ia memperoleh gelar doktor dari Tohoku University, Jepang, dan dikenal sebagai salah satu pionir riset pengembangan teknologi bahan bakar terbarukan serta bioproduk berbasis mikroba di Indonesia.

‎Keterlibatannya dalam berbagai konsorsium riset ASEAN menjadikannya figur yang tidak hanya berpengaruh di dunia akademik, tetapi juga dalam kebijakan inovasi regional dan global.

Bagi banyak pihak di dalam kampus, penghargaan ini adalah lebih dari sekadar pengakuan. Ini adalah bukti nyata bahwa dedikasi terhadap ilmu pengetahuan dan pengabdian terhadap profesi akan selalu menemukan jalannya menuju pengakuan tertinggi.

‎Di tengah persaingan global yang semakin ketat, kepemimpinan seperti Prof. Heri menjadi contoh bahwa integritas, visi, dan keberanian berinovasi adalah kunci untuk membawa universitas, dan bangsa, menuju masa depan yang unggul.

‎Prestasi ini meneguhkan satu hal: Universitas Indonesia tidak sekadar berdiri di garis depan akademik, tetapi juga menjadi mercusuar keunggulan, tempat lahirnya pemimpin dan pemikir yang berkiprah di panggung dunia.

Profil Prof Heri Hermansyah

Prof Heri Hermansyah saat ini menjabat Rektor Universitas Indonesia (UI) untuk periode 2024 hingga 2029.

Melansir Wikipedia, Prof Heri resmi mengemban amanat sebagai rektor UI pada 4 Desember 2024.

Sebelum diangkat sebagai rektor, Prof Hero menjabat Dekan Fakultas Teknik (FT) UI.

Heri Hermansyah lahir 8 Januari 1976 (umur 49) di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.

Heri menikah dengan Isri Nur Asri dan dikaruniai 3 anak.

Prof Heri merupakan seorang akademisi dalam Ilmu Teknik dan Guru Besar dalam Ilmu Rekayasa Proses Bioreaksi dari Indonesia.

Ia menempuh pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Sukabumi.

Seusai menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1994, Heri melanjutkan pendidikan tinggi dalam bidang Teknik Gas dan Petrokimia di Universitas Indonesia.

Heri memperoleh penghargaan sebagai Mahasiswa Terbaik di Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia angkatan 1994 selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 1995 hingga 1997 dan mahasiswa berprestasi bidang penalaran Universitas Indonesia pada tahun 1998.

Setelah empat tahun, ia lulus pada tahun 1998 dengan gelar Sarjana Teknik.

Heri meneruskan pendidikan S2 dan S3-nya dalam bidang Teknik Kimia di Universitas Tohoku, Jepang.

Ia memperoleh beasiswa dari Panasonic untuk menjalani pendidikan magister dari tahun 2000 hingga 2003 dan beasiswa dari Hitachi untuk beasiswa doktoral dari tahun 2003 hingga 2006.

Heri merupakan Guru Besar termuda di FT UI yang dikukuhkan pada tanggal 19 Juni 2013 dalam usia 37 tahun.

Selama menjabat sebagai Dekan, Heri membawa Fakultas Teknik Universitas Indonesia menjadi kampus teknik terbaik menurut predikat Times Higher Education (THE) pada tahun 2023 dan 2024.

Selain itu, pada saat kepemimpinannya, Program Studi Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Mesin dan Teknik Elektro UI menjadi program studi terbaik di Indonesia berdasarkan ranking QS.

Heri memprakarsai pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung di Fakultas Teknik seperti gedung InterDisciplinary Engineering (IDE), yang mana di dalamnya terdapat laboratorium penelitian maju interdisiplin keteknikan untuk bidang transisi energi, biosystem dan bioengineering, dan smart city.

Selain itu untuk menaungi program studi interdisiplin, Heri membentuk departemen baru yang ke-8 di FTUI yaitu Departemen Interdisiplin Keteknikan (DIK).

Heri memulai kariernya sebagai staf pada sebuah perusahaan perdagangan internasional sebelum kembali ke almamaternya sebagai dosen. Ia secara resmi menjadi dosen muda di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia per 1 Maret 1999.

Selain mengajar dan meneliti, ia mendapatkan beberapa amanah untuk menempati beberapa jabatan struktural secara berjenjang.

Pada level departemen, Heri pernah menjabat sebagai Ketua Group Riset Rekayasa Industri Bioproses, Direktur Unit Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat Teknik Gas dan Petrokimia (UPPM TGP), dan Ketua Program Studi Teknik Bioproses.

Heri dipercaya sebagai Manager Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni dan Ventura.

Atas keberhasilannya di tingkat fakultas, ia kemudian diangkat sebagai Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia dari tahun 2016 hingga 2019.

Dari tingkat Universitas, Heri dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual di Kementerian Riset dan Teknologi-Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek–BRIN) dari tahun 2020 hingga 2021 sebelum terpilih menjadi dekan pada tahun 2022.

Heri aktif dalam organisasi profesi Asian Federation of Biotechnology (AFOB) sebagai Advisory Board tahun 2012 – 2021 dan terakhir menjabat sebagai Wakil Presiden AFOB dari tahun 2021 hingga kini.

(Tribunnews.com/Hasanudin Aco/Bangkapos.com)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved