Yudo Sadewa Bongkar Aksi Pegawai Pajak Main Meme Coin, Anak Menkeu Emosi: Kurang Ajar, Anda Berjudi
Menurut Yudo, perilaku seperti itu mencoreng citra aparatur negara, terlebih mereka yang bekerja di sektor keuangan publik
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Yudo Sadewa emosi usai membongkar aksi pegawai pajak bermain meme coin.
- Putra Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa itu menyoroti perilaku tidak profesional oknum tersebut yang kedapatan melakukan live streaming saat jam kerja di platform Pump.fun.
- Sang pegawai itu juga terlihat terlibat dalam aktivitas rug pull memecoin praktik yang dikenal sangat kontroversial di dunia kripto.
BANGKAPOS.COM - Yudo Sadewa emosi usai membongkar aksi pegawai pajak bermain meme coin.
Putra Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa itu menyoroti perilaku tidak profesional oknum tersebut yang kedapatan bermain meme coin.
Sang pegawai itu juga terlihat terlibat dalam aktivitas rug pull memecoin praktik yang dikenal sangat kontroversial di dunia kripto.
Baca juga: Harta Kekayaan Adang Daradjtun Jenderal Polri yang Jatuhkan Sanksi Sahroni Cs, Utang Rp260 Juta
Unggahan Yudo itu langsung menarik perhatian publik dan kemudian dibagikan ulang oleh akun komunitas kripto @cryptowaveid, hingga viral di berbagai media sosial.
Dalam postingannya, Yudo tampak geram dan kecewa atas tindakan sang pegawai yang bermain-main dengan aset digital berisiko tinggi di waktu seharusnya bekerja melayani masyarakat.
“Ini sih udah kurang ajar banget,” tulis Yudo dalam keterangannya yang bernada tegas dan penuh kekesalan.
Menurut Yudo, perilaku seperti itu mencoreng citra aparatur negara, terlebih mereka yang bekerja di sektor keuangan publik dan diharapkan menjadi contoh integritas.
Ia menegaskan, pegawai pajak seharusnya menunjukkan tanggung jawab moral yang tinggi karena mereka mengelola dana rakyat bukan malah berspekulasi dengan aset kripto yang tidak stabil.
Yudo juga menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak akan mentolerir perilaku semacam itu di lingkungan lembaga keuangan negara.
“Emang dia nggak tahu anaknya Kemenkeu main meme coin? Kalau pegawai pajak main saya pecat, tapi kalau masyarakat sipil silakan. Tidak ada degen di pajak dan cukai,” ujar Yudo, menegaskan sikap kerasnya terhadap oknum tersebut.
Pernyataan itu langsung menuai beragam reaksi dari warganet, mulai dari dukungan atas ketegasan Yudo hingga perdebatan soal etika pegawai publik di era digital.
Sebagai informasi, memecoin merupakan jenis mata uang kripto yang lahir dari meme atau tren internet—seperti Dogecoin dan Shiba Inu yang sering viral di media sosial.
Namun, di balik popularitasnya, memecoin dikenal sangat berisiko tinggi karena nilainya mudah dimanipulasi dan kerap dijadikan alat untuk praktik curang seperti rug pull.
Dalam skema rug pull, pengembang atau pemegang mayoritas token menarik seluruh dana investor secara mendadak. Akibatnya, nilai koin anjlok tajam dan investor menderita kerugian besar.
Fenomena semacam ini sering disebut sebagai modus penipuan terselubung di balik kedok investasi digital.
Yudo pun menilai bahwa keterlibatan pegawai pajak dalam aktivitas seperti itu sama saja dengan berjudi menggunakan uang dan kepercayaan publik, hal yang menurutnya jelas tidak bisa diterima.
“Main memecoin itu rawan rug pull. Anda sedang berjudi dengan memecoin,” tambah Yudo dengan nada peringatan keras.
Ia menegaskan, pegawai negeri terutama di sektor strategis seperti perpajakan dan cukai—tidak seharusnya ikut dalam kegiatan spekulatif yang bisa merusak reputasi instansi.
Menurut Yudo, sudah sepatutnya aparatur publik menjadi teladan dalam menjaga profesionalitas dan transparansi di tengah pesatnya perkembangan teknologi finansial.
Pernyataannya pun menjadi peringatan keras bagi seluruh ASN, agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas di dunia maya, khususnya yang berkaitan dengan aset digital.
Lebih dari sekadar kritik terhadap individu, langkah Yudo juga dinilai sebagai seruan moral bagi generasi muda untuk memahami risiko dan etika berinvestasi di dunia kripto.
