Sosok Tinandrose Istri Fiki Naki Konten Kreator dan Penulis, Kisah Cinta yang Berujung Bahagia

Ringkasan Berita:

• Fiki Naki akhirnya resmi menikah dengan Tinandrose.
• Tinandrose, merupakan sosok Lembut yang juga seorang konten kreator dan penulis
• Pernikahan ini menjadi puncak perjalanan panjang sang kreator dari hidup penuh keterbatasan, viral di Ome TV, hingga menemukan cinta sejati yang menenangkan jiwanya.

BANGKAPOS.COM--Kabar bahagia datang dari dunia kreator konten Indonesia.

Fiki Naki, sosok yang selama ini dikenal lewat kemampuannya berbincang fasih dalam berbagai bahasa di Ome TV, resmi menikahi wanita bercadar bernama Tinandrose pada Senin, 24 November 2025. 

Pernikahan ini bukan hanya menyatukan dua insan, tetapi juga menjadi titik manis dari perjalanan hidup panjang yang penuh liku, perjuangan, dan doa yang perlahan menemukan jawabannya.

Momen akad nikah hingga resepsi dibagikan langsung melalui akun Instagram Fiki.

Dalam salah satu video yang diunggah, tampak jelas bagaimana ia larut dalam suasana haru.

Air mata mengalir ketika ia resmi menyandang status sebagai suami Tinandrose.

Di balik lantunan lagu “A Thousand Years” yang mengiringi video tersebut, terlihat Fiki sesekali mengusap wajahnya, mencoba menenangkan getaran emosi yang membuncah.

Bagi para penggemarnya, momen itu terasa begitu nyata. Bukan sekadar konten, tetapi potongan kisah hidup yang menyentuh, memperlihatkan sisi rapuh sekaligus tulus dari seorang pria yang selama ini dikenal ceria dan penuh humor di layar.

Tinandrose, Sosok Lembut Penuh Kedalaman

Tinandrose, atau yang memiliki nama asli Tina Agustin, dikenal sebagai penulis sekaligus kreator konten dengan gaya yang reflektif dan menenangkan.

Ia bukan tipe figur yang gemar menonjolkan diri, namun justru hadir lewat karya-karya yang mengajak pembacanya merenung dan berdamai dengan diri sendiri.

a banyak menerbitkan sejumlah buku bertema self developement, renungan dan perjalanan batin.

Salah satu karyanya yang paling banyak dibaca adalah Untuk Nama yang Tak Berani Kusebut dalam Doa, sebuah kumpulan refleksi personal yang menggambarkan dialog batin seseorang dengan dirinya sendiri.

Ia juga merilis buku lain berjudul Bagaimana Jika Tuhan Bilang Tidak, yang mengangkat pergulatan spiritual dan bagaimana manusia menghadapi kenyataan ketika doa-doanya tak selalu terjawab sesuai harapan.

Karakter tulisan Tinandrose yang kontemplatif membuatnya mudah diterima pembaca dari berbagai kalangan, terutama mereka yang mencari bacaan tentang perasaan, luka, dan proses pulih.