Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Putra Mahkota KGPH Purboyo Disebut Calon Penerus Tahta
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII wafat di RS Indriati, Solo Baru. Jenazah akan dimakamkan di Imogiri. KGPH Purboyo disebut calon penerus tahta
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau lebih dikenal sebagai Keraton Solo adalah salah satu warisan budaya terbesar di Indonesia yang masih berdiri hingga kini.
Keraton ini merupakan penerus dari Kerajaan Mataram Islam, yang pada masa itu menjadi pusat kekuasaan besar di Jawa Tengah.
Asal berdirinya Keraton Surakarta berawal dari Perjanjian Giyanti tahun 1755, yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua:
Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dipimpin oleh Pakubuwono III, dan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat, dipimpin oleh Hamengkubuwono I.
Perjanjian ini menandai berakhirnya satu kesatuan Mataram Islam dan lahirnya dua pusat budaya Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Pendirian Keraton Surakarta
Setelah perjanjian Giyanti, Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1745 (sebelum resmi diakui dalam perjanjian 1755).
Pembangunannya dipimpin langsung oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II, yang memindahkan pusat pemerintahan dari Keraton Kartasura ke Desa Sala (Solo) akibat pemberontakan besar yang menghancurkan Kartasura tahun 1742.
Lokasi baru dipilih karena dianggap lebih aman, strategis, dan sakral, dengan pertimbangan geografis dan spiritual Jawa.
Keraton ini kemudian menjadi pusat pemerintahan, budaya, dan spiritual bagi masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya.
Daftar Raja-Raja Kasunanan Surakarta
Berikut urutan penguasa Keraton Surakarta sejak awal berdirinya hingga sekarang:
- Pakubuwono II (1726–1749) — pendiri Keraton Surakarta
- Pakubuwono III (1749–1788)
- Pakubuwono IV (1788–1820)
- Pakubuwono V (1820–1823)
- Pakubuwono VI (1823–1830)
- Pakubuwono VII (1830–1858)
- Pakubuwono VIII (1858–1861)
- Pakubuwono IX (1861–1893)
- Pakubuwono X (1893–1939) — dikenal sebagai raja modern yang berjasa membangun Solo
- Pakubuwono XI (1939–1945)
- Pakubuwono XII (1945–2004) — masa transisi ke era modern dan republik
- Pakubuwono XIII (2004–2025) — raja terakhir yang wafat pada 2 November 2025
Setelah wafatnya Pakubuwono XIII, tahta Kasunanan Surakarta masih dalam masa transisi, dan Putra Mahkota KGPH Purboyo disebut-sebut sebagai calon penerus.
Arsitektur dan Tata Ruang Keraton
Keraton Surakarta memiliki arsitektur khas Jawa klasik dengan pengaruh Islam dan Eropa.
Bangunannya disusun mengikuti konsep kosmologi Jawa, yaitu keseimbangan antara dunia spiritual dan dunia nyata.
Beberapa bagian penting dalam kompleks Keraton antara lain:
- Alun-Alun Lor (Utara) — tempat upacara dan interaksi raja dengan rakyat
- Siti Hinggil Lor — tempat raja menyaksikan upacara
- Pagelaran Sasana Sumewa — tempat acara resmi kerajaan
- Sri Manganti — ruang pertemuan tamu resmi
- Kedhaton — tempat tinggal raja dan keluarga
- Kamandungan dan Siti Hinggil Kidul — tempat upacara internal
- Museum Keraton Surakarta — tempat menyimpan pusaka dan artefak sejarah
Arsitektur keraton menonjolkan filosofi “hamemayu hayuning bawana”, artinya manusia bertugas menjaga keseimbangan dan keindahan dunia.
Peran Politik dan Budaya
| Dulu Diceraikan Suami Usai Lulus PPPK, Penghasilan Melda Safitri Melejit, Raup Rp233 Juta per Minggu |
|
|---|
| Dikira Harmonis, Sabrina Chairunnisa Akui Sering Pisah Ranjang dengan Deddy Corbuzier |
|
|---|
| Biodata Freddy Alex Damanik, Ngaku Muak Tanggapi Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Isunya Itu-itu Aja |
|
|---|
| Sosok Ella Muhammad Dituding Ikut Campur Urusan Daehoon dan Julia Prastini, Kini Jaga Jarak |
|
|---|
| Polisi Gerebek Ruko Importir di Jakarta Utara, Diduga Jual Barang Ilegal Berlabel SNI Palsu MBG |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.