Berita Viral

Kronologi Siswi SD yang Viral Matanya Merah dan Lebam Sepulang Sekolah Lengkap Penjelasan Dokter

F (7), seorang siswi SD di Kota Palembang, Sumatera Selatan viral di media sosial karena mengalami mata merah serta lebam sepulang sekolah.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Ig virasoniaaaa
VIRAL MATA SISWI SD MERAH DAN LEBAM - Tangkap layar unggahan di akun instagram virasoniaaaa yang diposting, Minggu (2/11/2025). Erna menangis pilu berharap keadilan bagi F, anaknya yang kedua matanya lebam sepulang sekolah di SDN 50 Gandus Palembang. Erna berharap keadilan. 

Tim penasihat hukum korban Dr Conie Pania Putri wakil direktur LBH Bima Sakti meminta masyarakat tidak berspekulasi luas terkait dengan kondisi korban. 

‎"Kasus ini sudah dilaporkan ke Polrestabes Palembang dan ditangani oleh Unit PPA, yang bergembang apakah nanti ada dugaan tindak pidana penganiayaan atau tidak ini belum bisa kita simpulkan, "ucapnya didampingi M Novel Suwa, Agung Dwi Pramono, Indah Dwi Permata Sari, Tresyah Meirinda Putri, Selasa (04/11/2025), siang. 

‎Conie menegaskan, setelah berkoordinasi dengan penyidik rupanya telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi termasuk mendatangi sekolah dari F.

‎"Kasus ini butuh pembuktian apakah ada penganiayaan di TKP sekolah atau tidak, kami akan berkoordinasi dengan penyidik, "ucapnya.

‎Conie juga mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dokter ahli mata terkait dengan kondisi mata F yang memerah itu. ‎

"Saat ini masih diobservasi oleh dokter ahli mata, ahli psikologi, ahli tumbuh kembang, yang paling utama adalah kesehatan dari anak tersebut,"katanya. 

‎Sementara rekannya, M Novel Suwa juga meminta masyarakat untuk menunggu proses penyidikan dan hasil pemeriksaan dokter ahli. 

‎"yang kita kedepankan praduga tak bersalah, untuk masyarakat harapnya bijak dalam menyikapi permasalahan apalagi ini soal guru, "katanya.

Penjelasan Dokter Puskesmas

Dikutip dari akun instagram Walikota Palembang Ratu Dewa @ratudewa, dokter dari Puskesmas Gandus Palembang jika mata merah pada anak tersebut dampak suspek batu pertusis.

Sang dokter menyebut jika F pernah dibawa ibunya untuk periksa ke Puskesmas pada 27 Oktober lalu.

Saat itu ibunya mengatakan bahwa F sempat demam seminggu dan merah pada matanya baru terjadi pada sebagian kecil mata kiri dan memang sudah bengkak atau lebam.

Kemudian ibunya bertanya apa yang menyebabkan anaknya sakit tersebut.

Setelah diperiksa menggunakan stetoskop, ditemukan ada bunyi berisik pada paru F dan disusul dengan batuk berulang-ulang.

Dari hasil pemeriksaan dan sepengetahuan medis dokter, disimpulkan itu disebut sebagai suspek batuk pertusis atau rejan.

Namun, Dokter Gigi, Mirza Mangku Anom yang menyoroti kasus siswi SD Negeri 150 Gandus Palembang berinsial F (7) yang matanya merah dan lebam setelah pulang sekolah meragukan penjelasan dokter puskesmas.

Diketahui, berdasarkan pemeriksaan dokter puskesmas setempat, bahwa bocah tersebut disebut mengalami gejala sakit pertusis hingga berdampak pada kondisi matanya. 

Dikutip dari Ayo sehat pertusis adalah penyakit pernapasan yang sangat menular, juga dikenal sebagai batuk rejan, yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai dengan batuk hebat yang diikuti suara tarikan napas bernada tinggi seperti "whoop".

Menanggapi hal itu, lewat story Instagram miliknya @drg.mirza, dokter Mirza mengungkapkan kejanggalan yang diidap bocah tersebut.

Dokter Mirza lantas membagikan isi direct messenger (DM) dari salah satu dokter spesialis anak soal kondisi bocah.

Dalam percakapannya, dijelaskan oleh salah dokter lewat isi percakapan gejala pertusis jika F (7) mengalami gejala pertusis akan batuk-batuk.

Menurut salah satu dokter spesialis anak mata bocah tersebut terkena trauma benda tumpul.

"Kalo pertusis sampe sekarang pun batuk anaknya, pertusis ga hilang secepat itu, itu namanya racoon eye, 2 bola mata terkena trauma tumpul," tulisnya.

"Kalo dari sisi bedah sepertinya agak susah ya mendiagnosis pasti itu pertusis karena pertusis punya gejala lain yang prominen," sambungnya.

Lebih lanjut, dijelaskan dokter Mirza para rekannya juga meragukan ciri-ciri pertusis karena bocah tersebut tidak batuk.

Saya barusan banget dapat kabar dari teman-teman disekitar sana bahwa prosesnya sudah berjalan, mari kita tunggu hasilnya keadilan harus ditegakkan bagi siapa pun," tulisnya.

"Saya tidak punya kompetensi untuk menyimpulkan terkait medis yang terjadi pada korban, karena bidan kompetensi kedokteran saya bukan diranah itu. Tapi dari penjelasan beberapa sejawat spesialis bahwa meragukan itu ciri-ciri pertusis dan jika pertusis kok adik itu tidak batuk ?," imbuhnya.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti pengakuan bocah tersebut yang sempat menyebutkan dianiaya guru yang memakai cincin.

"Misalkan memang benar itu pertusis, lalu kenapa adik itu bisa menyebutkan bahkan yang melakukan adalah 'bu guru yang pake cincin ?' kenapa ?," terangnya.

"Saya belum dapat informasi pasti apakah benar ada dokter di puskesmas yang memeriksa dan menyatakan itu pertusis, tapi saya menyarankan untuk berhati-hati dalam menegakkan diagnosis apalagi terkait kasus-kasus yang dalam sorotan publik seperti ini," tandasnya. (Tribunnews/ Tribun Sumsel/ Bangkapos.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved