Profil Tokoh

Biodata Sjafrie Sjamsoeddin Menhan RI yang Kunker ke Babel, Disambut Hangat Gubernur Hidayat Arsani

Sjafrie Sjamsoeddin adalah Menhan RI merupakan lulusan Akabri 1974, yang merupakan teman satu angkatan Prabowo.

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
Foto: Biro Adpim Babel
Gubernur Babel, Hidayat Arsani saat menyambut langsung kedatangan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI, Agus Subiyanto beserta rombongan di Terminal VIP Bandara Depati Amir pada dini hari, Selasa (18/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Sjafrie Sjamsoeddinyang kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
  • Menhan Sjafrie datang bersama Panglima TNI, Agus Subiyanto dan rombongan.
  • Mereka tiba di Terminal VIP Bandara Depati Amir pada dini hari, Selasa (18/11/2025) disambut langsung oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani.

 

BANGKAPOS.COM -- Inilah profil biodata Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Sjafrie Sjamsoeddinyang kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Menhan Sjafrie datang bersama Panglima TNI, Agus Subiyanto dan rombongan.

Mereka tiba di Terminal VIP Bandara Depati Amir pada dini hari, Selasa (18/11/2025) disambut langsung oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani.

Baca juga: Berkunjung ke Bangka Belitung, Menhan RI dan Panglima TNI Disambut Gubernur Hidayat Arsani

Rombongan kemudian beristirahat sejenak di ruang VVIP Utama Bandara Depati Amir.

Tampak Gubernur Hidayat juga berbincang hangat bersama rombongan seraya menikmati berbagai penganan khas Bangka Belitung.

"Selamat datang di Negeri Serumpun Sebalai, Pak Menteri dan Pak Panglima. Kami merasa terhormat dan bangga dapat menyambut bapak berdua di provinsi kita. Kami berharap kunjungan ini dapat memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun pertahanan dan keamanan negara," ujar Gubernur Hidayat Arsani.

Agenda kunker Menhan

Seperti diketahui, kunjungan kerja Menhan RI dan Panglima TNI ke Kepulauan Bangka Belitung memiliki beberapa agenda penting, antara lain:

- Peninjauan Penerjunan: Menhan RI dan Panglima TNI akan meninjau penerjunan Kelompok Depan Operasi Lintas Udara (KDOL) Denmatra-Korpasgat dan Brigif 18/2/K.
- Kegiatan Penerjunan: Mereka juga akan meninjau kegiatan penerjunan SUL Wing Udara 3.1 dan penerjunan taktis Yonif 501/18/2/K.
- Peninjauan Penyergapan dan Penindakan: Peninjauan penyergapan dan penindakan KRI juga menjadi salah satu agenda penting dalam kunjungan ini.
- Peninjauan Kegiatan Perebutan Cepat Sasaran: Agenda terakhir adalah peninjauan kegiatan perebutan cepat sasaran Koopssus TNI.

Kunjungan kerja ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung pembangunan pertahanan serta menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. 

Dengan demikian, kehadiran Menhan RI dan Panglima TNI dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertahanan negara

Rekam Jejak Sjafrie Sjamsoeddin

Sjafrie Sjamsoeddin, yang kini resmi dilantik sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI
Sjafrie Sjamsoeddin, yang kini resmi dilantik sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI (IST)

Sjafrie Sjamsoeddin merupakan lulusan Akabri 1974, yang merupakan teman satu angkatan Prabowo.

Ia lahir di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 30 Oktober 1952.

Setelah lulus Akabri, ia melanjutkan pendidikannya di bidang bisnis dan meraih gelar MBA tahun 1993.

Karier militernya dimulai di lingkungan Baret Merah dengan jabatan sebagai Danton Grup I, Danki II Grup I, Pa Intel Grup I, Dan Satlak Pengawal Pribadi Presiden RI, Wadan Yon Grup I, Danyon I Grup I, Waasops Dan Kopassus (1975-1991).

Selain itu, ia pernah bertugas sebagai pengawal pribadi Presiden ke-2 Soeharto dalam setiap kunjungan ke luar negeri.

