Berita Viral
Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Polisi Beber Alasan Roy Suryo Belum Ditahan: Ada Pertimbangan
Dirreskrimum Polda Metro Jaya menjelaskan bahwa penetapan tersangka dilakukan setelah melalui proses penyelidikan panjang
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
Ringkasan Berita:
- Pakar telematika Roy Suryo menjadi tersangka kluster kedua kasus ijazah Joko Widodo (Jokowi).
- Polemik dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 itu kembali memanas.
- Ada delapan terlapor yang dijadikan sebagai tersangka.
BANGKAPOS.COM -- Pakar telematika Roy Suryo menjadi tersangka kluster kedua kasus ijazah Joko Widodo (Jokowi).
Polemik dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 itu kembali memanas.
Ada delapan terlapor yang dijadikan sebagai tersangka.
Baca juga: Ammar Zoni Keluar dari Nusakambangan, Sempat Minta Kembali ke Jakarta: Kami Mohon Yang Mulia
Roy disebut masuk dalam klaster kedua kasus penyebaran hoaks ijazah Jokowi, yang sebelumnya telah memicu perdebatan luas di ruang publik.
Suasana di Polda Metro Jaya pada Jumat (7/11/2025) siang tampak tegang namun terkendali, seiring pernyataan resmi dari aparat kepolisian.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin, menjelaskan bahwa penetapan tersangka dilakukan setelah melalui proses penyelidikan panjang dan pengumpulan bukti digital yang cukup.
Namun demikian, ia menegaskan belum ada perintah penahanan terhadap delapan tersangka tersebut.
“Yang berhubungan dengan penahanan tentunya ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan penyidik. Keputusan akan diambil setelah pemeriksaan resmi terhadap para tersangka dilakukan,” ujar Iman dalam konferensi pers di Jakarta Selatan.
Iman menyebut, dalam waktu dekat penyidik akan melayangkan surat panggilan pemeriksaan kepada seluruh tersangka, termasuk Roy Suryo.
“Kami akan mengirimkan surat panggilan kepada yang bersangkutan dalam waktu dekat. Harapannya, para tersangka dapat hadir dan memberikan keterangan agar hak mereka sebagai warga negara tetap terpenuhi,” tambahnya.
Kasus ini, menurut penyidik, berawal dari manipulasi digital terhadap dokumen ijazah Jokowi yang dilakukan oleh para tersangka.
Hasil analisis menunjukkan adanya editan visual dan klaim palsu yang kemudian disebarkan melalui media sosial dan forum publik.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.
“Penyidik menyimpulkan bahwa para tersangka telah melakukan manipulasi digital terhadap dokumen ijazah Presiden dengan metode analisis yang tidak ilmiah dan menyesatkan publik,” ujar Asep.
Dalam proses penyidikan, polisi telah menyita 723 barang bukti, termasuk dokumen ijazah asli Jokowi yang diperoleh langsung dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Hasil pemeriksaan Puslabfor Polri dan klarifikasi resmi dari pihak UGM memastikan bahwa ijazah Jokowi asli dan sah secara hukum.
“Penyidik telah memverifikasi dokumen asli dari Universitas Gadjah Mada, dan hasil pemeriksaan Puslabfor menyatakan ijazah Ir. H. Joko Widodo adalah autentik, baik dari aspek analog maupun digital,” kata Kapolda menegaskan.
Konteks Publik dan Respons Roy Suryo
Sementara itu, Roy Suryo yang dikenal kerap mengomentari isu-isu digital nasional, sempat menyinggung persoalan tersebut lewat media sosialnya sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
Ia juga melontarkan sindiran terkait sikap Presiden Jokowi yang menolak menempati rumah pensiun di Colomadu, Karanganyar, yang menelan biaya hingga Rp200 miliar.
Namun kini, fokus publik tertuju pada proses hukum yang akan dijalani Roy Suryo dan tujuh tersangka lain dalam klaster kedua kasus ijazah Jokowi.
Pihak kepolisian memastikan akan menangani perkara ini secara transparan dan profesional, untuk menegaskan bahwa penyebaran hoaks berbasis manipulasi digital tidak bisa ditoleransi.
Ditetapkan 8 Tersangka
Dalam kasus ini, penyidik membagi para tersangka ke dalam dua klaster berdasarkan peran dan tingkat keterlibatan mereka.
Klaster pertama terdiri dari Eggi Sudjana, Kurnia Tri Rohyani, Muhammad Rizal Fadillah, Rustam Effendi, dan Damai Hari Lubis.
“Untuk tersangka dari klaster ini dikenakan pasal 310 dan atau pasal 311 dan atau pasal 160 KUHP dan atau pasal 27 A Juncto Pasal 45 Ayat 4 dan atau pasal 28 Ayat 2 Juncto Pasal 45 A Ayat 2 Undang-Undang ITE,” jelas Asep.
Sementara itu, klaster kedua berisi Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan dokter Tifauziah Tyassuma.
“Tersangka pada klaster 2 dikenakan pasal 310 dan atau pasal 311 KUHP dan atau pasal 32 Ayat 1 juncto Pasal 48 Ayat 1 dan atau pasal 35 juncto Pasal 51 Ayat 1 dan atau pasal 27 A juncto Pasal 45 Ayat 4 dan atau pasal 28 Ayat 2 juncto Pasal 45 A Ayat 2 Undang-Undang ITE,” ucapnya.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, para tersangka terancam hukuman maksimal enam tahun penjara.
Kasus ini bermula dari laporan langsung Presiden Jokowi ke Polda Metro Jaya pada Rabu (30/4/2025).
Presiden menyebut bahwa tuduhan penggunaan ijazah palsu merupakan delik aduan, yang harus dilaporkan langsung oleh pihak yang dirugikan.
“Kan delik aduan kan, memang harus saya sendiri harus datang,” kata Jokowi di Polda Metro Jaya.
Jokowi juga menegaskan, ia ingin persoalan ini segera tuntas agar tidak terus menjadi bahan spekulasi publik.
“Kan dulu masih menjabat, tak pikir sudah selesai. Ternyata masih berlarut-larut jadi lebih baik sekali lagi biar menjadi jelas dan gamblang,” ujarnya.
(Bangkapos.com/Tribun Trends/Tribunnews)
| Sosok Wanita Ngaku Tante F Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Datang ke Sekolah Sambil Menangis |
|
|---|
| Lisa Mariana dan Pria Bertato Jadi Tersangka, Video Sengaja Direkam Beredar di Website Berbayar |
|
|---|
| Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta Sebabkan 20 Korban Terluka, Polisi Temukan Senjata Api Rakitan |
|
|---|
| Ingat Christian Namo Ayah Prada Lucky, Dilaporkan Langgar Kode Etik Usai Punya 2 Anak di Luar Nikah |
|
|---|
| Sosok Biodata Abraham Samad, Terlapor yang Lolos dari Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Eks Ketua KPK |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.