Dengan gaya bicara yang lugas, Yudo berhasil memantik diskusi luas tentang integritas aparatur negara di era digital serta pentingnya pengawasan terhadap aktivitas finansial mereka di luar jam kerja.
Yudo Sebut Akan Ada Krisis Ekonomi Besar
Dalam unggahan terbarunya, Yudo dengan tegas menyebut bahwa Indonesia akan dilanda krisis besar dalam dua tahun ke depan. Ia pun memperingatkan masyarakat agar mulai bersiap sejak sekarang.
Menurut Yudo, cara terbaik menghadapi situasi itu adalah dengan berinvestasi sejak dini, supaya masyarakat tidak terpuruk ketika badai ekonomi datang.
Unggahan tersebut langsung memicu diskusi hangat di berbagai platform. Banyak yang menilai pandangannya menarik, apalagi ini bukan pertama kalinya Yudo membuat pernyataan yang ramai diperbincangkan.
Sebelumnya, Yudo pernah jadi pusat perhatian setelah menyinggung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam salah satu unggahannya, ia bahkan menulis hal yang cukup kontroversial.
“Alhamdulillah ayahku menyingkirkan Agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri,” tulis Yudo dengan nada bangga setelah Purbaya resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan.
Pernyataan itu sempat menuai pro dan kontra. Meski begitu, Yudo tampak tidak gentar menghadapi berbagai komentar dari publik.
Kini, ia kembali aktif di media sosial. Kali ini, Yudo menyoroti siklus krisis ekonomi di Indonesia.
Dalam video yang diunggah ke akun TikTok-nya, ia menjelaskan bahwa krisis ekonomi datang secara berkala.
“Gua pengin kasih tau ke kalian semua yah, bahwa setiap 7, 8, hingga 10 tahun sekali pasti ada krisis,” ujarnya meyakinkan para pengikutnya.
Yudo kemudian mencoba menghitung pola tersebut berdasarkan peristiwa besar yang pernah terjadi.
Menurutnya, krisis besar pertama terjadi pada tahun 2000 yang dikenal dengan istilah dot com bubble.
“Krisi tahun 2000 itu dot com double,” katanya sambil menjelaskan bahwa peristiwa itu berdampak luas terhadap pasar global.
Delapan tahun kemudian, kata Yudo, Indonesia kembali diguncang krisis perumahan yang terjadi sekitar tahun 2008 hingga 2010.
“2008, 8 tahun, ada yang namanya krisis perumahan sampai 2010,” ujar Yudo.
Ia juga menambahkan bahwa setelah periode itu, Indonesia sempat menikmati masa stabil selama satu dekade penuh.
“2010 sampai 2020, 10 tahun gak ada krisis,” katanya menggambarkan kondisi ekonomi yang relatif tenang.
Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Menurut Yudo, pada tahun 2020 dunia, termasuk Indonesia, kembali diguncang pandemi Covid-19 yang memukul semua sektor.
“2020 ada pandemi virus corona, krisi lagi, sampai 2022,” katanya menutup analisisnya.
Dari pola itu, Yudo memperkirakan krisis berikutnya akan datang sekitar dua tahun lagi, sehingga masyarakat perlu bersiap sejak sekarang.
Prediksi tersebut membuat banyak warganet mulai memperhatikan pandangannya sebagai ekonom muda yang juga anak seorang menteri.
Bagi Yudo, peringatannya bukan untuk menakut-nakuti, tetapi sebagai ajakan agar masyarakat lebih sadar pentingnya perencanaan keuangan dan investasi yang cerdas demi menghadapi masa depan yang tidak pasti.
(TribunNewsmaker.com/TribunnewsBogor/Bangkapos.com)
| Teka-teki Future House Pinterest di Akun Sabrina Alatas dan Hamish Daud Viral, Diduga Dibuat Bersama |
|
|---|
| Harta Kekayaan Adang Daradjtun Jenderal Polri yang Jatuhkan Sanksi Sahroni Cs, Utang Rp260 Juta |
|
|---|
| Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia 2026, Gelombang Pertama 22 April |
|
|---|
| Apa Itu BOBIBOS? Inovasi Bahan Bakar Original Buatan Indonesia dengan RON 98,1 dan Harga Murah |
|
|---|
| Viral Bocoran Grup WhatsApp Hamish Daud–Sabrina Alatas, Terkuak Fakta di Balik Future House Bali |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.