Sjafrie antara lain pernah menjadi pengawal pribadi Presiden Soeharto ketika melakukan kunjungan kerja ke Malaysia, Singapura, Filipina, Srilanka (1979), Amerika Serikat, Jepang (1980), AS, Jepang, Korea, Spanyol (1982), Malaysia, Singapura (1984), AS, Timur Tengah, Tunisia (1993), India (1994), Denmark, Bosnia, Kroasia, Jerman, CIS (1995).

Kariernya diawali sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup I Kopassus (1975-77), Komandan Kompi (Danki) II Grup I (1977-80), Perwira Intel Grup I (1980-81), Dan Satlak Walpri Pres (1978-84), Wadan Denpur 13 Grup I (1982-85), Wadan Denpur 12 Grup I (1986-89), Wadanyon I Grup I (1986-89), Danyon I Grup I (1989-91).

Setelah itu, sejak 1 September 1991, Sjafrie menjabat Wakil Asisten Operasi Komandan Kopassus sejak 2 Juni 1993 dan Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden.

Awal Maret 1995, Sjafrie menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 061 Suryakencana Bogor. Kurang dari satu tahun kemudian, 1 Februari 1996, Sjafrie menjadi Kepala Staf Garnisun (Kasgar) I Ibu Kota dengan pangkat brigadir jenderal.

Pada Agustus 1996, Sjafrie menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya. Saat itu, ia menggantikan posisi Mayjen Susilo Bambang Yudoyono.

Satu tahun kemudian, Sjafrie diangkat menjadi Panglima Kodam Jaya pada tahun 1997. Ia menggantikan posisi Mayjen TNI Sutiyoso setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.

 Sjafrie Sjamsoeddin Saat Ungkap Pentingnya Pembentukan Pasukan Komcad. Simak profil dan biodatanya. (Youtube TNI AD)
Sjafrie juga pernah menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Korsahli) TNI pada tahun 2001.

Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Pusat Penerangan (Puspen) TNI, menggantikan Marsekal Muda Graito Usodo pada tahun 2002.

Pada 2005, Sjafrie diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan. Namun, unjuk rasa puluhan korban pelanggaran hak asasi manusia mewarnai pelantikan Sjaffrie.

Mereka mempersoalkan diangkatnya Sjafrie yang diduga terkait dalam kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, seperti diberitakan Harian Kompas, 16 April 2005.

Pada 2010, Sjafrie dipercaya menduduki jabatan Wakil Menteri Pertahanan, mendampingi Purnomo Yusgiantoro yang menjadi Menhan saat itu.

Lalu, ia menjadi wakil ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee/Inasgoc pada 2018. 

Pada 2019, Sjafrie ditunjuk Prabowo, yang saat itu menjabat Menhan, menjadi penasihat khususnya.

Penunjukan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) ad interim menambah daftar panjang tugas strategis yang kini diembannya di pemerintahan.

Keputusan Presiden Prabowo Subianto itu secara langsung membuat Sjafrie memegang empat jabatan sekaligus, sebuah kondisi yang menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi, namun juga menyiratkan beban kerja yang tidak kecil.

Dari sudut pandang objektif, rangkap jabatan semacam ini dapat dipandang dari dua sisi.

Di satu sisi, latar belakang Sjafrie sebagai perwira senior dan kedekatannya dengan Presiden bisa dianggap jaminan stabilitas dalam menjalankan tugas koordinasi politik dan keamanan.

Hal ini penting mengingat posisi Menko Polkam kerap menjadi poros dalam pengambilan kebijakan strategis lintas sektor.

Namun, di sisi lain, publik berhak mempertanyakan efektivitas kinerja apabila seorang pejabat mengemban terlalu banyak peran sekaligus.

Apalagi, selain menjadi Menhan dan Menko Polkam ad interim, Sjafrie juga menjabat Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional serta Ketua Tim Pengarah Penertiban Kawasan Hutan. Masing-masing jabatan itu memiliki kompleksitas dan tantangan tersendiri.

Objektivitas pemberitaan perlu menekankan bahwa keputusan Presiden ini sah secara konstitusional dan administratif, sebagaimana tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 86/P Tahun 2025.

Akan tetapi, bagaimana implementasi di lapangan, sejauh mana efektivitas kebijakan dapat terwujud, serta apakah rangkap jabatan ini akan membawa manfaat atau justru menimbulkan beban, menjadi hal yang patut diawasi publik.

(Bangkapos.com/Surya.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved