Siapa yang Bisa Membantu Muslim Rohingya di Myanmar?
Muslim Rohingya di Myanmar sering digambarkan sebagai orang-orang yang paling sering mengalami persekusi di dunia.
BANGKAPOS.COM - Muslim Rohingya di Myanmar sering digambarkan sebagai orang-orang yang paling sering mengalami persekusi di dunia.
Mereka ditolak di negara sendiri, tidak diterima oleh beberapa negara tetangga, miskin, tak punya kewarganegaraan, dan dipaksa meninggalkan Myanmar dalam beberapa dekade terakhir.
Baca: Lihat Kancing Kemeja Terbuka, Bocah Ini Lakukan Hal Tak Terduga
Sejak beberapa pekan lalu, lebih dari 10.000 orang-orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh setelah militer Myanmar melancarkan operasi militer di Rakhine, negara bagian di Myanmar barat yang selama ini menjadi 'rumah' bagi orang-orang Rohingya.
Mereka bertutur tentang kisah-kisah mengenaskan, mulai dari perkosaan, pembunuhan, dan pembakaran rumah-rumah, yang oleh pemerintah Myanmar dikatakan sebagai 'bohong' dan 'tak sesuai dengan kenyataan'.
Baca: 10 Hadiah Valentine Terburuk, dari Surat Cerai, Tisu Toilet Hingga Batu Bata
Para pegiat mengutuk lemahnya reaksi internasional.
Beberapa kalangan meyebut nasib Rohingya tak ubahnya seperti Srebenica Asia Tenggara, yang mengacu ke pembantaian lebih dari 8.000 Muslim Bosnia pada Juli 1995.
Orang-orang Bosnia tersebut mestinya dilindungi oleh PBB namun pembunuhan terjadi juga, yang belakangan dianggap sebagai noda hitam dalam catatan hak asasi manusia di Eropa.
Baca: Meme Kocak Sekaligus Bikin Baper Hari Valentine, Cokelat dan Mawar Kalah Romantis dengan Ini
Apa yang terjadi saat ini?
Tun Khin, pegiat Rohingya di Inggris mengatakan bahwa orang-orang Rohingya menjadi korban 'kejahatan massal' yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar.
Operasi keamanan digelar setelah serangan oleh kelompok militan terhadap pos polisi di dekat Maungdaw pada awal Oktober menewaskan sembilan anggota polisi.
Tapi orang-orang Rohingya mengatakan aparat menjadikan semua komunitas Rohingya sebagai sasaran, tanpa pandang bulu.
Baca: Azriel Ngamuk, Ashanty Malah Tuai Pujian dari Netizen, Kok Bisa ?
BBC tak bisa mendatangi kawasan tersebut untuk memverifikasi klaim, sementara pemerintah Myanmar secara tegas membantah telah terjadi penindasan besar-besaran terhadap komunitas Rohingya.
